MOSUL, JUMAT — Saat warga Mosul barat berbenah dan membersihkan kota mereka dari puing-puing kota akibat perang, warga di Mosul timur masih harus bergulat dengan ketakutan. Pertempuran antara pasukan Irak dan anggota kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) membuat warga terjebak di tengah pertempuran.
Ketika lapak-lapak pedagang sayur dan buah mulai dibuka kembali di lorong-lorong Mosul barat, ratusan ribu warga Mosul timur justru harus berlindung di balik tembok-tembok rumah mereka. Sejak pasukan Pemerintah Irak memulai serangan besar di wilayah barat Mosul dan memicu pertempuran sengit dengan NIIS, kerusakan fisik kota semakin parah dan korban di pihak warga sipil terus meningkat.
Komisi Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR), Kamis (23/3), di Geneva, Swiss, mengatakan, sekitar 400.000 warga sipil Irak terjebak di Kota Tua. Mereka yang terperangkap ada dalam kondisi mengkhawatirkan. Anggota staf UNHCR, Bruno Geddo, mengatakan, mereka putus asa dan kekurangan makanan.
Listrik dan bahan bakar pun tidak ada. Untuk menghalau hawa dingin—terutama pada malam hari—warga membakar perabotan kayu, pakaian tua, atau apa saja yang dapat dibakar. Geddo mengatakan, hanya sedikit bahan makanan tersisa. Umumnya warga hanya makan sekali sehari. Buruknya kondisi membuat sebagian warga Mosul timur melarikan diri ke wilayah barat.
Mereka yang terpaksa tinggal harus menghadapi kelaparan dan bahaya kematian. Banyak anak- anak, kata dokter dan relawan dari kelompok Dokter Lintas Batas (MSF), mengalami gizi buruk. Dalam pernyataan pers yang dikirim lembaga itu, Jumat (24/3), disebutkan, sejak awal Maret tim MSF telah menangani anak-anak dengan gizi buruk parah.
Warga Mosul barat yang ditemui MSF menyatakan tidak ada susu yang tersisa, air bersih dan makanan juga sangat kurang. Kondisi ini diperkirakan memburuk karena jalur pasokan barang telah terputus. MSF telah mendirikan pusat pemberian makanan terapeutik di Rumah Sakit Qayyarah. ”Pengobatan malnutrisi merupakan kebutuhan darurat saat ini yang harus segera diberikan dan para pengungsi dari Mosul harus mendapatkan bantuan pangan setibanya di sini,” kata Direktur Operasional MSF Isabelle Defourny.
Selain itu, dalam dua bulan terakhir, tim MSF di dalam kota Mosul dan di sekitarnya telah menangani lebih dari 1.800 pasien yang membutuhkan layanan darurat. Setidaknya 1.500 pasien membutuhkan perawatan karena cedera akibat perang.
Terus terdesak
Sejak serangan besar-besaran tentara Pemerintah Irak atas posisi NIIS di Mosul, membuat anggota kelompok militan itu kian terpojok. Saat ini, pasukan pemerintah berhasil mendekati Masjid al-Nuri yang berada di jantung Mosul timur. NIIS yang telah kehilangan banyak wilayah di Irak dan Suriah juga telah kehilangan sebagian besar kendali atas Mosul yang merupakan benteng terakhir mereka.
Saat ini, pasukan pemerintah tengah menyusun kembali kekuatan mereka dengan memanfaatkan kondisi cuaca yang tengah memburuk. Seorang perwira polisi mengatakan, pasukan-pasukan baru telah bergerak kembali menuju Kota Tua dan mereka bersiap-siap merebut masjid itu dari tangan NIIS. (AFP/Reuters/JOS)