Jamna, Dapur Politik Kubu Konservatif
Kubu konservatif di Iran berusaha secara maksimal dan melalui segala cara untuk menumbangkan calon presiden petahana dari kubu reformis-moderat, Hassan Rouhani, pada pemilu presiden Iran, Jumat (19/5). Senin lalu, misalnya, kubu konservatif menarik satu capres kuat mereka, Mohammad Baqer Qalibaf yang kini menjabat Wali Kota Teheran, dari arena pertarungan pemilu presiden.
Manuver kubu konservatif yang secara mengejutkan menarik Qalibaf dari arena pertarungan pilpres itu bertujuan agar suara kubu konservatif lebih bersatu berada di belakang capres kubu konservatif lainnya, Ebrahim Raisi, dalam menghadapi capres Rouhani. Manuver itu sehari berselang direspons kubu reformis dengan menarik Eshaq Jahangiri, wakil presiden pertama Iran, dari pencalonan guna memperkuat dukungan kepada Rouhani.
Manuver kubu konservatif tersebut tidak terjadi begitu saja. Akan tetapi, ada dapur politik yang merancang manuver itu. Adalah Front Rakyat untuk Kekuatan Revolusi (Jamna) yang menjadi dapur politik kubu konservatif dalam menghadapi pilpres Iran tahun 2017.
Jamna itulah yang menyeleksi capres serta menyusun program kampanye dan taktik menumbangkan capres petahana, Rouhani. Jamna baru dibentuk pada bulan Desember 2016. Komite pusat Jamna beranggotakan 30 tokoh kubu konservatif, di antaranya dua mantan Komandan Garda Revolusi, Mohsen Rezaee dan Mohammad Baqid Dzul Qadr.
Tujuan pembentukan Jamna adalah untuk menyatukan kekuatan kubu konservatif dan menyusun program pemerintah yang bermisi radikal. Jamna juga dirancang menjadi konsultan politik presiden dari kubu konservatif dalam menyusun kebijakan pemerintah nanti.
Jamna merancang tema kampanye semua capres dari kubu konservatif dengan mengusung isu memerangi korupsi. Isu korupsi dianggap titik lemah pemerintahan Rouhani setelah membuka hubungan cukup luas dengan Barat, baik ekonomi maupun politik, setelah kesepakatan nuklir bulan Juli 2015. Karena itu, semua capres kubu konservatif, seperti Raisi dan Qalibaf, dalam setiap kampanye sangat kencang bersuara memerangi korupsi di Iran.
Jamna dalam upaya menarik simpati Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei mengadopsi konsep ekonomi perlawanan yang sering dikumandangkan pemimpin spiritual Iran itu. Konsep ekonomi perlawanan adalah mengembangkan sistem ekonomi independen yang bukan hanya tidak harus tunduk pada kepentingan kapitalisme Barat, melainkan juga untuk melawan Barat.
Serang Rouhani
Dalam isu kampanyenya, misalnya, Raisi sepakat untuk berpegang pada kesepakatan nuklir Iran dengan Barat. Namun, ia mengkritik Rouhani yang terlalu percaya kepada Barat. Ia juga menyerang pemerintahan Rouhani atas lemahnya posisi mereka selama negosiasi dan kegagalan membawa pulang aset dana Iran ke dalam negeri setelah kesepakatan nuklir.
"Kita seharusnya tidak memperlihatkan satu kelemahan pun di hadapan musuh," kata Raisi (56) dalam debat di televisi, beberapa hari lalu.
Jamna pula yang menyeleksi capres dari kubu konservatif. Pada 23 Februari lalu, Jamna menggelar konvensi untuk menjaring capres. Konvensi tersebut diikuti 3.000 tokoh dari 25 partai. Dalam konvensi itu terjaring 21 bakal capres.
Pada 6 April, Jamna menggelar konvensi kedua untuk memilih lima dari 21 nama bakal capres yang terjaring dalam konvensi pertama. Namun, dari lima nama yang diajukan Jamna, dua nama ditolak Dewan Penjaga Konstitusi. Dengan demikian, ada tiga capres dari kubu konservatif yang siap bertarung menghadapi kubu reformis- moderat, yaitu Ebrahim Raisi, Mohammad Baqer Qalibaf yang menjabat Wali Kota Teheran, dan Mostafa Mirsalim yang juga mantan menteri kebudayaan.
Kini, capres dari kubu konservatif tinggal dua orang setelah Jamna menarik Qalibaf dari bursa calon, Senin lalu. Tidak tertutup kemungkinan Jamna pada menit-menit terakhir nanti menarik Mirsalim dari bursa capres. Mirsalim adalah capres kubu konservatif yang paling lemah. Basis suaranya dianggap tidak berpengaruh banyak terhadap kekuatan basis suara Raisi.
Dalam beberapa jam mendatang, masih ada kemungkinan kejutan lain setelah mundurnya Qalibaf dari bursa capres pada Senin lalu. Itulah gambaran dapur politik kubu konservatif dalam menghadapi pilpres Iran tahun 2017.
(Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir)