Masyarakat Difasilitasi Mengirim Sampah Terpilah secara Gratis
Masyarakat diajak mengurangi sampah plastik. Mereka difasilitasi dalam pengiriman sampah yang sudah terpilah ke bank sampah terdekat secara gratis.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sektor swasta mengajak konsumen dan masyarakat umum terus mengatasi persoalan lingkungan dengan cara mengurangi sampah plastik. Salah satu dukungan yang diberikan ialah dengan memfasilitasi masyarakat mengirimkan sampah yang sudah terpilah ke bank sampah terdekat secara gratis.
Head of Fabric Expert Unilever Indonesia Erfan Hidayat menyampaikan, selain dari sisi hulu, pihaknya juga terus mengupayakan solusi penanganan sampah plastik dari sisi tengah dan hilir melalui kerja sama dengan konsumen dan masyarakat luas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk memilah sampah plastik.
”Kami ingin mengajak masyarakat menjadi generasi pilah plastik, yaitu generasi yang lebih peduli lingkungan. Hari ini mari kita mulai dengan hal yang sangat sederhana, yaitu memilah sampah di rumah karena memiliki dampak positif yang luar biasa,” ujarnya dalam diskusi secara daring, Selasa (15/3/2022).
Namun, upaya mengatasi permasalahan ini tidak berhenti sebatas memilah sampah plastik di rumah. Rinso yang merupakan produk dari Unilever Indonesia kemudian berkolaborasi dengan jasa pengiriman Anteraja akan memastikan sampah yang sudah dipilah tersebut bisa dikirim ke bank sampah terdekat secara gratis agar dapat didaur ulang dengan baik.
”Kesadaran dan keinginan memilah sampah dari masyarakat dan mengirimkannya ke bank sampah sudah ada. Hal yang diperlukan saat ini adalah bagaimana berbagai pihak bisa membantu memfasilitasi keinginan ini agar dapat terealisasi,” katanya.
Data terakhir yang kami dapat, 81 persen masyarakat Indonesia tidak memilah sampah. Padahal, pemilahan sampah sangat penting.
Erfan menegaskan, sampah plastik sudah menjadi masalah pencemaran lingkungan di Indonesia. Tidak adanya gerakan massal untuk mengatasi persoalan ini akan membuat anak-anak tidak bisa memiliki alam yang layak untuk dihuni.
”Kami di Rinso benar-benar berkomitmen untuk terus melakukan upaya bijak plastik yang sekarang diubah dari slogan berani kotor baik menjadi berani kotor demi kebaikan. Adapun beberapa contoh yang sudah dilakukan dari sisi kami sebagai produsen adalah less plastic, better plastic, dan no plastic,” tuturnya.
Upaya less plastic dilakukan untukmengurangi penggunaan plastik hingga 17persen selama 2018-2021. Sementara better plasticadalah upaya menggunakan 100 persenkemasan botolplastik hasil daur ulang serta meluncurkan kemasan pouch hasil daur ulang pertama di Indonesia. Sementara no plastic adalah upaya menginisiasi penjualan dengan sistemisi ulang(refill) di Saruga Bintaro sejak 2020 serta QYOS di Apartemen Kalibata City dan Pasar Modern BSD.
Head of Marketing Anteraja Leonardus Ramba mengatakan, fasilitas pengiriman sampah plastik yang sudah dipilah ini dibuat untuk memastikan kemudahan mengelola sampah bagi masyarakat. Fasilitas ini dapat diakses masyarakat dengan mengisi formulir di situsrinsogenerasipilahplastik.com.
Melalui fasilitas ini, konsumen akan mendapat sejumlah kemudahan, antara lain penjemputan tanpa syarat untuk paket plastik daur ulang, gratis ongkos kirim, hingga pengantaran ke bank sampah tanpa minimal jumlah paket. Program jemput sampah gratis ini mencakup 10 provinsi, yakniJawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara. Program ini akan berlangsung selama Maret hingga akhir Mei 2022.
Head of Communication and Engagement Waste4Change Hana Nur Auliana mengatakan, data menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan 60 juta ton sampah setiap tahun. Dari jumlah tersebut, 15 persen di antaranya merupakan sampah plastik. Namun, pengelolaan sampah plastik masih dilakukan dengan cara yang ilegal dan tidak ramah lingkungan.
”Data terakhir yang kami dapat, 81 persen masyarakat Indonesia tidak memilah sampah. Padahal, pemilahan sampah sangat penting. Akan tetapi, saat ini sudah banyak komunitas di masyarakat hingga yang bersifat formal mulai memilah sampah,” ucapnya.
Adanya gerakan dari komunitas ini, menurut Hana, cukup berdampak terhadap pemilahan sampah. Data internal dari program Waste4Change menunjukkan, pengiriman sampah yang sudah dipilah dari masyarakat pada 2021 meningkat dua setengah kali lipat dibanding tahun sebelumnya.