Bahaya Memberikan Makanan Pendamping ASI Terlalu Dini
Bayi di atas usia enam bulan perlu mendapatkan makanan pendamping ASI atau MPASI. Apabila bayi mendapatkan MPASI terlalu dini justru bisa berbahaya.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Organisasi Kesehatan Dunia telah merekomendasikan makanan pendamping ASI atau MPASI untuk bayi bisa diberikan mulai usia enam bulan. Hal ini mempertimbangkan kesiapan saluran cerna dan motorik bayi dalam mengonsumsi makanan. Karena itu, pemberian MPASI yang terlalu dini dapat berbahaya.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Metabolik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM-FKUI) Klara Yuliarti, saat dihubungi di Jakarta, Selasa (19/4/2022), menyampaikan, umumnya makanan pendamping ASI atau MPASI bisa diberikan pada bayi mulai usia 17-26 minggu. Namun, menimbang pemberian MPASI yang berkualitas serta pengetahuan orangtua, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengeluarkan rekomendasi bahwa pemberian MPASI dimulai pada usia 26 minggu atau enam bulan.
”Pada usia enam bulan, bayi sudah memiliki kematangan pada saluran cerna dan kesiapan secara motorik sehingga ia siap mendapatkan makanan sebagai pendamping ASI. Selain itu, sebelum bayi berusia enam bulan, kebutuhan akan energi dan zat gizi secara lengkap bisa didapatkan hanya dengan ASI,” tuturnya.
Klara mengatakan, pemberian MPASI yang terlalu dini dapat berbahaya bagi bayi. Bayi usia di bawah empat bulan belum memiliki saluran cerna yang matang. Jika ia mendapatkan makanan padat, itu bisa menyebabkan intususepsi atau invaginasi, kondisi ketika usus masuk ke bagian usus yang lain. Dampaknya bisa fatal.
Selain itu, MPASI yang diberikan terlalu dini juga rentan menyebabkan bayi tersedak. Hal ini dapat mengganggu saluran napas, amat berbahaya, hingga menyebabkan kematian. Kemampuan motorik bayi untuk refleks batuk mengeluarkan benda asing di saluran napas masih lemah. Bayi juga belum memiliki kekuatan untuk duduk dengan leher tegak.
”Bayi usia 17-26 minggu umumnya memiliki saluran cerna yang sudah siap untuk menerima MPASI. Namun, untuk mengetahui kesiapan motorik memerlukan teknik pemeriksaan tertentu. Karena itu, bayi yang akan mendapatkan MPASI, terutama di usia 4-6 bulan, harus berdasarkan rekomendasi dokter,” kata Klara.
Pada bayi usia enam bulan, bayi sudah memiliki kematangan pada saluran cerna dan kesiapan secara motorik sehingga ia siap mendapatkan makanan sebagai pendamping ASI.
Dalam Kompas Talk beberapa waktu lalu, Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Damayanti Rusli Sjarif menyampaikan, kesalahan yang banyak dilakukan oleh orangtua pada pemberian MPASI yakni memberikan makanan dengan kandungan protein hewani yang tidak cukup. Protein hewani bisa didapatkan dari telur, ayam, ataupun ikan.
”Pada pemberian makanan untuk bayi usia di bawah dua tahun, kandungan yang terpenting selain protein hewani yakni karbohidrat dan lemak. Itu sesuai dengan kandungan pada ASI. Sementara sayur dan buah itu sebaiknya cukup dikenalkan saja. Jadi, sumber vitamin dan mineral itu semua justru ada di protein hewani,” katanya.
Menurut Pedoman Pemberian MPASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang diadopsi dari rekomendasi WHO, MPASI bisa diberikan saat bayi usia enam bulan. Pada usia ini, bayi memerlukan tambahan makanan selain ASI. Pemberian ASI pun harus dilanjutkan secara rutin karena ASI tetap menjadi bagian terpenting dari makanan bayi.
Pada anak usia enam bulan, MPASI bisa diberikan dua kali sehari sebanyak 2-3 sendok dalam sekali makan. Mulai MPASI dengan makanan yang dihaluskan dalam bentuk bubur kental. Jangan paksakan bayi untuk menghabiskan makanan pada usia ini.
Sementara pada usia 6-9 bulan, ASI juga tetap diberikan secara rutin karena ASI masih memenuhi lebih dari separuh kebutuhan bayi. Makanan pendamping ASI bisa diberikan 2-3 kali makan. Jumlah MPASI bisa ditingkatkan menjadi setengah mangkuk berukuran 250 mililiter (ml). Tekstur makanan yang diberikan dapat dalam bentuk bubur kental atau makanan yang dilumatkan hingga halus.
Pada bayi usia 9-12 bulan, ASI diberikan sesuai dengan permintaan anak. MPASI diberikan setidaknya 3-4 kali makan dengan jumlah setengah mangkuk ukuran 250 ml. Tekstur makanan yang diberikan dapat diberikan dalam bentuk cincang halus, cincang kasar, atau makanan yang dapat digenggam (finger foods).
Pada usia 12-24 bulan, ASI juga tetap diberikan sesuai permintaan anak. Sepertiga kebutuhan energi bayi masih didapatkan dari ASI. MPASI bisa diberikan 3-4 kali makan. Jumlah MPASI dapat ditingkatkan menjadi tiga perempat mangkuk ukuran 250 ml untuk sekali makan. Gunakan makanan keluarga yang dihaluskan atau dicincang seperlunya.
”Dalam memberikan MPASI perlu dipastikan mengandung protein hewani yang cukup. Apabila saat pemberian MPASI bayi tidak mengalami kenaikan berat badan yang cukup harus segera memeriksakan ke dokter. Perlu dipastikan bayi mendapatkan asupan gizi yang optimal sehingga bisa mencegah terjadinya stunting (tengkes),” tutur Klara.