Indonesia Dilanda 2.796 Bencana sejak Januari hingga Awal Desember 2021
Sepanjang 1 Januari hingga 9 Desember 2021, Indonesia dilanda 2.796 bencana termasuk erupsi Semeru. Adapun perkembangan evakuasi erupsi Semeru mencatat korban jiwa sebanyak 45 orang.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat, Indonesia telah dilanda 2.796 bencana sejak 1 Januari hingga 9 Desember 2021. Sementara terkait dengan perkembangan evakuasi erupsi Gunung Semeru, sebanyak 46 orang ditemukan telah meninggal dan 12 orang lainnya masih hilang.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan, dari total bencana di Indonesia, sebanyak 35 persen atau 1.177 kejadian di antaranya merupakan banjir. Kemudian disusul cuaca ekstrem (709), tanah longsor (568), kebakaran hutan dan lahan (265), gelombang pasang dan abrasi (34), gempa bumi (27), kekeringan (15), dan erupsi gunung api (1).
”Lebih dari 80 persen kejadian bencana di Indonesia sepanjang Januari hingga Desember didominasi oleh bencana hidrometeorologi. Total korban meninggal 642 jiwa dan korban terdampak lainnya lebih dari 8 juta jiwa,” ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Jumat (10/12/2021).
Salah satu hoaks yang menyebar di daerah pengungsian, yaitu adanya penjarahan sehingga menimbulkan keresahan pada masyarakat.
Daerah dengan sebaran bencana terbanyak lebih dari 50 kejadian, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Semua daerah tersebut selama lima tahun terakhir memiliki riwayat dengan frekuensi bencana tertinggi di Indonesia.
Sementara berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI), sejak awal Desember 2021 sampai saat ini tercatat telah terjadi 55 kejadian banjir dan 16 kejadian tanah longsor. Banjir mengakibatkan korban meninggal sebanyak 6 orang, hilang 8 orang, dan 9 orang mengalami luka-luka serta berdampak pada 372.397 orang menderita serta mengungsi.
Erupsi Semeru
Sementara terkait dengan perkembangan penanganan erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sampai Kamis (9/12) malam tercatat sebanyak 45 orang meninggal, 9 orang hilang, 19 luka berat, dan 19 luka ringan. Erupsi juga menyebabkan 6.573 orang mengungsi yang tersebar di 126 titik, 2.970 rumah terdampak, dan 31 fasilitas umum rusak.
Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru Kolonel infanteri Irwan Subekti mengatakan, pencarian pada Jumat merupakan hari ketujuh evakuasi korban erupsi Semeru. Tim penyelamatan dan pertolongan terus melakukan evakuasi dengan mengerahkan tiga unit tim yang beranggotan 75-100 orang setiap unit.
”Fokus pencarian di Dusun Curah Kobokan dan Kampung Renteng. Keterlibatan relawan dan bantuan logistik saat ini juga sudah banyak sekali sehingga perlu manajemen sendiri. Kebutuhan yang mendesak saat ini adalah tandon air bersih atau peralatan kebersihan, peralatan tidur termasuk kasus serta pakaian dalam laki-laki dan perempuan,” katanya.
Sama seperti hari-hari sebelumnya, proses evakuasi saat ini juga terkendala tanah yang masih panas. Selain itu, evakuasi juga terkendala pendangkalan dasar sungai di curah kobokan yang dsebabkan curah hujan tinggi pada siang hingga sore hari. Hal ini berpotensi menyebabkan banjir sehingga petugas perlu meningkatkan kewaspadaan.
Banyaknya kabar bohong atau hoaks terkait aktivitas Semeru juga diakui Irwan cukup menghambat kerja petugas. Salah satu hoaks yang menyebar di daerah pengungsian, yaitu adanya penjarahan sehingga menimbulkan keresahan pada masyarakat.
”Banyaknya relawan atau masyarakat di sekitar lokasi justru menghambat proses lalu lintas di daerah bencana. Jadi, kami memohon bagi masyarakat yang memberikan bantuan cukup beberapa kendaraan saja dan tidak berbondong-bondong ke lokasi bencana,” ucapnya.