Kasus penularan Covid-19 makin meluas. Angka kasus baru yang dilaporkan pun terus bertambah yang diiringi dengan jumlah kematian. Kewaspadaan jangan mengendur.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tingkat kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat. Angka kematian yang dilaporkan pun bertambah. Karena itu, kewaspadaan pada penularan Covid-19 tidak boleh melemah, terutama di daerah dengan tingkat penularan yang tinggi.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, persentase angka positif Covid-19 atau positivity rate di Indonesia meningkat tajam. Pada awal Januari 2022, persentase angka positif mingguan masih sekitar 1 persen, tetapi pada 20 Februari 2022 mencapai 17,61 persen.
”Angka positivity rate merupakan proporsi orang yang hasil tesnya positif dari keseluruhan orang yang dites. Jika positivity rate rendah, itu menunjukkan hanya sedikit orang yang positif dari keseluruhan orang yang dites sehingga baru bisa disampaikan risiko penularan yang ada di komunitas cenderung kecil,” ucapnya di Jakarta, Kamis (24/2/2022).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan batas tertinggi dari persentase kasus positif di suatu wilayah adalah 5 persen. Jumlah tersebut menjadi tolok ukur terkendalinya kasus di tengah masyarakat.
Wiku menuturkan, meski persentase kasus positif yang dilaporkan saat ini masih di bawah persentase kasus positif pada gelombang Delta tahun lalu, berbagai upaya tetap harus dilakukan untuk menekan laju penularan. Indonesia sempat mencapai titik terendah persentase kasus positif selama 135 hari berturut-turut sejak 17 September 2021 sampai 29 Januari 2022 dengan angka terendah 0,09 persen per minggu.
”Kita seharusnya mencegah penularan agar tidak terjadi sama sekali. Pemulihan ekonomi harus dilakukan dengan aman. Produktivitas masyarakat yang tidak aman berpotensi menyebabkan lonjakan kasus yang justru dapat menurunkan capaian ekonomi jauh lebih besar,” ujarnya.
Menurut dia, jika tidak ada upaya pencegahan yang optimal dengan disiplin protokol kesehatan, penguatan upaya 3T (tes, telusur, terapi), dan percepatan vaksinasi, kenaikan kasus Covid-19 masih bisa terjadi secara eksponensial.
Masyarakat pun diharapkan bisa bekerja sama untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi Covid-19 agar tidak hanya mendapatkan vaksin dosis pertama, tetapi dilanjutkan dengan pemberian vaksinasi dosis lengkap sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Kita seharusnya mencegah penularan agar tidak terjadi sama sekali. Pemulihan ekonomi harus dilakukan dengan aman. Produktivitas masyarakat yang tidak aman berpotensi menyebabkan lonjakan kasus yang justru dapat menurunkan capaian ekonomi jauh lebih besar.
Secara terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, pandemi Covid-19 diperkirakan berlangsung lama. Oleh sebab itu, masyarakat harus bisa beradaptasi sehingga tetap bisa hidup secara produktif dan menjaga sistem kesehatan masyarakat agar tetap baik.
”Masyarakat harus terus diingatkan untuk menerapkan protokol kesehatan dan memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat yang terus disesuaikan dengan perubahan kesehatan dan memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat yang sesuai dengan situasi pandemi di masing-masing wilayah,” katanya.
Kasus kematian
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menuturkan, peningkatan kasus baru Covid-19 yang terjadi saat ini diiringi pula dengan peningkatan kasus kematian. Penambahan kasus pun diperkirakan belum mencapai puncak karena penularan mulai meningkat di luar wilayah Jawa-Bali.
”Meski angka kematian jauh lebih rendah dari gelombang Delta, kita tetap harus menekan tingkat kematian. Kita harus mencegah kematian dengan memperkuat di sisi hilir. Jadi, kesiapan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan harus benar-benar baik. Di sisi lain, kita juga harus memperkuat sisi hulu agar tidak banyak kasus yang sampai ke layanan kesehatan,” ucapnya.
Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama berpendapat, angka kematian yang terus meningkat perlu diatasi dengan strategi yang tepat.
Di tengah tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (bed occupancy rate) yang masih terkendali, pasien Covid-19 yang berpotensi mengalami gejala berat sebaiknya tetap dirawat di rumah sakit. Itu terutama pada pasien lansia serta memiliki komorbid. Dengan demikian, jika mengalami perburukan, pasien bisa cepat diatasi sehingga risiko kematian bisa dicegah lebih dini.