Taman Bumi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Indonesia berencana menjadikan taman bumi atau ”geopark” sebagai salah satu penggerak ekonomi, khususnya pariwisata. Prinsip konservasi dan pelibatan masyarakat tidak boleh diabaikan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia berencana membuat 12 taman bumi global hingga akhir 2024. Taman bumi akan dikembangkan untuk destinasi wisata, pengembangan ilmu pengetahuan, dan konservasi alam. Pengembangan taman bumi diharapkan mendorong ekonomi rakyat dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Rencana membuat 12 taman bumi atau geopark global sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Hingga kini, Indonesia memiliki enam taman bumi global yang diakui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Keenamnya adalah Geopark Batur, Gunung Sewu, Ciletuh-Pelabuhanratu, Rinjani, Kaldera Danau Toba, serta Belitong. Indonesia ada di peringkat ke-8 dari 44 negara dengan taman bumi global UNESCO terbanyak di dunia.
Indonesia juga memiliki 13 taman bumi nasional. Beberapa di antaranya diusulkan sebagai taman bumi global UNESCO, seperti Geopark Ijen, Raja Ampat, dan Merangin.
Sementara itu, masih ada sedikitnya 110 kawasan lain yang berpotensi menjadi taman bumi nasional. Indonesia kaya akan warisan geologi karena ada di daerah cincin api. Kekayaan itu juga karena Indonesia ada di pertemuan tiga lempeng bumi.
Presiden Joko Widodo pada Senin (22/11/2021) mengatakan, warisan alam ini perlu dijaga, dilindungi, dan dimanfaatkan dengan baik. Itu dilakukan melalui konservasi kawasan dan perlindungan unsur-unsur geologi yang masih utuh agar tidak rusak.
”(Kita juga perlu) menjaga warisan geologi serta nilai-nilai di dalamnya; arkeologi, ekologi, sejarah, dan budaya agar bisa terus diwariskan ke generasi selanjutnya,” ucap Presiden pada pembukaan Konferensi Nasional Geopark Indonesia II secara daring.
Selain untuk konservasi warisan geologi, taman bumi juga tempat konservasi keragaman hayati dan budaya. Itu sebabnya, taman bumi dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Taman bumi juga akan dikembangkan sebagai destinasi wisata. Pengembangan ini mengacu pada prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Presiden mengingatkan bahwa kekayaan alam ini tidak boleh dirusak dan dieksploitasi berlebihan. Menurut dia, kegiatan ekonomi dan konservasi alam mesti seimbang.
”Kunci utama yang menentukan keberhasilan pengembangan geopark adalah tata kelola yang semakin baik. Itu perlu terus diperbaiki. Lalu, libatkan pegiat geopark, akademisi, dan masyarakat sekitar,” ucap Presiden. ”Perkuat masyarakat sekitar untuk ambil bagian dalam pelestarian lingkungan, serta pengembangan potensi pariwisata agar masyarakat mendapat manfaat untuk kesejahteraan mereka,” ujarnya.
Pariwisata
Penetapan taman bumi global oleh UNESCO dinilai akan berdampak besar bagi pengembangan taman bumi. Apabila dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, taman bumi dapat menjadi destinasi wisata domestik dan internasional.
UNESCO mencatat bahwa China memiliki 37 taman bumi global dan berhasil menarik 21 juta pengunjung per tahun pada 2016. Jepang memiliki 9 taman bumi global yang didatangi 6,5 juta orang per tahun, sementara Spanyol dengan 12 taman bumi global didatangi 19 juta orang per tahun.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menambahkan, pengakuan UNESCO bukan tujuan akhir. Pengakuan itu menjadi pemicu agar taman bumi dikelola dengan baik dan berkelas dunia.
Adapun payung hukum pengembangan taman bumi ada di Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019. Sejumlah kementerian berkomitmen mendukung program ini, antara lain Kementerian Kelautan dan Perikanan; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; Kementerian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, melestarikan dan memanfaatkan warisan geologi merupakan tantangan sekaligus peluang. Itu sebabnya, semua pihak mesti berkolaborasi, baik pemerintah, swasta, akademisi, peneliti, komunitas, maupun masyarakat.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, pengembangan taman bumi sebagai destinasi wisata dapat mendukung ekonomi lokal. Geopark Gunung Sewu, misalnya, telah membuka lapangan pekerjaan baru. Selain itu, pengembangan taman bumi bakal berdampak ke tumbuhnya UMKM, sektor kuliner, dan sektor ekonomi kreatif lain.
”Saya optimistis geopark akan menjadi alternatif untuk melestarikan sumber daya alam, keanekaragaman budaya, membangkitkan ekonomi, serta memberdayakan masyarakat lokal,” ucap Sandiaga.
Saat dihubungi terpisah, Manajer Kampanye Ekosistem Esensial Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Wahyu Perdana mengatakan, kelestarian lingkungan jadi pertimbangan utama pengembangan taman bumi agar konsep ekonomi hijau tidak hanya jadi jargon. Ia juga mengingatkan kehati-hatian dalam pengembangan. Itu karena kerap kali destinasi wisata alam rusak akibat pariwisata. Pengawasan dan penegakkan hukum bagi pihak yang mengabaikan kelestarian alam sangat diperlukan.