Upaya pemeriksaan dan pelacakan kontak semakin diperkuat setelah kasus positif varian Omicron terdeteksi di Indonesia. Upaya tersebut dinilai penting untuk menekan potensi penularan yang lebih luas.
Oleh
DEONISIA ARLIINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Upaya pelacakan kontak erat dari kasus terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron semakin diperkuat. Langkah antisipasi dini lain juga dilakukan dengan mengisolasi Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet yang menjadi lokasi perawatan dari kasus positif tersebut.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi di Jakarta, Jumat (17/12/2021), mengatakan, pelacakan kontak erat terus dilakukan pada kasus positif Covid-19 varian Omicron. Pemeriksaan lebih lanjut dengan pengurutan genomik pada spesimen dari kontak erat juga dijalankan.
”Proses kontak tracing sudah dilakukan pada 63 orang kontak erat. Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan pada 10 orang yang positif Covid-19 untuk dilanjutkan dengan pemeriksaan WGS (whole genome sequencing/pengurutan genomik),” katanya.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi Tjandra Yoga Aditama menyampaikan, mitigasi berlapis perlu diterapkan setelah satu kasus varian Omicron terdeteksi di Indonesia. Melalui upaya ini, deteksi kasus bisa segera dilakukan sehingga penularannya bisa ditekan.
Ada tiga langkah mitigasi yang perlu diperhatikan, yakni mencari sumber penularan dari kasus pertama varian Omicron, menelusuri kontak erat, serta melakukan isolasi dan karantina segera pada kasus lainnya.
”Selain itu, pada tempat yang pernah dikunjungi oleh N (pasien terkonfirmasi varian Omicron) dan juga penular pasien N, akan baik jika diumumkan ke publik agar siapa yang pernah ke tempat itu bisa waspada,” ujar Tjandra.
Menurut dia, upaya mitigasi berlapis harus dilakukan agar penularan Covid-19 di Indonesia bisa terkendali. Penularan varian Omicron pun diharapkan bisa dibatasi.
Upaya mitigasi berlapis harus dilakukan agar penularan Covid-19 di Indonesia bisa terkendali. Penularan varian Omicron pun diharapkan bisa dibatasi. (Tjandra Yoga)
RSDC Wisma Atlet
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Suharyanto, dalam siaran pers, menuturkan, pemerintah memutuskan mengisolasi RSDC Wisma Atlet Kemayoran selama tujuh hari mulai 17 Desember 2021. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi dini untuk mencegah penularan varian Omicron ke level komunitas setelah ditemukannya kasus penularan di area rumah sakit darurat tersebut.
”Perkembangan situasi terakhir menjadikan pemerintah harus bertindak cepat mencegah terjadinya transmisi lokal virus varian Omicron. Isolasi RSDC adalah langkah yang diharapkan efektif untuk tujuan tersebut,” ucapnya.
Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Saleh Partaonan Daulay, mengatakan, pemerintah juga diminta memperkuat penjagaan di pintu masuk negara. Ia pun mendesak agar pemerintah menghentikan sementara izin masuk untuk tenaga kerja asing ke Indonesia.
”Paling tidak, selama masa berkembangnya (varian) Omicron ini, TKA betul-betul dilarang masuk. Kalaupun ada yang harus masuk, itu adalah tenaga expert yang keahliannya tidak bisa digantikan pekerja lokal,” ujarnya.