Setiap inovasi dari perguruan tinggi didorong untuk sampai hingga hilirisasi sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat luas.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Inovasi perguruan tinggi didorong untuk mencapai hilirisasi sehingga memungkinkan produk inovasi anak bangsa berjaya di negeri sendiri. Kolaborasi perguruan tinggi dan industri lewat Kampus Merdeka diharapkan menghasilkan inovasi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas industri ataupun kehidupan masyarakat.
Inovasi hasil karya anak bangsa terus lahir dari perguruan tinggi Indonesia. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nizam bersama dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berkesempatan menjajal dua produk inovasi perguruan tinggi pada kunjungannya ke Yogyakarta, Senin (20/12/2021).
Nizam mengaku bangga pada perguruan tinggi di Indonesia karena selalu berupaya menghadirkan inovasi produk. Inovasi yang dihasilkan ini merupakan kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri sebagai bagian dari program Kampus Merdeka. Kolaborasi yang menghasilkan inovasi ini akan berjalan baik ketika mendapatkan dukungan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, yang turut menghilirkan setiap inovasi.
”Inovasi harus memiliki hilir. Jika tidak, nantinya hanya menjadi pajangan saat pameran saja. Saya sangat mengapresiasi Menteri Perhubungan yang selama ini peduli dengan karya-karya dari perguruan tinggi,” ujar Nizam.
Nizam berharap semakin banyak kolaborasi terbangun antara perguruan tinggi dan industri. Dukungan dari pemerintah, terutama kementerian sektoral, pun dapat mengoptimalkan karya perguruan tinggi untuk membangun produk yang memajukan bangsa dan negara.
Salah satu inovasi, Gadjahmada Airport Transporter Electric (GATe), adalah kendaraan listrik hasil karya Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM). Kendaraan yang telah dikembangkan sejak 2019 ini nantinya akan digunakan sebagai alat transportasi di Bandara Internasional Yogyakarta dan Bandara Soekarno-Hatta.
Mobil listrik GATe menurut rencana juga akan dipakai untuk mendukung presidensi G-20 tahun depan. Saat ini, prototipe GATe sudah diuji di beberapa lokasi, antara lain di lingkungan kampus UGM, Bandara Yogyakarta International Airport, dan Candi Borobudur dengan berbagai pengukuran performa yang dibutuhkan.
Inovasi harus memiliki hilir. Jika tidak, nantinya hanya menjadi pajangan saat pameran saja.
Inovasi lainnya di sektor transportasi juga datang dari Universitas Diponegoro (Undip) yang berhasil mengembangkan Bio Smart and Safe Bus. Kendaraan ini merupakan hasil kerja sama antara Undip dan PO Sumber Alam yang berhasil didanai melalui program matching fund dan Kedaireka. Bus ini disebut sebagai moda transportasi massa yang aman pada masa pandemi karena dilengkapi dengan HEPA Filter dan sinar UV untuk meminimalisasi penyebaran virus.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku senang atas inovasi yang dilahirkan perguruan tinggi. ”Saya terkejut dan senang juga karena melalui program Kampus Merdeka ternyata banyak inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi,” ujar Budi.
Dukungan industri
Dukungan pengembangan inovasi untuk dunia riset di Tanah Air salah satunya diberikan L’Oréal Indonesia. Perusahaan kosmetik internasional ini berkomitmen untuk mendukung dan memajukan sains dengan terus memberdayakan para peneliti dalam mewujudkan ide-ide penelitian mereka yang dapat menjawab tantangan global.
Pada tahun ini, L’Oreal Indonesi bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) dan Universitas Indonesia memperkenalkan program filantropi sains terbarunya di Indonesia, yaitu Hair and Skin Research Grant. Hibah ini untuk mendukung para peneliti dan dermatolog Indonesia serta memungkinkan mereka mengembangkan penelitian seputar rambut dan kulit di Indonesia.
