Percepatan Program Kendaraan Listrik Perlu Kolaborasi
BRIN menyelenggarakan pameran Indonesia Electric Motor Show secara hibrida pada 24-26 November 2021. Acara ini diharapkan meningkatkan kolaborasi riset dan minat publik untuk memakai kendaraan listrik.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
Kompas/Heru Sri Kumoro
Mobil listrik MG 5 EV dipamerkan dalam pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Minggu (21/11/2021). Berbagai jenis mobil listrik dipamerkan sejumlah pabrikan kendaraan pada pameran ini.
JAKARTA, KOMPAS — Percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak mulai dari peneliti hingga industri. Pameran Indonesia Electric Motor Show yang diselenggarakan secara hibrida itu diharapkan menumbuhkan minat dan kesadaran warga memakai kendaraan listrik untuk mencapai target penurunan emisi.
Kepala Organisasi Riset Pengkajian dan Penerapan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasioal (BRIN) Dadan M Nurjaman mengutarakan hal itu dalam pembukaan Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021 di Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (24/11/2021). Pameran itu digelar pada 24-26 November 2021.
Dadan menyampaikan, Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Transportasi Jalan telah terbit dua tahun lalu. Sejak saat itu, BRIN mempercepat riset dan inovasi teknologi kunci KBLBB.
Untuk mendukung teknologi KBLBB roda empat, BRIN bersama PT Mobil Anak Bangsa dan industri dalam negeri lainnya mengembangkan kerangka internal (chassis platform), kontrol pusat bodi (body controller) motor listrik, dan stasiun pengisian daya.
Sementara untuk percepatan teknologi roda dua, BRIN bersama PT GESITS Technologies Indo, perusahaan nasional yang memproduksi motor listrik, telah mengembangkan sepeda motor listrik, rem, suspensi, dan stasiun pengisian daya cepat.
Kompas
Virtual Exhibition IEMS 2021
Hingga 2021, BRIN bersama mitra industri dalam negeri telah melaksanakan berbagai riset dan pengembangan. Dari sektor KBLBB ringan, desain dan manufaktur motor propulsi BLDC 10 kilowatt (kw) telah dilakukan.
BRIN juga mengkaji kebijakan bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk penyusunan draf revisi peraturan menteri perindustrian tentang spesifikasi peta jalan pengembangan dan ketentuan penghitungan tingkat komponen dalam negeri KBLBB.
Dari sektor sepeda motor listrik, BRIN mendesain manufaktur menghasilkan 2 kw untuk mengurangi ketergantungan pada magnet permanen. Sementara pengembangan di sektor pengisian daya cepat KBLBB meliputi stasiun bagi kendaraan listrik roda dua, stasiun DC roda empat, prototipe pengisian cepat paket baterai, dan aplikasi untuk sistem manajemen stasiun pengisian daya.
Salah satu upaya mendukung program percepatan KBLBB lainnya adalah menyelenggarakan IEMS secara hibrida atau campuran pada 24-26 November 2021. Kegiatan itu diisi pameran, seminar, hingga uji coba KBLBB. Acara luring diselenggarakan di Gedung Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi BRIN, Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang Selatan.
IEMS 2021 merupakan acara yang kedua setelah pada 2019 pernah diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta. Penyelenggaraan IEMS 2021 secara hibrida dinilai dapat menarik lebih banyak masyarakat dari berbagai daerah melalui ruang virtual.
Kompas/Totok Wijayanto
Warga mengisi daya mobil listrik di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di halaman Kantor PLN Distribusi Jakarta Raya, Jakarta, Senin (22/11/2021). Saat ini PLN telah memiliki 47 unit SPKLU yang beroperasi dan hingga akhir tahun akan ada 67 SPKLU yang beroperasi.
”Pameran ini diharapkan menjadi wadah untuk memperkenalkan hasil riset BRIN dan produk dalam negeri lainnya. Di samping itu, pameran ini diharapkan dapat menumbuhkan minat dan kesadaran masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik dalam rangka mencapai net zero emission pada 2060,” tutur Dadan.
Dorong kolaborasi
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menegaskan, BRIN hadir untuk membantu kementerian dan lembaga maupun pelaku usaha agar masuk ke aktivitas riset dengan investasi seminimal mungkin. Ia juga menjamin kolaborasi riset dengan pelaku usaha tidak akan membebani salah satu pihak.
Bahkan, BRIN mempersilakan semua fasilitas riset hingga laboratorium digunakan bersama secara gratis. Namun, jika kolaborasi riset membuahkan hasil, pihak yang menjalin kolaborasi tersebut diharapkan berbagi hak cipta (property rights).
Pameran ini diharapkan dapat menumbuhkan minat dan kesadaran masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik dalam rangka mencapai net zero emission pada 2060.
”Setelah berbagi property rights, dapat dilakukan lisensi kembali. Sebagian dari lisensinya atau minimal 60 persen akan kami kembalikan kepada negara sebagai PNBP (penerimaan negara bukan pajak) dan 40 persen lainnya dikembalikan ke inventor,” ucapnya.
KOMPAS/STEFANUS OSA
Bongkahan baterai mobil listrik Hyundai dipamerkan dalam GIIAS di ICE BSD, Tangerang, Banten, 11-21 November 2021. Sebagian besar penyebab mahalnya mobil listrik terletak pada mahalnya harga baterai listrik kendaraan.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang turut hadir dalam pembukaan IEMS menambahkan, pengembangan kendaraan listrik diharapkan menjadi lompatan besar bidang teknologi dan industri mobil di Indonesia.
Meski bukan pengembang pertama, Indonesia diyakini belum terlambat untuk menjadi pemain utama industri kendaraan listrik dunia. Melalui peta jalan yang baik, Indonesia dianggap mampu memiliki daya saing yang kuat.
Dalam mengembangkan kendaraan listrik, Moeldoko mengakui sampai kini ada sejumlah tantangan di sektor hulu dan hilir. Pembangunan industri pendukung seperti baterai, motor listrik, dan infrastruktur KBLBB memerlukan investasi tinggi. Komponen itu juga belum banyak dikembangkan di Indonesia.
”IEMS merupakan salah satu upaya menstimulasi para periset untuk segera mengikuti perkembangan riset di bidang mobil listrik. Jika kemampuan kita dikerahkan secara kolaboratif, bisa dipastikan kita tidak akan tertinggal,” tambahnya.