Siklon Paddy Masih Berdampak pada Cuaca di Indonesia
Siklon tropis Paddy yang terbentuk di Samudra Hindia selatan Pulau Jawa memicu peningkatan intensitas hujan di sejumlah daerah. Masyarakat diimbau agar meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya bencana hidrometeorologi.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Siklon tropis Paddy yang terbentuk di Samudra Hindia sebelah selatan Pulau Jawa bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Meski demikian, siklon tersebut masih berdampak secara tidak langsung terhadap peningkatan hujan di berbagai daerah.
”Pergerakan siklon Paddy sementara ini semakin menjauhi wilayah Indonesia,” kata Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin, di Jakarta, Selasa (23/11/2021).
Berdasarkan data Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta, pada Selasa siang siklon ini berada di koordinat 13,6 Lintang Selatan (LS) dan 107,5 Bujur Timur (BT), sekitar 730 kilometer (km) sebelah selatan barat daya Cilacap. Siklon tersebut bergerak ke arah barat dengan kecepatan 3 knots atau 5 km per jam menjauhi wilayah Indonesia, dengan kecepatan angin maksimum 40 knots atau 75 kilometer per jam.
Dengan pergerakan ini, diprediksi pada Rabu (24/11) siklon ini akan berada di 13,7 LS dan 106,7 BT, sekitar 780 km sebelah selatan barat daya Cilacap. Siklon akan terus bergerak ke arah barat dengan kecepatan 2 knots atau 4 km per jam, bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Saat itu, kecepatan angin maksimum akan bertambah menjadi 35 knots atau 65 km per jam.
Miming mengatakan, meski bergerak menjauhi wilayah Indonesia, siklon ini akan berdampak tak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia untuk periode 24 jam ke depan. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Gelombang tinggi
Sementara gelombang laut dengan ketinggian 1,25-2,5 meter atau level moderat dapat terjadi di perairan Barat Bengkulu, Teluk Lampung bagian Selatan, Selat Sunda bagian utara, Perairan selatan Jawa Timur hingga Lombok, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Barat.
Gelombang laut dengan ketinggian 2,5-4 meter dapat terjadi di perairan barat Pulau Enggano, barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, selatan Banten hingga Jawa Tengah, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga selatan Jawa Tengah.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya hidrometeorologi basah.
Siklon Paddy terbentuk pada Senin sore, bermula dari terdeteksinya bibit siklon tropis 90S sejak 19 November 2021. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam prediksi cuaca tiga harian menyebutkan, kemunculan siklon ini membentuk area pertemuan dan perlambatan angin yang memanjang dari Samudra Hindia barat daya Banten hingga perairan selatan Jawa Timur dan dari Laut Jawa hingga perairan selatan Bali. Hal itu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah yang dilalui.
Sistem ini juga membentuk low level jet dengan kecepatan angin lebih dari 25 knot yang memanjang dari Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga selatan Jawa Barat yang mampu meningkatkan ketinggian gelombang di sepanjang wilayah tersebut.
Bencana longsor
Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana longsor terjadi di Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Senin malam, menyebabkan dua warga tertimbun dan satu orang ditemukan dalam kondisi meninggal, sedangkan satu orang masih dicari.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, tanah longsor berlangsung setelah hujan deras mengguyur. ”BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang,” kata Muhari.