”Berbagai program penelitian yang telah kami lakukan di Indonesia selama ini merupakan salah satu bukti komitmen kami dalam memajukan Indonesia melalui kemajuan sains. Kami berkomitmen untuk terus mendukung para peneliti untuk menghasilkan ide dan inovasi baru yang dapat memberikan solusi untuk masalah dan tantangan global saat ini dan masa depan,” ujar Presiden Direktur L’Oréal Indonesia Umesh Phadke.
Ketua Umum Perdoski M Yulianto Listiawan menyambut baik kerja sama dengan L’Oréal Indonesia dan Universitas Indonesia yang memberikan dukungan riset seputar kulit yang merupakan bagian terluar dari tubuh kita yang sangat penting untuk dijaga dan dirawat.
”Melalui program Hair and Skin Research Grant ini diharapkan dapat lebih mengerti mengenai rambut dan kulit orang Indonesia dan kiranya dapat berkontribusi dalam penelitian yang bisa bermanfaat,” kata Yulianto.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia mengatakan, UI mendukung penuh program Hair and Skin Research Grant 2021. Program ini merupakan bentuk komitmen dalam melayani dan membantu kemajuan inovasi.
”Semoga program ini dapat menjadi jembatan bagi para peneliti serta wadah untuk mewujudkan penelitian dalam bidang kulit dan rambut untuk dapat membantu mendorong terbukanya ruang kerja sama antara industri dan para peneliti. Harapan kami, hal ini dapat menjadi jawaban dan solusi terhadap berbagai kendala serta dapat menghasilkan inovasi yang baik dan bermanfaat bagi Indonesia dan dunia. Semoga ini adalah awal dari kolaborasi yang lebih banyak lagi di masa depan,” papar Nurtami.
Program Hair and Skin Research Grant memberikan hibah senilai total Rp 250 juta untuk tiga proposal penelitian yang fokus pada penelitian rambut dan kulit dengan domain studi laboratorium, studi klinis, studi kualitas hidup dan/atau penelitian epidemiologi. Program ini akan membantu para peneliti dan dermatolog.
Indonesia mewujudkan ide-ide penelitian mereka yang luar biasa serta berkontribusi terhadap tantangan kesehatan dan perawatan rambut dan kulit di Indonesia.
Dipimpin Yulianto Listiawan, dewan juri yang terdiri dari para juri ilmiah nasional dan internasional telah memilih tiga tim pemenang Hair and Skin Research Grant 2021.
Tim pemenang dari Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya-RS Islam Jemursari yang terdiri dari Winawati Eka Putri dan Meidyta Sinantryana Widyaswari. Mereka meneliti ”Pengaruh Topikal Human Adipose Stem Cell-conditioned Medium (hASC-CM) Terhadap Perbaikan Photoaging”.
Tim pemenang dari Departemen Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo yang terdiri dari Uly Aanda Maria Nugraheni Pasaribu dan Shannaz Nadia Yusharyahya. Proposal riset mereka berjudul ”Hubungan Antara Mikrobioma Kulit dan Penuaan Kulit Wajah”. Kulit merupakan organ terbesar dan terluar yang berhubungan langsung dengan lingkungan eksternal sehingga studi terkait perbaikan sawar kulit dan fungsinya menjadi kajian yang esensial di bidang dermatologi.
Sementara tim pemenang dari Departemen Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo yang terdiri dari Hanny Nilasari, Endang Lukitaningsih, Dian Pratiwi, Fitria Agustina, dan Githa Rahmayunita meneliti ”Evaluasi In Vitro Khasiat Formulasi Fotoprotektif yang Mengandung (8,9)-Furanyl-Pterocarpan-3-Ol dari Pachyrhiuz Erosus (Bengkuang)”. Bengkuang, sumber daya alam asli Indonesia, telah lama digunakan sebagai bahan pencerah kulit di Indonesia, negara yang terpapar sinar UV intensitas tinggi sepanjang tahun.