Presiden Filipina terpilih, Ferdinand Marcos Jr, berniat mengaktifkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bataan untuk memenuhi kebutuhan listrik Filipina. Pembangkit itu dibangun Presiden Ferdinand Marcos pada 1980-an.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·3 menit baca
TED ALJIBE
Foto yang diambil per 5 April 2022 ini menunjukkan salah satu sisi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bataan di Kota Morong di Provinsi Bataan, Filipina. Instalasi yang dibangun pada era Presiden Ferdinand Marcos dan belum pernah beroperasi itu rencananya akan diaktifkan lagi oleh presiden terpilih Ferdinand Marcon Jr. (Photo by Ted ALJIBE / AFP) / TO GO WITH Philippines-politics-nuclear-energy,FOCUS by Allison Jackson
MANILA, KOMPAS - Presiden terpilih Filipina Ferdinand ”Bongbong” Marcos Jr mengisyaratkan tekadnya untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir. Ia segera menindaklanjuti salah satu janji kampanye ini dengan bertemu Duta Besar Korea Selatan untuk Filipina, Kim Inchul, di Manila, Senin (23/5/2022).
Pertemuan tersebut membahas kemungkinan mengoperasikan kembali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bataan yang pernah diinisasi Presiden Ferdinand Marcos, ayah Marcos Jr, pada 1980-an. Nilai proyeknya mencapai 2,2 miliar dollar AS.
”Bisakah kita melanjutkan dengan yang ada sekarang atau kita butuh membangun satu lagi pembangkit baru. Apa saja yang harus kita lakukan? Jadi kami menghidupkan kembali diskusi soal itu (PLTN) meskipun mereka (Korea Selatan) sudah datang sebelumnya. Kami sekarang akan mempelajari rekomendasi dan temuan mereka. Dan kami akan melihat apakah kami masih bisa mengajukan permohonan,” kata Marcos Jr.
Presiden Ferdinand Marcos menginisiasi pembangunan PLTN berkapasitas 620 megawatt pada 1973. Langkah ini sebagai respons atas krisis minyak menyusul embargo yang diterapkan Timur Tengah terhadap Filipina saat itu. Namun dalam pembangunannya, proyek itu diliputi berbagai masalah, mulai teknis hingga korupsi. Akhirnya, proyek itu dibiarkan mangkrak selepas Marcos lengser menyusul people power pada 1986.
(BBM MEDIA BUREAU VIA AP)
Dalam foto yang dirilis Biro Media Bongbong Marcos (BBM) , Presiden terpilih Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr (kanan) bertemu dengan Duta Besar Korea Selatan Kim Inchul di Mandaluyong, Filipina, Senin (23/5/2022). Keduanya membahas tentang kemungkinan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir di Provinsi Bataan yang sudah lama mangkrak. (BBM Media Bureau via AP)
Pembangkit itu berlokasi di Provinsi Bataan, sekitar 100 kilometer di sebelah barat Kota Manila. Lokasinya di sekitar gunung berapi dan beberapa kali dilanda gempa bumi. Pada awal tahun ini, Presiden Rodrigo Duterte mengeluarkan instruksi untuk menjadikan nuklir bagian dalam rencana energi bauran Filipina.
Kebutuhan membangun PLTN merupakan salah satu isu dalam janji kampanye Marcos Jr saat mengajukan diri sebagai kandidat pada Pemilihan Umum Presiden Filipina 2022. Gagasan itu bertujuan untuk mengatasi mahalnya biaya listrik di Filipina.
”Jika ingin melakukan industrialisasi pascapandemi, kita akan melakukannya dengan cepat. Oleh karena itu, sektor energi harus siap. Membangun satu pembangkit baru dari nol butuh tiga sampai tujuh tahun,” katanya.
Sekretaris Energi Filipina, Alfonso Cusi, dalam dengar pendapat dengan senat pada 2020, mengatakan, kajian dari ahli Korea Selatan dan Rusia menunjukkan bahwa PLTN Bataan mungkin untuk dioperasikan lagi. Namun, meningkatkan fasilitas yang sudah tua dengan teknologi analog yang ketinggalan zaman bisa memakan waktu setidaknya empat tahun dan menelan biaya 1 miliar dollar AS lagi. Ada pula pertanyaan tentang desain dan lokasinya.
TED ALJIBE
Seorang petugas mengecek tombol-tombol pada ruang kontrol di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bataan di Kota Morong di Provinsi Bataan, Filipina. (Photo by Ted ALJIBE / AFP) / TO GO WITH Philippines-politics-nuclear-energy,FOCUS by Allison Jackson
Masyarakat Filipina sampai hari ini masih mengalami pemadaman listrik. Sebab, lebih dari setengah pembangkit listrik secara nasional di negara itu berbahan baku batubara yang diimpor. Jika stok batubara tak cukup karena kiriman belum datang, pemadaman listrik terpaksa dilakukan.
Pendukung PLTN mengatakan, teknologi itu menawarkan pilihan yang lebih bersih ketimbang batubara. PLTN juga bisa membantu memenuhi permintaan masyarakat yang terus berkembang.
Namun, kritikus berpendapat, sumber energi terbarukan, seperti angin dan matahari, lebih murah. Energi terbarukan juga lebih aman untuk diproduksi di Filipina yang sering dilanda gempa bumi, topan, dan letusan gunung berapi.
Marcos Jr memenangi pemilu Filipina pada 9 Mei. Ia akan dilantik sebagai Presiden Filipina periode 2022-2028 pada 6 Juni. Setelah 36 tahun, dinasti Marcos yang dilengserkan rakyat pada 1986 pun kembali berkuasa. (AFP/LAS)