Tiga Anak dengan Dugaan Hepatitis Akut Meninggal di Indonesia
Tiga anak yang sebelumnya dirawat dengan dugaan hepatitis akut dengan penyebab yang belum diketahui meninggal dunia. Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan akan risiko penularan penyakit ini.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kewaspadaan terhadap kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya perlu ditingkatkan. Pasalnya, tiga anak yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo meninggal dunia dengan dugaan tertular penyakit tersebut.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tiga anak dengan dugaan kasus hepatitis yang belum diketahui penyebabnya tersebut meninggal dalam kurun waktu berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga tanggal 31 April 2022. Ketiganya merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
”Saat ini, Kementerian Kesehatan sedang menginvestigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut,” katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (1/5/2022).
Nadia yang juga Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan menambahkan, masyarakat diharapkan berhati-hati dengan adanya penularan penyakit tersebut. Tindakan pencegahan harus terus diutamakan, yakni mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memastikan makan dalam kondisi bersih dan matang, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit, serta selalu melaksanakan protokol kesehatan dengan baik.
Ia pun mengingatkan orangtua waspada apabila anaknya mengalami gejala hepatitis akut. Adapun gejala yang ditemukan pada pasien dengan penyakit tersebut, antara lain, mual, muntah, diare berat, demam, kulit menjadi kekuningan, kejang, dan kesadaran menurun.
Selain itu, orangtua mesti segera membawa anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila anak menunjukkan buang air kecil yang berwarna seperti coklat tua seperti teh dan buang air besar berwarna pucat.
Kementerian Kesehatan sedang menginvestigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.
Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya kejadian luar biasa hepatitis akut yang penyebabnya belum diketahui ini, jumlah kasus yang dilaporkan terus bertambah. Tercatat setidaknya 170 kasus ditemukan di 12 negara, yakni Inggris, Amerika Serikat, Israel, Denmark, Irlandia, Belanda, Spanyol, Italia, Norwegia, Perancis, Romania, dan Belgia.
Adapun WHO pertama kali menerima laporan kasus ini pada 5 April 2022 di kawasan Inggris Raya. Terdapat 10 kasus yang dilaporkan dengan hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology). Kasus penyakit ini ditemukan pada anak-anak berusia 11 bulan sampai 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Penyebab penyakit tersebut sampai kini belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium yang sudah dilakukan di luar negeri menunjukkan tidak ada keterkaitan antara hepatitis akut ini dengan virus penyebab hepatitis tipe A, B, C, D, maupun E.
Kasus yang ditemukan terjadi pada anak usia 1 bulan sampai 16 tahun. Sebanyak 17 anak di antaranya memerlukan transplantasi hati. Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi dengan hepatitis akut ini, antara lain, adanya peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (penyakit kuning) akut, dan gejala gastrointestinal, seperti nyeri abdomen, diare, dan muntah. Namun, sebagian besar kasus tidak mengalami demam.
Selain itu, dari pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di luar negeri menemukan ada keterkaitan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di sejumlah negara ini dengan virus adenovirus 41.
Dugaan adenovirus 41 sebagai penyebab hepatitis akut ini dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat setelah dilakukan penyelidikan di Alabama (Kompas.id, 30/4/2022).
Dalam laporan yang dipublikasikan dalam Morbidity and Mortality Weekly Report pada 29 April 2022 disebutkan, sembilan anak dari Alabama yang terkena hepatitis atau radang hati misterius ini semuanya dinyatakan positif patogen umum yang disebut adenovirus 41. Adenovirus 41 diketahui menyebabkan gastroenteritis pada anak-anak, tetapi belum pernah diketahui sebagai penyebab hepatitis akut.
Kewaspadaan
Nadia menyampaikan, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan surat edaran terkait dengan peningkatan kewaspadaan akan penyakit tersebut. Hal itu disampaikan melalui Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) yang diterbitkan pada 27 April 2022.
”Kemenkes meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, kantor kesehatan pelabuhan, laboratorium kesehatan masyarakat dan rumah sakit untuk, antara lain, memantau dan melaporkan kasus sindrom penyakit kuning akut di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR),” katanya.
Adapun gejala dari sindrom penyakit kuning tersebut ditandai dengan kulit dan sklera (selaput putih pada bola mata bertekstur keras) yang berubah menjadi berwarna kuning dan urine berwarna gelap. Gejala ini biasanya timbul secara mendadak. Pihak terkait diharapkan bisa lebih masif menyampaikan informasi kepada masyarakat untuk segera datang ke fasilitas kesehatan apabila mengalami sindrom penyakit kuning.
”Tentunya kami memperkuat surveilans melalui lintas program dan lintas sektor, agar dapat segera dilakukan tindakan apabila ditemukan kasus sindrom jaundis akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis,” kata Nadia.