Paris Siaga Pasca Upaya Serangan di Louvre
PARIS, JUMAT — Seorang tentara Perancis yang sedang berjaga-jaga di Museum Louvre, Paris, Perancis, Jumat (3/2), menembak seorang pria bersenjatakan parang dan membawa tas ransel, yang akan menyerang petugas keamanan. Ratusan wisatawan di museum itu dievakuasi oleh petugas ke area yang aman. Pria itu ditembak hingga lima kali sekitar pukul 10.00 waktu setempat di area publik dekat pintu masuk museum. Perdana Menteri Perancis Bernard Cazeneuve menyebut serangan itu sebagai "aksi teroris". Seorang tentara yang cedera dalam insiden itu segera dilarikan ke rumah sakit, sementara pria penyerang mengalami luka serius dan masih hidup. Dua ransel yang dibawa penyerang diperiksa petugas penjinak bom di lokasi insiden. Dari pemeriksaan, tidak ditemukan bahan peledak di dalam ransel itu. Insiden di Museum Louvre itu kembali memicu kegelisahan warga Perancis yang belum pulih dari trauma akibat serangkaian serangan teror dua tahun lalu. Sejak November 2015, Pemerintah Perancis mengeluarkan status darurat. Ribuan tentara siagaRibuan tentara segera diterjunkan untuk menjaga ibu kota Perancis. Sekelompok tentara dengan senapan otomatis mengawasi secara reguler di dalam Museum Louvre dan sekitar taman museum yang dipenuhi dengan patung. "Ini peristiwa yang menyedihkan dan mengejutkan. Jangan biarkan mereka menang, ini benar-benar mengerikan," kata wisatawan asal Inggris, Gillian Simm, yang mengunjungi Paris bersama anak perempuannya. Museum yang bekas istana kerajaan tersebut merupakan tempat dipajangnya lukisan Mona Lisa dan karya-karya seni terkenal lainnya. Tak hanya itu, area di sekitar museum adalah area perbelanjaan dan sejumlah ruang untuk pameran. Penyerang tersebut ditembak di area pusat perbelanjaan yang mengarah ke museum. "Orang-orang yang berada di dalam museum, ada sekitar 250 orang, dicegah agar mengambil jarak dan diamankan," kata Kepala Polisi Paris Michel Cadot. Sementara itu, pria kedua yang berperilaku "mencurigakan" juga telah ditangkap. Perancis mengalami serangkaian serangan dalam beberapa tahun terakhir, dimulai Januari 2015 saat sejumlah pria bersenjata menembak mati beberapa wartawan di kantor majalah Charlie Hebdo di Paris sebagai aksi balas dendam atas publikasi kartun Nabi Muhammad di majalah tersebut. Serangan lainnya berlangsung di sebuah supermarket Yahudi. Serangan yang berlangsung selama tiga hari itu menewaskan 17 orang. Sekitar 10 bulan kemudian, sejumlah pria bersenjata dan pelaku bom bunuh diri dari kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) menyerang bar, restoran, gedung konser, dan stadion nasional di Paris pada 13 November 2015 yang menewaskan 130 orang.Pada Juli 2016, seorang warga Tunisia menabrakkan truk di kerumunan massa yang sedang merayakan Hari Bastille di Kota Nice, Perancis selatan, menewaskan 86 orang. (AFP/AP/LOK)