Penyebaran varian baru virus korona penyebab Covid-19, Omicron, terus meluas meski banyak negara memperketat pembatasan perjalanan internasional. Di Indonesia, kasus infeksi varian yang banyak bermutasi belum ditemukan.
Oleh
Ahmad Arif
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sekalipun sejumlah negara telah memperketat pembatasan, penyebaran varian baru SARS-CoV-2, Omicron, terus meluas. Setidaknya 19 negara telah melaporkan varian yang memiliki banyak mutasi ini.
”Penyebaran Omicron secara global sulit dicegah lagi, terutama di negara yang surveilansnya buruk. Dengan laju kecepatan seperti sekarang, saya prediksi varian ini bisa mendominasi secara global pada akhir Januari 2022,” kata epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (30/11/2021).
Sejumlah negara yang telah melaporkan keberadaan varian Omicron ini di antaranya Australia, Austria, Belgia, Botswana, Kanada, Denmark, Jerman, Hong Kong, Israel, Italia, Jepang, Belanda, Portugal, Kepulauan Reunion, Afrika Selatan, Spanyol, Swiss, dan Inggris.
Penyebaran Omicron secara global sulit dicegah, terutama di negara yang surveilansnya buruk. Dengan laju kecepatan sekarang, saya prediksi varian ini bisa mendominasi secara global pada akhir Januari 2022.
Penemuan Omicron di luar Afrika ini umumnya dibawa oleh pelaku perjalanan yang baru tiba. Namun, di Portugal dikhawatirkan telah terjadi transmisi lokal Omicron. Sebanyak 13 kasus telah ditemukan pada pemain dan anggota staf klub sepak bola divisi teratas negara ini, Belenenses SAD, yang salah satu pemainnya baru kembali dari Afrika Selatan.
Sementara di Belanda, Omicron terdeteksi sebelum dua penerbangan tiba dari Afrika Selatan, pekan lalu. Setidaknya 14 orang dalam penerbangan dari Johannesburg dan Capetown tiba di Bandara Schiphol Amsterdam pada 26 November dengan membawa varian baru ini.
Namun, National Institute for Public Health (RIVM) Belanda juga melaporkan, mereka telah menemukan varian virus Omicron dalam dua sampel uji yang diambil pada 19 November dan 23 November 2021. Belum jelas apakah orang-orang ini telah mengunjungi Afrika Selatan.
Saat ini, pihak berwenang di Belanda berusaha melacak dan memeriksa ribuan penumpang yang telah melakukan perjalanan dari Afrika Selatan, Botswana, Eswatini, Lesotho, Mozambik, Namibia, dan Zimbabwe.
Sementara itu, dua penumpang Singapore Airlines yang dites positif varian Omicron Covid-19 di Sydney sebelumnya bepergian ke Afrika Selatan dan transit di Bandara Changi, Singapura, sebelum menuju ke Australia.
Pihak berwenang Singapura mengatakan, dua penumpang meninggalkan Johannesburg, Afrika Selatan, dengan penerbangan Singapore Airlines pada 27 November dan tiba di Bandara Changi pada hari yang sama untuk penerbangan transit mereka.
Dicky mengatakan, penemuan Omicron di sejumlah negara ini juga menunjukkan berjalannya sistem surveilans dan deteksi dini di banyak negara tersebut. Meski demikian, celah lolosnya Omicron ke luar Afrika masih ada, terutama di negara yang lemah kemampuan surveilannya.
Omicron juga dikhawatirkan sudah beredar sekitar satu bulan sebelum kemudian dideteksi dan dilaporkan. ”Dari data epidemiologi di Kota Pretoria, Afrika Selatan, kenaikan kasus di sana sudah terjadi sejak sekitar tiga minggu terakhir,” ujarnya.
Dicky menambahkan, meski mengalami lonjakan kasus, fasilitas kesehatan di Pretoria tidak begitu terbebani oleh lonjakan pasien yang membutuhkan rawat inap. ”Masalahnya, sebagian besar yang terinfeksi awal ini masih di kalangan mahasiswa dan pemuda yang risikonya lebih rendah mengalami keparahan. Apalagi, kemungkinan mereka pernah terinfeksi varian lain, termasuk Delta, sehingga mungkin masih mempunyai kekebalan alami,” ujarnya.
Karakteristik penularan varian Omicron ini baru bisa diketahui jika sudah menyebar luas di populasi umum, termasuk di kelompok rentan. ”Data mengenai ini belum ada, dan seperti disampaikan WHO masih harus menunggu dua hingga tiga minggu,” kata Dicky.
Data genomik
Berdasarkan data GISAID, Afrika Selatan telah mendaftarkan 124 data genom Omicron atau B.1.1.529, sedangkan Botswana mendaftarkan 29 data genom, dan Belanda 12 data genom. Australia sebanyak 6 data genom Omicron, Hong Kong 5 data genom, Inggris 4 data genom, Kanada 2 data genom, dan negara-negara lainnya 1 data genom.
Safarina G. Malik, peneliti senior Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman-BRIN, mengatakan, sejauh ini varian Omicron belum ditemukan dari 9.000 sampel SARS-CoV-2 yang dianalisis genomnya di Indonesia. Analisis genomik yang dilakukan terhadap sampel SARS-CoV-2 di Indonesia masih didominasi varian Delta dan turunannya.
Safarina mengatakan, data genom yang didaftarkan Indonesia ke GISAID memang cenderung turun. Ini karena jumlah kasus positif di Indonesia juga turun.
Namun, untuk pelaku perjalanan dari luar negeri yang terkonfirmasi positif, semuanya telah diperiksa genomik virusnya. ”Secara resmi, perintah untuk melakukan pemeriksaan genomik terhadap semua pelaku perjalanan dari luar negeri baru keluar sejak Senin (29/11/2021). Namun, praktik ini sebenarnya sudah dilakukan dan sejauh ini belum ditemukan ada Omicron,” katanya.