Sekolah agar Didampingi dalam Pencegahan Hepatitis Akut Anak
Penyakit hepatitis akut misterius pada anak agar dicegah sejak dini. Sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka membutuhkan arahan dalam upaya pencegahan penularan penyakit itu.
JAKARTA, KOMPAS — Meski jumlah kasus dugaan hepatitis akut misterius pada anak terus bertambah, sekolah belum memiliki petunjuk untuk mencegah penularan penyakit itu. Ada potensi penularan di sekolah yang perlu diantisipasi karena pembelajaran tatap muka menimbulkan interaksi fisik anak.
Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri di Jakarta, Rabu (11/5/2022), mengatakan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Kementerian Agama; serta pemerintah daerah perlu mengeluarkan surat edaran kepada sekolah, guru, siswa, dan orangtua untuk waspada terhadap hepatitis akut anak serta pandemi Covid-19.
”Agar warga sekolah memiliki pemahaman yang baik, khususnya terkait kasus hepatitis misterius anak. Apa saja indikasi gejala, faktor penyebab, langkah pencegahan, serta kiat hidup bersih demi menjaga anak tak tertular,” ujarnya.
Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim meminta agar pengawasan dan evaluasi ketaatan protokol kesehatan di sekolah, termasuk pelaksanaan prinsip adaptasi kebiasaan baru, tetap dilakukan secara ketat.
Upaya pencegahan dilakukan sesuai prosedur penyakit hepatitis pada umumnya.
Menurut Satriwan, langkah-langkah pencegahan penularan dan disiplin protokol kesehatan di sekolah penting dan strategis untuk menurunkan angka sebaran Covid-19 dan pencegahan penularan hepatitis akut misterius pada anak.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/5/2022), menyampaikan, koordinasi sedang dilakukan dengan pemerintah pusat terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka. ”Kami masih mempelajari apakah akan kembali ke online. Kami akan lihat meski kasus ini menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) sudah menjadi kejadian luar biasa. Jakarta menunggu kebijakan pemerintah pusat,” tuturnya.
Terkait pencegahan penularan hepatitis anak di sekolah, Kemendikbudristek menunggu respons Kementerian Kesehatan (Kompas, 10/5/2022).
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan, pedoman pencegahan hepatitis akut misterius pada anak, termasuk di lingkungan sekolah, tak diperlukan. Upaya pencegahan dilakukan sesuai prosedur penyakit hepatitis pada umumnya.
”Saat ini yang ditingkatkan adalah upaya surveilans dan deteksi dini dari masyarakat dalam mengenali gejala dan tanda dari penyakit ini,” ujarnya.
Hidup bersih
Hal serupa disampaikan Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia Piprim Basarah Yanuarso. Menurut dia, upaya pencegahan yang perlu dilakukan ialah memastikan prinsip hidup bersih sehat (PHBS) diterapkan masyarakat, termasuk saat di sekolah.
Kementerian Kesehatan mencatat 15 kasus suspek hepatitis akut misterius yang penyebabnya belum diketahui, dengan lima kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Investigasi masih dilakukan untuk memastikan status dari kasus yang dilaporkan tersebut.
Nadia mengatakan, dari lima kasus kematian yang dilaporkan dengan dugaan hepatitis akut misterius itu, tiga kasus dilaporkan dari DKI Jakarta, satu dari Tulungagung, Jawa Timur, dan satu kasus dari Solok, Sumatera Barat. Sementara kasus lainnya belum tercatat sebagai kasus kematian dengan dugaan penyakit hepatitis akut misterius karena masih dalam proses verifikasi.