Mengatasi Mata Lelah akibat Terlalu Lama di Depan Gawai
Tingginya penggunaan gawai dapat membuat mata lelah. Mata yang dipaksa menatap layar gawai dalam waktu lama berisiko mengalami gangguan kesehatan.
Berbagai pekerjaan kini lebih banyak dilakukan secara daring. Kebiasaan melakukan pertemuan daring pun terus berlanjut sekalipun sudah banyak aktivitas tatap muka yang dijalankan saat ini.
Perubahan pada sistem kerja tersebut turut berpengaruh pada durasi penggunaan gawai. Dalam sehari, waktu untuk menatap layar gawai bisa mencapai 8-10 jam per hari atau bahkan lebih dari itu.
Hal ini tentu bisa menyebabkan berbagai masalah, termasuk menyebabkan gangguan kesehatan. Gangguan mata lelah cukup banyak dikeluhkan pada pekerja yang terlalu lama menatap layar gawai. Mata lelah ini tidak boleh disepelekan sebab dapat menimbulkan gangguan di bagian tubuh lainnya sehingga produktivitas dalam bekerja pun akan menurun.
Meski begitu, gangguan mata lelah ini sering tidak disadari oleh sebagian orang. Padahal, mata lelah dapat disebabkan oleh cara kerja yang salah ataupun sarana dan prasarana yang tidak mendukung. Jika penyebab itu bisa diatasi, mata lelah pun seharusnya bisa dihindari.
Mata lelah atau yang juga disebut sebagai astenopia merupakan kondisi saat mata mengalami kelelahan karena terus-menerus digunakan untuk bekerja dalam waktu yang lama atau berlebihan. Gejala dari gangguan mata lelah, seperti mata terasa nyeri, pedih, dan gatal; mata berair atau kering; pandangan menjadi kabur atau berbayang; mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya; serta bisa menyebar pada gangguan di bahu, leher, punggung, dan kepala.
Baca juga : Gangguan Kesehatan Mata Dampak Peningkatan Penggunaan Gawai
Dokter spesialis okupasi RS Cipto Mangunkusumo Astri Mulyantini menyampaikan, risiko terjadinya gangguan mata lelah semakin tinggi pada seseorang yang terlalu lama menatap layar gawai. Ketika menatap layar gawai biasanya jumlah kedipan mata akan menurun sampai tiga kali lipat dari biasanya. Itu disebabkan karena mata dipaksa untuk fokus pada satu pandangan. Biasanya, manusia berkedip sebanyak 15 kali per menit.
Selain karena terlalu lama menatap layar gawai, mata lelah juga bisa terjadi karena menyetir kendaraan untuk jarak tempuh yang jauh. Mata lelah juga bisa disebabkan karena terlalu lama melihat di dalam ruangan yang minim cahaya ataupun terpapar cahaya yang terlalu terang atau menyilaukan.
Pada kasus tersebut, mata lelah bisa diatasi dengan mengistirahatkan mata sejenak. Namun, apabila kondisi yang dialami tidak kunjung membaik, sebaiknya perlu waspada akan kondisi lain yang memerlukan perawatan medis, seperti adanya kelainan refraksi. Pemeriksaan lebih lanjut ke dokter mata pun perlu dilakukan.
Mencegah mata lelah
Untuk mencegah mata lelah, setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Itu antara lain, kesesuaian postur tubuh, pengaturan jarak mata ke perangkat gawai, pengaturan pencahayaan, durasi di depan layar gawai, serta perlunya istirahat dan peregangan. Akupresur atau cara memijat secara akupuntur juga bisa dilakukan.
Astri mengatakan, kesesuaian posisi tubuh dengan peralatan kerja amat memengaruhi risiko terjadinya mata lelah. Posisi tubuh yang baik bisa dilakukan dengan kepala yang tegak, bagian atas monitor komputer atau laptop harus pula diatur sejajar dengan mata.
Baca juga : Waspadai Munculnya Bayang-bayang pada Penglihatan
Selain itu, posisikan bahu pada kondisi rileks, lengan juga sebaiknya tersangga dengan baik pada sandaran lengan kursi. Disarankan, gunakan kursi yang memiliki sandaran yang dapat menopang punggung bagian bawah. Dudukan kursi juga harus dapat menopang paha dengan baik.
Usahakan kaki pada posisi 90-110 derajat dengan posisi kedua kaki dapat menopang dengan rata dan tidak berjinjit. Letakkan pula peralatan kerja yang selalu digunakan berdekatan dengan tubuh.
Astri menuturkan, hal lain yang sering tidak diperhatikan, yaitu jarak mata ke perangkat monitor. Untuk mencegah mata lelah, jarak mata dengan monitor sebaiknya 50-101 sentimeter atau sekitar rentangan tangan dari pengguna ke laptop.
Atur pula pencahayaan dengan baik. Hindari sumber cahaya yang berada di depan atau belakang monitor agar tidak terjadi pantulan dari monitor. Tingkat kecerahan monitor juga perlu diatur pada tingkat yang nyaman bagi mata.
”Jangan pula terlalu lama menatap layar komputer. Gunakan waktu 20-20-20 atau setiap 20 menit bekerja, istirahatkan mata 20 detik dengan melihat atau memandang ke arah lain sejauh 20 kaki atau sekitar 6 meter,” katanya.
Peregangan mata juga bisa dilakukan. Caranya dengan melihat ke atas setinggi mungkin dan ke bawah dengan pengulangan sebanyak sepuluh kali. Kemudian mata ditutup dan istirahatkan selama 30 detik.
Setelah itu, biarkan mata terbuka lebar dan memandang sejauh mungkin sambil melihat ke arah kanan dan kiri. Ulangi gerakan mata ini sebanyak sepuluh kali. Lanjutkan dengan menggerakkan bola mata melingkar searah jarum jam sebanyak sepuluh kali dan ulangi ke arah berlawanan.
Jangan pula terlalu lama menatap layar komputer. Gunakan waktu 20-20-20 atau setiap 20 menit bekerja, istirahatkan mata 20 detik dengan melihat atau memandang ke arah lain sejauh 20 kaki atau sekitar 6 meter.
Peregangan tidak hanya dilakukan untuk mata, tetapi juga untuk seluruh tubuh. Ini penting agar tubuh tetap rileks saat bekerja.
Akupresur
Dokter spesialis akupuntur medik RS Hermina Kemayoran Didi Lazuardi menyampaikan, teknik akupresur juga bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan mata lelah. Cara memijat dengan teknik akupuntur ini bisa dilakukan secara mandiri dengan menggunakan jari tangan ataupun alat yang berujung tumpul.
Baca juga : Jeli Memilih Lensa Kontak untuk Menjaga Mata Sehat
Teknik akupresur untuk mata lelah bisa dilakukan pada titik tertentu, seperti ujung alis bagian dalam, alis bagian tengah, ujung alis bagian luar, dan bagian bawah mata. Teknik relaksasi dilakukan dengan cara memijat atau menekan secara perlahan bagian-bagian tersebut selama 20-30 kali hitungan.
”Jika rasa tidak nyaman pada mata lelah terus-menerus terjadi selama tiga hari ataupun pandangan terus terganggu serta gejala tidak kunjung hilang sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk dilihat adanya gangguan lain yang membutuhkan perawatan lebih lanjut,” papar Didi.