Perkuat Kolaborasi untuk Perluas Vaksinasi Dosis Ketiga
Vaksinasi dosis ketiga diperlukan untuk meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap infeksi Covid-19. Percepatan vaksinasi pun perlu melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perluasan dan percepatan cakupan vaksinasi dosis ketiga atau penguat/booster amat penting untuk meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap infeksi Covid-19, terutama varian Omicron. Kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, amat berperan untuk mewujudkan hal tersebut.
Kementerian Kesehatan mencatat, cakupan sasaran vaksinasi dosis ketiga secara nasional per 21 Maret 2022 sebesar 16,3 juta orang atau 7,8 persen dari target sasaran. Sementara di DKI Jakarta, cakupan vaksinasi dosis ketiga telah menyasar 1,8 juta orang.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah DKI Jakarta Mayor Jenderal (Purn) Neno Hamriono mengatakan, vaksinasi dosis ketiga merupakan salah satu cara yang ditempuh pemerintah untuk mempercepat terbentuknya kekebalan komunitas (herd immunity) terhadap Covid-19. Upaya percepatan vaksinasi dosis ketiga ini pun terus dilakukan dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan.
”BIN turut berperan untuk mempercepat cakupan vaksinasi dengan melibatkan seluruh stakeholder, baik dari swasta, sekolah, dan masyarakat umum. Salah satunya yang dilaksanakan hari ini dengan Kompas,” ujarnya saat membuka sentra vaksinasi penguat atas kerja sama BIN dan Kompas Gramedia di Jakarta, Selasa (22/3/2022).
Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo menuturkan, pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga yang diselenggarakan di Menara Kompas, Jakarta, tersebut dimulai pada Selasa (22/3/2022) hingga Kamis (24/3). Ditargetkan, vaksinasi ini bisa menyasar 1.500 orang yang terdiri dari karyawan Kompas Gramedia dan keluarga karyawan.
Neno menyampaikan, BIN Daerah DKI Jakarta ditargetkan dapat menyasar setidaknya 6.000 orang per hari untuk pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga. Adapun target BIN di tingkat nasional sebesar 40 juta dosis vaksin ketiga dalam setahun.
Menurut dia, berbagai tantangan masih dihadapi untuk percepatan vaksinasi di Indonesia, antara lain masih adanya penolakan dari masyarakat, kendala geografis, serta masalah sosial masyarakat.
Berbagai tantangan masih dihadapi untuk percepatan vaksinasi di Indonesia, antara lain masih adanya penolakan dari masyarakat, kendala geografis, serta masalah sosial masyarakat.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut. Edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya vaksinasi terus disampaikan. Selain itu, pelaksanaan vaksinasi diselenggarakan bersama dengan pemberian sembako sehingga dapat menarik perhatian masyarakat. Pelaksanaan vaksinasi dengan metode door-to-door juga dilakukan untuk menjangkau masyarakat yang terkendala akses transportasi.
”Untuk di DKI sendiri, karena sebagian besar adalah karyawan, kita juga menyelenggarakan vaksinasi dengan waktu yang fleksibel. Vaksinasi juga dilakukan pada sore hari selepas karyawan selesai bekerja,” tutur Neno.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Vaksinasi bermanfaat untuk mengurangi risiko keparahan dan kematian akibat penularan Covid-19. Namun, vaksinasi tidak dapat mencegah terjadinya penularan. Karena itu, menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan harus terus dipatuhi.
Laboratorium bergerak
Koordinator Satgas Covid-19 dan Mobile Laboratory BIN Brigadir Jenderal Budi Santoso menuturkan, selain vaksinasi, pemeriksaan antigen juga dilakukan kepada karyawan Kompas Gramedia yang menjadi sasaran vaksinasi. Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk memperluas pengetesan di masyarakat. Pemeriksaan antigen ini dilakukan sebelum pemberian vaksin sehingga risiko penularan kepada sasaran vaksinasi lain juga bisa diminimalkan.
Jika tes antigen menunjukkan hasil reaktif, pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan dengan tes reaksi berantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR). Pemeriksaan ini akan dilakukan di laboratorium bergerak (mobile laboratory) milik BIN yang sudah disediakan.
”Kami sudah menyediakan satu bus laboratorium dan tiga mobile lab. Setiap mobil ini dapat memeriksa 74 sampel selama delapan jam. Adanya mobile lab ini bisa mempercepat proses pemeriksaan,” kata Budi.