Dua Bibit Siklon Tropis Picu Kenaikan Intensitas Hujan
Kemunculan dua bibit siklon tropis di Laut Banda dan Samudra Hindia sebelah selatan Bengkulu memicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua bibit siklon tropis muncul di perairan Indonesia, yaitu 98 S di Samudra Hindia dan 99 S di Laut Banda. Kedua pusaran angin ini menyebabkan peningkatan intensitas hujan dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia.
Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto, Jumat (22/4/2022), mengatakan, bibit siklon tropis 98 S berada di Samudra Hindia sebelah selatan Bengkulu, tepatnya di 10,2 Lintang Selatan (LS) dan 102,7 Bujur Timur (BT).
”
Kecepatan angin maksimum sekitar 15 knots (28 km per jam) dan tekanan udara minimum di pusatnya sekitar 1008.4 hPa,
”
katanya.
Sistem pusaran ini bergerak ke arah barat-barat daya, sedangkan potensinya untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan masih dalam kategori rendah.
Guswanto mengatakan, keberadaan bibit siklon ini akan menyebabkan peningkatan intensitas hujan sedang hingga lebat serta angin kencang. Beberapa wilayah yang berpotensi terdampak, di antaranya, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Terkait potensi cuaca ekstrem tersebut, masyarakat diimbau untuk menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak.
Selain itu, gelombang dengan tinggi 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di perairan Bengkulu dan Pulau Enggano, barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa hingga Sumba, Selat Bali hingga Sape bagian selatan, dan Laut Sawu. Gelombang berketinggian 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
Sementara itu, menurut Guswanto, bibit siklon 99 S berada di Laut Banda, tepatnya di 6,3 LS dan 127,1 BT dengan kecepatan angin maksimum sekitar 20 knots (37 km per jam) dan tekanan udara minimum di pusatnya sekitar 1009.8 hPa.
Bibit siklion cenderung tidak begerak dari posisinya, tetapi potensinya untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan masih dalam kategori rendah. Bibit siklon ini berpotensi meningkatkan hujan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai angin kencang di Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Di samping itu, pusaran angin ini juga memicu gelombang berketinggian 1,25-2,5 meter di Laut Banda.
”Terkait potensi cuaca ekstrem tersebut, masyarakat diimbau untuk menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak,” katanya.
Guswanto juga meminta masyarakat menghindari daerah rentan bencana, seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, dan tepi pantai.
”Stakeholder kebencanaan untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait lainnya,” ujarnya.
Peralihan musim
Peneliti iklim BMKG Siswanto mengatakan, saat ini, sebagian wilayah Indonesia seharusnya sudah memasuki musim kemarau.
”
Kalau dari prediksi awal musim kemarau, Jawa Barat bagian utara, termasuk DKI Jakarta, pada dasarian 1 dan 2 April sudah masuk awal kemarau. Sementara bagian selatan di wilayah Jawa Barat dan Banten sebagian besar masuk awal kemarau pada Mei dan Juni,
”
ujarnya.
Meski demikian, saat ini terjadi gangguang atmosfer skala submusiman berupa pusaran angin sehingga meningkatkan intensitas hujan.
”
Situasi ini diperkirakan hanya beberapa hari ini,
”
katanya.
Sesuaiprakiraan BMKG sebelumnya, awal musim kemarau 2022 di sebagian besar daerah Indonesia, yaitu 163 zona musim atau 47,7 persen, akan mundur dari rata-rata selama 30 tahun terakhir. Sebanyak 90 zona musim atau 26,3 persen normal, sedangkan sebanyak 89 zona musim atau 26 persen maju.