Laporan IPCC Terbaru Soroti Ekosistem di Titik Kritis
Laporan terbaru dari Panel Lintas Pemerintah untuk Perubahan Iklim atau IPCC memaparkan bahwa beberapa ekosistem telah mendekati titik kritis akibat dampak dari perubahan iklim.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
Diskusi berani tentang peluncuran laporan IPCC, Jumat (11/2/2022) dini hari waktu Indonesia.
JAKARTA, KOMPAS — Laporan terbaru Panel Lintas Pemerintah untuk Perubahan Iklim atau IPCC akan dirilis pada 28 Februari 2022. Laporan tersebut memaparkan bahwa beberapa ekosistem telah mendekati titik kritis akibat dampak dari perubahan iklim.
Wakil Ketua Kelompok Kerja II IPCC Prner Hans-Otto dalam diskusi, Jumat (11/2/2022) dini hari, mengatakan, laporan ini meninjau beberapa ekosistem yang tengah mendekati titik kritis. Ekosistem tersebut yakni terumbu karang dengan penurunan 70-90 persen akibat kenaikan suhu 1,5 derajat celsius.
”Kenaikan suhu pada ekosistem terumbu karang akan berdampak pada perlindungan pantai dan perikanan. Ekosistem lain yang membatasi seperti di Amazon dan Afrika juga akan kehilangan curah hujan untuk mengikat karbon,” ujarnya.
Menurut Hans, laporan ini akan melihat bagaimana solusi adaptasi perubahan iklim yang dapat dilakukan di berbagai wilayah. Upaya adaptasi ini turut mempertimbangkan kerentanan berbagai spesies, termasuk manusia dalam menghadapi perubahan iklim.
ICHWAN SUSANTO
Dampak perubahan iklim pada perikanan. Grafis diambilkan dari Laporan Khusus Panel Ahli Antarpemerintah (IPCC) terkait The Ocean and Cryosphere in a Changing Climate pada edisi Summary for Policymaker. Laporan ini diterbitkan pada 24 September 2019 di Monako.
”Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim perlu berjalan beriringan untuk masa depan yang berkelanjutan. Memberikan motivasi kepada semua pihak untuk segera mengambil tindakan sebagai salah satu rekomendasi laporan ini,” ujarnya.
Kepala Unit Inisiatif Kota Tangguh dan Berkelanjutan di Durban, Afrika Selatan, yang juga Wakil Ketua Kelompok KerjaII IPCC Debra Roberts mengatakan, dalam laporan ini akan ada bab yang memaparkan kerugian dan kerusakan yang disebabkan oleh krisis iklim. Bab ini juga mencakup penjelasan tentang berbagai perubahan di belahan bumi yang membuat sejumlah ekosistem kian kritis dan tertekan.
Selain itu, laporan penilaian ini juga akan melihat dampak perubahan iklim terhadap perkotaan dan pedesaan. Fokus terhadap daerah sangat penting karena wilayah telah menjadi tempat bagi sebagian besar masyarakat di dunia untuk tinggal ataupun bekerja.
Kenaikan suhu pada ekosistem terumbu karang akan berdampak pada perlindungan pantai dan perikanan.
Laporan Penilaian Keenam (AR6) IPCC yang disusun Kelompok Kerja II berfokus pada dampak perubahan iklim, adaptasi, dan kerentanan. Sementara laporan Kelompok Kerja I yang dirilis pada Agustus 2021 berfokus pada perubahan yang terjadi pada masa lalu dan masa depan dalam sistem iklim.
os
Akivis kelompok Extinction Rebellion menyuarakan komitmen lingkungan hijau dalam menghadapi perubahan iklim dan menghindari kepunahan dalam aksi di Lapangan Parlemen, London, Inggris, Selasa (1/9/2020).
IPCC secara berkala melaporkan perubahan iklim. Laporan pertama kali diterbitkan tahun 1990 ( First Assesment Report/FAR), lalu kedua pada 1995 (Second Assessment Report/SAR), laporan ketiga (Third Assesment Report/TAR) diterbitkan pada 2001, laporan keempat (AR4) pada 2014, dan laporan kelima (AR5) tahun 2015.
Terdapat tiga segmen utama dalam laporan IPCC. Segmen pertama yang dikerjakan oleh Working Group 1 atau Kelompok Kerja I (WG1) yang menangani dasar ilmiah. Segmen kedua yang akan dirilis pada akhir Februari ini dikerjakan oleh WG2 mengenai dampak, adaptasi, dan kerentanan. Kemudian segmen laporan ketiga akan diluncurkan pada Maret 2022 yang membahas tentang langkah mitigasi perubahan iklim.