Kilas Luar Negeri
Duterte Tabuh Genderang Perang ke Komunis Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Jumat (3/2), menyatakan mencabut gencatan senjata dengan pemberontak kelompok komunis. Genderang perang yang ditabuh itu mengakhiri proses perdamaian yang dicanangkan Duterte tahun lalu. Pencabutan gencatan senjata dilakukan menyusul tewasnya enam tentara Filipina. "Karena saya kehilangan banyak tentara dalam waktu 48 jam, saya pikir melanjutkan gencatan senjata tidak akan menghasilkan apa-apa," tutur Duterte. "Saya sebenarnya tidak ingin melakukan pilihan ini. Namun, jika memang hal ini (perang) yang diinginkan mereka, tidak ada pilihan lagi. Mari bertempur. Sampai 50 tahun juga saya hadapi." Konflik Pemerintah Filipina dengan kelompok komunis terjadi sejak 1968. Konflik tersebut telah menelan korban jiwa sebanyak 30.000 orang. (AFP/BEN)Korban Terus Bertambah di Ukraina TimurPertempuran antara pasukan Ukraina dan pemberontak dukungan Rusia masih berkecamuk di Ukraina timur, menewaskan enam orang tambahan, Jumat (3/2). Laporan terakhir menyebutkan, korban tewas dari kedua belah pihak akibat pertempuran sejak hari Minggu lalu kini 32 orang. Pasukan Ukraina dan pemberontak saling menembakkan mortir di dekat kota Avdiivka. Tentara Ukraina mengatakan, korban terakhir adalah seorang perempuan dan pekerja gawat darurat di Avdiivka. Ukraina juga kehilangan tiga tentara dalam pertempuran lain. Pemberontak menuding, tembakan artileri tentara Ukraina menewaskan dua warga sipil di Donetsk. Di Moskwa, Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh militer Ukraina melanggar Konvensi Geneva karena menggunakan warga sipil di Ukraina timur sebagai tameng. (AP/AFP/REUTERS/BEN/SAM)