JAKARTA, KOMPAS — Anggota Jamaah Tablig asal Indonesia yang tengah berada di kota Marawi, Filipina, disebut-sebut masih dalam kondisi aman. Anggota Jamaah Tablig yang diperkirakan berjumlah 11 orang itu terjebak di tengah konflik antara militer Filipina dan milisi Maute yang berafiliasi dengan Negara Islam di Irak dan Suriah yang menyerbu Marawi sejak lebih dari sepekan silam.
Mantan dosen Mindanao University, Marawi, Suhardi, yang baru setahun pulang ke Indonesia dan dihubungi pada Senin (28/5) mengatakan, anggota Jamaah Tablig asal Indonesia yang sedang berada di Marawi dalam keadaan aman.
”Mereka melakukan dakwah keliling dan kebetulan berada di Marawi. Keadaan mereka aman dan menumpang di masjid-masjid yang ada di sekitar Marawi City dan Provinsi Lanao del Sur,” ujar Suhardi yang pernah mengajar di Mindanao University tahun 1997 dan tahun 2009-2011, lalu bermukim di Davao.
Menurut dia, hingga tahun 2014, mahasiswa Indonesia di Mindanao University sekitar 20 orang setiap tahun. Kampus Mindanao University berada di barat Marawi City, tempat pertempuran berkecamuk sejak Selasa pekan lalu. Jarak tempuh perjalanan darat dari Davao City ke Marawi via Cagayan de Oro City sekitar 8 jam. Jika melalui Cotabato City, Davao-Marawi dapat ditempuh dalam waktu 5,5 jam.
Marawi terletak di sekitar Danau Lanao adalah wilayah hutan dan perbukitan. Salah satu faksi militan yang tidak mau berunding dengan pemerintah Manila di dekat situ adalah BIFF yang merupakan sempalan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) pimpinan Haji Murad Ebrahim, yang sedang mengadakan perundingan damai dengan Presiden Rodrigo Duterte.
Suhardi mengatakan, keadaan akan semakin rawan kalau Maute bergabung dengan BIFF. Titik kekuatan militer Filipina terdapat di Pagadian City dan Zamboanga City.
Adapun kelompok Abu Jihad yang bergabung dengan salah satu faksi Abu Sayyaf di Pulau Sulu diketahui belum berada di Marawi City. Kelompok ini pernah berhubungan dengan Alhabsyi Misaya yang menyandera pelaut Indonesia. Alhabsyi Misaya tewas dengan luka tembak, di pedalaman Sulu dekat Indanan, Maret 2017.