Taji Kapak Petarung
Kapak sang petarung telah terhunus. Dari lambung dua kapal perusak-USS Ross dan USS Porter-yang tengah berada di Laut Tengah, Kamis (6/4) dini hari, 59 rudal jelajah Tomahawk ditembakkan. Sasarannya adalah Pangkalan Udara Shayrat yang berada di Provinsi Homs, Suriah tengah. Hasilnya, sejumlah hanggar dan pesawat milik Angkatan Udara Suriah hancur, landasan pacu pun rusak. Serangan itu menyebabkan enam tentara tewas.Menurut catatan The Washington Post, Tomahawk telah mengambil peran penting dalam misi militer Amerika Serikat sejak Perang Teluk meletus tahun 1991. Mulai dikembangkan oleh McDonald Douglas pada era tahun 1970-an, rudal yang mengambil nama kapak perang suku Apache-salah satu kelompok suku Indian-mampu menjawab kebutuhan militer AS tentang operasi berskala tinggi, presisi, dengan sesedikit mungkin korban jiwa, sekaligus menjamin keamanan personel, dan memiliki efek gentar.Selain dapat ditembakkan dari kapal permukaan, Tomahawk juga dapat diluncurkan dari kapal selam, pesawat tempur, dan kendaraan peluncur. Menurut laman resmi Raytheon, rudal itu memiliki daya jelajah hingga lebih dari 1.600 kilometer, dipandu satelit, dan memiliki kemampuan meluncur mengikuti kontur permukaan bumi. Tomahawk Blok IV yang dikembangkan Raytheon memiliki pemandu GPS aktif. Ia mampu diprogram ulang saat menuju target sehingga sasaran-sasaran alternatif pun dapat dihancurkan setelah rudal ditembakkan.Kemampuan itu membuat Tomahawk sulit diendus oleh radar musuh. Tidak heran jika saat 59 rudal itu diluncurkan dari Laut Tengah, tak ada kabar sistem anti serangan udara milik Rusia, seperti S-300 dan S-400, yang ditempatkan di Tartus bisa mengantisipasinya. (JOS)