Pendekatan ”One Health” dalam Penanganan Masalah Kesehatan
Intervensi melalui konsep satu kesehatan atau ”one health” meliputi kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan perlu lebih diterapkan dalam pengendalian penyakit yang bersumber dari hewan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 semakin memperkuat pentingnya penanganan masalah kesehatan dengan pendekatan one health, terutama dalam menangani penyakit menular yang bersumber dari hewan. Dalam konsep tersebut, penanganan yang komprehensif perlu dilakukan beriringan antara kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan.
Koordinator Laboratorium Bioteknologi Balai Veteriner Subang Suryo Purnomo mengatakan, manusia, hewan, dan lingkungan merupakan satu kesatuan dalam kehidupan. Apabila terjadi ketidakseimbangan pada satu aspek tersebut, aspek lainnya akan turut terpengaruh.
”Jika terjadi ketidakseimbangan pada kesehatan hewan, kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan akan terpengaruh. Karena itu, penanganannya pun akan saling berkaitan,” ucapnya dalam acara seminar nasional HUT Ke-69 Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia yang diikuti secara daring di Jakarta, Sabtu (15/1/2022).
Menurut dia, kondisi lingkungan yang semakin buruk saat ini turut berkontribusi berkontribusi menimbulkan berbagai masalah pada kesehatan hewan dan manusia.
Perilaku manusia yang memelihara hewan liar, misalnya, membuat hewan dan manusia semakin bersinggungan. Perilaku ini dapat membuat penyakit yang sebelumnya hanya menginfeksi hewan menjadi menginfeksi manusia juga.
Oleh karena itu, penanganan penyakit menular yang disebabkan oleh hewan harus menerapkan konsep one health. Penanganan ini sekaligus untuk mencegah potensi penyakit lainnya. Keberlanjutan ekosistem alami yang semestinya serta menjaga batasan antara hewan liar dan manusia juga amat penting.
”Jika semuanya seimbang dan sehat, baik itu hewan, lingkungan, maupun manusia, kita pun sebagai manusia akan tetap sehat. Penyakit-penyakit baru seperti Covid-19 juga seharusnya bisa dicegah,” katanya.
Dalam penanganan pandemi Covid-19, Suryo menyampaikan, konsep one health telah diterapkan melalui upaya pengujian sampel pada hewan yang memiliki indikasi terpapar Covid-19. Saat kasus Covid-19 pertama kali dilaporkan, pengujian sampel bukan hanya pada manusia yang melakukan kontak dengan kasus positif, melainkan juga hewan peliharaan yang berdekatan dengan kasus tersebut. Ini penting karena penularan juga dikhawatirkan bisa terjadi pada hewan.
Jika terjadi ketidakseimbangan pada kesehatan hewan, kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan akan berpengaruh. Karena itu, penanganannya pun akan saling berkaitan.
Selain itu, pengujian sampel Covid-19 juga sempat dilakukan pada hewan yang ada di Taman Margasatwa Ragunan. Dari pemeriksaan, ada dua harimau sumatera yang terpapar Covid-19.
Virolog Moh Indro Cahyono menambahkan, dengan lebih mengenal sifat virus SARS-CoV-2 diharapkan penanganan Covid-19 dapat lebih efektif. Saat ini, berbagai penelitian tentang virus ini terus dilakukan, baik dari dalam negeri maupun luar, termasuk riset mutasi yang terjadi.
Sejumlah upaya pencegahan bisa dilakukan untuk menekan potensi penularan Covid-19. Sifat virus SARS-CoV-2 yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan bisa diantisipasi dengan menggunakan masker yang memadai.
Indro juga menyarankan, cuci hidung dan kumur dengan air garam non-yodium atau NaCl 0,9 persen bisa dilakukan untuk melepas virus yang ada di rongga hidung dan mulut. Cara ini dinilai dapat mencegah infeksi, tetapi tidak mengobati infeksi yang sudah terjadi.
Vaksinasi juga penting dalam menangani penularan Covid-19. Sekalipun potensi penularan tidak bisa dicegah, vaksinasi dapat menekan risiko perburukan yang terjadi akibat penularan Covid-19.
”Memberikan edukasi publik soal infeksi virus penyebab Covid-19 beserta penanganannya sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Edukasi yang diberikan pun harus dipastikan menggunakan bahasa publik yang mudah diterima,” tutur Indro.