Lonjakan kasus Covid-19 harus segera dikendalikan untuk menekan beban di fasilitas kesehatan. Hal itu terutama untuk melindungi tenaga kesehatan dari beban kerja yang terlalu berat dan risiko penularan Covid-19.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
Kompas/Hendra A Setyawan
Pengguna jalan melintas di depan mural bertema Covid-19 di kawasan Limo, Depok, Jawa Barat, Minggu (6/2/2022). Di tengah merebaknya varian Omicron, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia tidak terbendung.
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kasus baru penularan Covid-19 terus meningkat dengan cepat. Hal ini turut berdampak pada layanan kesehatan, termasuk pada tenaga kesehatan yang bertugas. Karena itu, penapisan pasien di rumah sakit amat diperlukan untuk menekan beban tenaga kesehatan di rumah sakit.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir di Jakarta, Kamis (10/2/2022), menyampaikan, potensi lonjakan kasus Covid-19 yang lebih tinggi perlu diwaspadai. Puncak kasus Covid-19 pada gelombang ketiga ini diperkirakan tiga sampai lima kali lebih tinggi dari puncak kasus saat penularan varian Delta.
Puncak gelombang ketiga ini diperkirakan terjadi pada akhir Februari-awal Maret 2022. Pada puncak gelombang kedua pada Juli 2021, puncak kasus harian yang dilaporkan sekitar 56.000 kasus dalam sehari.
”Penularan pada varian Omicron saat ini memang peningkatannya sangat cepat tetapi gejala yang timbul cenderung ringan atau tanpa gejala. Meski begitu, kita tetap harus waspada terutama pada warga lansia, orang dengan komorbid, orang yang belum divaksinasi, serta anak-anak,” tuturnya.
Kompas/Bahana Patria Gupta (BAH)
Pasien Covid-19 di dalam tenda perawatan saat berlangsung kunjungan Kepala BNPB Ganip Warsito ke Rumah Sakit Lapangan Indrapura, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/6/2021). Kunjungan Kepala BNPB dilakukan untuk mengecek kesiapan dan kondisi rumah sakit untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 khususnya rujukan dari Kabupaten Bangkalan.
Kadir menambahkan, masyarakat pun diharapkan tidak perlu terlalu cemas apabila mengalami gejala ataupun terkonfirmasi positif Covid-19. Jika gejala yang muncul ringan atau tanpa gejala, perawatan bisa dilakukan dengan isolasi mandiri atau isolasi terpusat.
Fasilitas telekonsultasi atau telemedicine dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, obat juga dapat diantar melalui layanan daring yang sudah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan.
Penularan pada varian Omicron saat ini memang peningkatannya sangat cepat tetapi gejala yang timbul cenderung ringan atau tanpa gejala. Meski begitu, kita tetap harus waspada terutama pada warga lansia, orang dengan komorbid, orang yang belum divaksinasi, dan anak-anak.
Hal tersebut penting untuk diperhatikan agar rumah sakit hanya difokuskan untuk menangani pasien dengan gejala sedang, berat, dan kritis. Tenaga kesehatan pun tidak mendapatkan tekanan yang terlalu berat dengan banyaknya pasien yang ditangani.
”Kita juga mewajibkan setiap rumah sakit untuk melakukan skrining Covid-19 kepada semua tenaga kesehatan yang bertugas. Sampai saat ini positivity rate dari tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit milik Kementerian Kesehatan sebesar 10 persen. Tidak ada juga tenaga kesehatan yang meninggal. Kita terus upayakan agar tenaga kesehatan tidak terlalu terbebani,” ujar Kadir.
KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)
Warga melintasi mural bergambar tenaga kesehatan bertema Pejuang Masa Kini di Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (14/11/2021). Selain untuk mewarnai kota, dengan mural tersebut juga mengajak warga untuk terus menaati protokol kesehatan.
Selain dengan pemberian vaksin Covid-19 dosis penguat atau booster, penambahan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas untuk layanan Covid-19 disiapkan. Koordinasi sudah dilakukan dalam pendaftaran tenaga sukarelawan. Kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga dilakukan untuk menyiapkan hotel sebagai tempat isolasi terpusat ataupun tempat tinggal sementara bagi tenaga kesehatan.
Menurut Kadir, adanya tempat tinggal sementara ini penting untuk meminimalkan potensi penularan Covid-19 pada tenaga kesehatan. Dari data yang diperoleh Kementerian Kesehatan, sebagian besar tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19 justru tertular dari luar rumah sakit, baik dari keluarga, perjalanan, maupun tempat umum lainnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur yang menangani Covid-19 secara nasional saat ini sebanyak 27 persen. Namun, di sejumlah wilayah menunjukkan tingkat keterisian yang cukup tinggi, seperti DKI Jakarta sebesar 59 persen, Bali 50 persen, Banten 42 persen, dan Jawa Barat 36 persen.
Meski begitu, kapasitas tempat tidur untuk penanganan Covid-19 masih bisa ditingkatkan dengan melakukan konversi. Di DKI Jakarta, misalnya, kapasitas yang tersedia masih sepertiga dari kapasitas maksimal yang bisa disediakan.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Islam Banjarnegara, Jawa Tengah, menggelar upacara bendera dalam rangka HUT Ke-76 Republik Indonesia, Selasa (17/8/2021). Mereka mengenakan hazmat untuk mengobarkan semangat dalam menghadapi jajahan pandemi Covid-19.
Nadia menjelaskan, perawatan pasien Covid-19 kini difokuskan pada layanan isolasi mandiri dan isolasi terpusat. Namun, bagi masyarakat yang memiliki komorbid ataupun berusia lansia disarankan untuk dirawat di rumah sakit. Masyarakat pun diharapkan untuk segera mendapatkan vaksinasi untuk mencegah perburukan akibat penularan Covid-19.
Kementerian Kesehatan mencatat, sekitar 60 persen kasus kematian terjadi pada orang yang belum mendapatkan vaksinasi. Dari kasus kematian tersebut juga sebagian besar memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
Per 10 Februari 2022, jumlah kasus baru Covid-19 yang dilaporkan sebanyak 40.618 orang per hari dengan 74 kasus meninggal. Adapun kasus aktif yang tercatat sebesar 288.186 kasus. Sementara jumlah penduduk yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap sebanyak 134 juta orang atau 64,3 persen dari total sasaran. Namun, vaksinasi pada kelompok lansia masih rendah dengan vaksinasi dosis kedua yang baru mencapai 10,7 juta orang atau 49,7 persen dari total sasaran.
”Vaksinasi masih harus kita percepat mengingat proteksi yang diberikan cukup baik dari penularan Covid-19. Vaksinasi booster juga sudah bisa diakses di seluruh kabupaten kota tidak terbatas pada kriteria-kriteria tertentu. Segera lengkapi vaksinasi, terutama untuk lansia karena jumlah mereka yang mendapatkan vaksinasi masih cukup rendah,” tutur Nadia.