Genap dua tahun sejak kasus pertama dilaporkan di Indonesia, laju penularan Covid-19 di masyarakat masih belum terkendali. Konsistensi dalam upaya pengendalian diperlukan agar Indonesia siap menuju masa endemi.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS –Sejumlah negara kini telah melonggarkan aturan terkait Covid-19. Namun, tepat dua tahun sejak kasus pertama kali dilaporkan di Indonesia, situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air belum juga terkendali.
Perlu konsistensi pengendalian penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini, baik oleh masyarakat dengan mematuhi protokol kesehatan maupun oleh pemerintah dalam setiap kebijakannya.
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra di Jakarta, Selasa (1/3/2022) menuturkan, kondisi Covid-19 di tingkat global diperkirakan akan membaik pada 2022 ini. Bahkan, status kedaruratan kesehatan masyarakat terkait Covid-19 diprediksi akan dicabut pada tahun ini. Hal tersebut didasarkan pada cakupan vaksinasi di tingkat global serta upaya pengendalian di tingkat hulu yang semakin baik.
Meski begitu, status endemi akan bergantung pada kesiapan masing-masing negara. Dengan mempertimbangkan kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan, kesiapan dalam upaya 3T (tes, lacak, dan isolasi), serta cakupan vaksinasi, situasi penularan Covid-19 di Indonesia saat ini belum terkendali.
“Inkonsistensi dalam upaya pengendalian Covid-19 di Indonesia masih terjadi. Situasi yang terjadi di Indonesia saat ini belum bisa dikatakan terkendali. Perlu adanya konsistensi pada upaya kendali perilaku dan kendali kebijakan saat ini,” ucap Hermawan.
Ia menambahkan, kemandirian bangsa pun perlu dipastikan untuk mempersiapkan tantangan baru di masa depan. Varian baru masih bisa muncul. Karena itu, pemerintah perlu mempercepat capaian kemandirian bangsa untuk vaksinasi, obat-obat, dan alat kesehatan, terutama yang terkait dengan Covid-19. Tanpa itu, upaya pengendalian dan penanganan Covid-19 akan sulit dicapai.
Inkonsistensi dalam upaya pengendalian Covid-19 di Indonesia masih terjadi. Situasi yang terjadi di Indonesia saat ini belum bisa dikatakan terkendali. Perlu adanya konsistensi pada upaya kendali perilaku dan kendali kebijakan saat ini.
Secara terpisah, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, pemerintah kini masih fokus pada upaya pengendalian pandemi Covid-19. Sejumlah indikator pun telah disusun untuk memastikan Indonesia siap untuk memasuki fase pra-endemi Covid-19, seperti laju penularan (reproduction rate) kurang dari satu persen, kasus kematian kurang dari tiga persen, serta status PPKM kabupaten/kota berada pada level 1.
“Jadi, saat ini pemerintah berupaya agar situasi pandemi bisa terkendali yang kemudian bisa masuk pada kondisi pra-endemi dan baru ke situasi endemi. Ini tentu harus dicapai bersama, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” katanya.
Terkait situasi terkini penularan Covid-19 di Indonesia, Nadia menyampaikan, sebanyak 14 provinsi telah menunjukkan tren penurunan kasus Covid-19. Selain itu, enam provinsi juga sudah menunjukkan tren kasus yang melandai.
Meski begitu, masih ada 14 provinsi lain yang menunjukkan tren kenaikan, antara lain, di Provinsi DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Aceh, Riau, dan Sulawesi Barat.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, terdapat tiga modal dasar yang menjadi fokus pemerintah untuk memasuki masa transisi menuju masyarakat yang produktif dan aman Covid-19, yakni vaksinasi, protokol kesehatan, dan ketahanan fasilitas kesehatan. Kasus positif Covid-19 yang mulai menunjukkan penurunan saat ini perlu terus dipertahankan.
Sejumlah strategi terkini pun telah dipersiapkan, khususnya untuk mempersiapkan masyarakat agar siap hidup berdampingan dengan Covid-19. Mekanisme penapisan bagi pelaku perjalanan luar negeri akan disesuaikan beserta dengan pembukaan yang dilakukan secara bertahap. Mulai April 2022, rencananya ada pembebasan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri.
Selain itu, penguatan pada upaya 3T juga dilakukan secara spesifik sesuai kerentanan daerah dan sub populasi masyarakat. Perluasan vaksinasi juga terus diupayakan. Cakupan vaksinasi dosis kedua diharapkan bisa segera terpenuhi yang juga diiringi dengan pemberian vaksinasi dosis penguat yang kian gencar.
“Kita berharap dengan usaha kita untuk adaptif menghadapi Covid-19 yang kini masih ditetapkan sebagai kondisi kedaruratan global, dapat menghantarkan kita menuju masyarakat yang produktif dan aman dari Covid-19,” tuturnya.