Kasus Impor Omicron Menjadi 19 Orang, Tunda Perjalanan
Di tengah kian dominannya Covid-19 varian Omicron di banyak negara dan terus bertambahnya kasus Omicron impor yang terdeteksi di Tanah Air, melakukan perjalanan ke luar negeri memiliki risiko tinggi.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kasus Omicron yang terkonfirmasi di Indonesia bertambah 11 orang dalam sehari sehingga total menjadi 19 orang. Semua kasus baru ini merupakan impor yang menunjukkan tingginya risiko penularan bagi pelaku perjalanan lintas negara. Secara global, kasus Covid-19 saat ini kembali melonjak seiring dengan semakin dominannya varian Omicron.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi di Jakarta, Sabtu (25/12/2021), mengatakan, tambahan 11 kasus baru Omicron di Indonesia ini berdasarkan hasil pengurutan seluruh genom (whole genome sequencing/WGS) pada hari Jumat (24/12/2021). Semua kasus impor ini berasal dari pelaku perjalanan internasional yang baru kembali dari Turki, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Saat ini semuanya menjalani karantina di Jakarta.
Kesebelas kasus tersebut terdiri dari lima laki-laki dan satu perempuan yang baru tiba dari Turki, tiga laki-laki baru tiba dari Jepang, satu laki-laki dengan riwayat perjalanan dari Korea Selatan, dan satu laki-laki dari Arab Saudi.
”Temuan kasus Omicron di pintu negara menunjukkan hasil dari penguatan surveilans dan peningkatan pemeriksaan genom, terutama pada pasien dari pelaku perjalanan yang terkonfirmasi positif, sehingga langkah penanganan dapat dilakukan dengan cepat,” kata Nadia.
Kesadaran diri untuk tidak bepergian terlebih dahulu harus dilakukan. Apalagi di tengah suasana libur Natal dan Tahun Baru ini penting bagi kita untuk menjaga satu sama lain.
Dengan semakin banyaknya kasus Omicron impor ini, Nadia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan varian yang sangat cepat menular ini. Selain menunda perjalanan ke luar negeri, masyarakat juga diminta disiplin menjalankan protokol kesehatan serta segera mengikuti vaksinasi Covid-19.
”Kesadaran diri untuk tidak bepergian terlebih dahulu harus dilakukan. Apalagi di tengah suasana libur Natal dan Tahun Baru ini penting bagi kita untuk menjaga satu sama lain,” katanya.
Kasus global
Laporan epidemiologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, jumlah kasus Covid-19 secara global terus meningkat sejak 10 minggu terakhir, dengan peningkatan terbesar terjadi di Eropa. Selama seminggu terakhir, jumlah kasus Covid-19 secara global bertambah 18 persen atau lebih dari 749.000 kasus.
Penambahan kasus baru Covid-19 pada Kamis (23/12/2021) menunjukkan rekor tertinggi selama pandemi dengan 982.574 kasus sehari. Jumlah kematian juga meningkat walaupun kurvanya tidak securam dibandingkan dengan penambahan kasus. Pada hari yang sama, penambahan kematian mencapai 7.111 orang.
Amerika Serikat sejauh ini tetap menjadi negara dengan jumlah kasus baru terbesar dengan penambahan rata-rata 184.834 kasus per hari, meningkat 51 persen. Penambahan terbesar berikutnya adalah Inggris Raya dengan 96.010 kasus, meningkat 54 persen, dan Perancis dengan 61.274 kasus atau meningkat 21 persen. Secara total, kawasan Eropa saat ini mencatat penambahan kasus terbanyak dengan lebih dari tiga juta selama seminggu terakhir atau 58 persen dari total penambahan kasus global.
Beberapa negara di Afrika yang telah melaporkan temuan varian Omicron paling awal mencatat lonjakan besar kasus Covid-19. Di Etiopia jumlah kasus melonjak tujuh kali lipat, sementara di Kenya ada peningkatan 483 persen, dan kasus naik 370 persen di Zambia, 155 persen di Mozambik, serta 142 persen di Botswana.
Di Asia, lonjakan kasus secara signifikan terjadi di Korea Selatan yang mengalami rekor penambahan kasus Covid-19 harian selama pandemi sejak pertengahan Desember sebesar 7.800 kasus per hari. Saat ini, rata-rata jumlah kasus di Korea Selatan sebanyak 6.000 kasus per hari.
India belum mengalami lonjakan kasus, tetapi temuan kasus Omicron semakin banyak. Dalam 24 jam terakhir, India melaporkan 122 kasus varian Omicron, merupakan yang tertinggi sejauh ini sehingga total menjadi 415 kasus.
Varian Omicron sangat menular dan memiliki kemampuan tinggi dalam menginfeksi ulang orang yang pernah tertular atau sudah divaksinasi. ”Tidak ada solusi tunggal untuk mencegah Covid-19, termasuk varian Omicron,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Wiku Adisasmito.
Wiku menegaskan, vaksin saja tidak cukup untuk mengendalikan Omicron. Sejumlah negara, seperti AS, Korea Selatan, dan Norwegia, tetap mengalami lonjakan kasus dan kematian setelah terjadi penularan Omicron. Padahal, ketiga negara itu memiliki cakupan vaksinasi di atas 60 persen. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dan menghindari kerumunan.