Aplikasi untuk Pasien Isolasi Mandiri
Pemantauan pasien Covid-19, termasuk pasien yang menjalani isolasi mandiri, tetap penting dilakukan. Untuk membantu pemantauan pasien tersebut, Universitas Indonesia pun mengembangkan aplikasi Isolasinfo.
Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang mulai mereda, masih ada kasus baru yang dilaporkan. Sekalipun jumlahnya tidak banyak, pasien Covid-19 tersebut tetap membutuhkan perhatian karena setiap hari masih ditemukan kasus kematian.
Data per 21 November 2021, jumlah kasus baru yang dilaporkan terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 393 kasus dengan 14 kasus kematian. Adapun total kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia sejak pertama kali dilaporkan pada awal Maret 2020 mencapai 4,2 juta orang dengan 143.728 kematian.
Sebagian kasus baru kini lebih banyak ditemukan dalam kondisi tidak bergejala atau bergejala ringan. Itu bisa disebabkan upaya pengendalian yang lebih baik serta semakin banyak masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Vaksin memang tidak bisa mencegah penularan Covid-19, tetapi setidaknya dapat meminimalkan risiko perburukan ketika tertular.
Meski begitu, pasien Covid-19 yang tidak bergejala ataupun bergejala ringan tetap membutuhkan pemantauan serta perawatan yang baik. Saat melakukan isolasi mandiri, kebutuhan nutrisi, obat, serta aktivitas fisik tetap perlu dikontrol agar bisa segera pulih.
Pada kondisi lonjakan kasus Covid-19 pada Juli 2021, banyak pasien Covid-19 meninggal ketika melakukan isolasi mandiri. Itu disebabkan pemantauan yang kurang baik. Terkadang perburukan terjadi tanpa diketahui, seperti tingkat saturasi yang rendah ataupun ada kerusakan pada organ tubuh lain. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam penanganan.
Baca juga : Jamin Kebutuhan Pasien Isolasi
Atas dasar itulah, mahasiswa Universitas Indonesia yang tergabung dari berbagai fakultas mengembangkan aplikasi untuk pemantauan pasien isolasi mandiri. Aplikasi yang disebut dengan Isolasinfo ini dikembangkan dengan supervisi dari dosen dan pakar yang juga berada di lingkup Universitas Indonesia di bawah pengawasan Indonesian Medical Education Research Institute (IMERI).
Pendiri Isolasinfo, Shakira Amirah, mengatakan, Isolasinfo merupakan aplikasi untuk menjaga kesehatan pasien selama masa pandemi Covid-19, khususnya pasien Covid-19 tanpa gejala ataupun gejala ringan. Itu tidak hanya untuk menjaga kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Jumlah kasus kesehatan mental pada pasien Covid-19 sebenarnya tidak sedikit, tetapi jarang mendapat perhatian.
”Kita mengetahui bahwa kasus Covid-19 pada hari ini memang menurun, tetapi angka pasien Covid-19 masih terus bertambah. Pasien ini, termasuk pasien yang menjalani isolasi mandiri, masih perlu tetap diperhatikan. Pemantauan dan edukasi yang terintegrasi dan merata tetap dibutuhkan oleh pasien isolasi mandiri,” ujarnya.
Shakira menyampaikan, untuk menunjang perawatan pasien isolasi mandiri yang adekuat, terdapat enam fitur utama yang bisa diakses oleh pengguna aplikasi Isolasinfo. Fitur itu adalah fitur Edukasi, Asesmen Harian, fitur Nutrisi dan Pengingat Minum Obat, Olahraga, Well Being, dan Fitur Forum.
Fitur unggulan
Pada fitur Edukasi, terdapat sejumlah informasi yang perlu diketahui oleh pasien. Itu seperti cara untuk menjaga lingkungan yang aman dan sehat untuk isolasi mandiri, edukasi dasar mengenai perawatan isolasi mandiri, perawatan isolasi mandiri yang perlu diketahui oleh pasien dan keluarga, serta cara untuk mengelola limbah infeksius di rumah.
Sementara pada fitur Asesmen Harian, pengguna aplikasi akan dianjurkan untuk mengisi data setidaknya tiga kali sehari. Pada fitur ini tersedia sejumlah pertanyaan untuk menilai kondisi kesehatan fisik dan mental dari pasien.
Kita mengetahui bahwa kasus Covid-19 pada hari ini memang menurun, tetapi angka pasien Covid-19 masih terus bertambah. Pasien ini, termasuk pasien yang menjalani isolasi mandiri, masih perlu tetap diperhatikan.
Pertanyaan yang diajukan, antara lain, adalah gejala yang terjadi, perasaan yang dialami, serta suhu tubuh dan tingkat saturasi oksigen. Bagi pasien yang tidak memiliki alat penunjang, seperti termometer dan oksimeter, pasien dianjurkan menghitung frekuensi napas per menit.
”Pada fitur Asesmen Harian akan ada pertanyaan dan hasilnya penilaian bisa langsung dilihat oleh pasien. Jika hasilnya nanti menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan, aplikasi ini akan langsung mengarahkan pengguna pada fitur Telemedicine. Dokter juga bisa memanfaatkan hasil asesmen lewat riwayat yang tercatat,” kata Shakira.
Fitur Nutrisi dan Pengingat Minum Obat disediakan informasi mengenai rekomendasi makanan yang dibutuhkan selama isolasi mandiri. Informasi itu, misalnya, jenis makanan bergizi seimbang lengkap dengan kandungan gizinya, rekomendasi pilihan menu sarapan, makan siang, makan malam, dan makanan penunjang lainnya.
Pada fitur ini juga dilengkapi dengan pilihan untuk mengingatkan pasien minum obat dan mengonsumsi vitamin. Diharapkan melalui fitur ini bisa membantu pasien agar tidak lupa mengonsumsi obat dan vitamin. Konsumsi obat dan vitamin tepat waktu diperlukan untuk menunjang kesembuhan pasien.
Pada aplikasi ini disematkan pula fitur Olahraga. Setidaknya ada tiga bagian yang bisa ditemukan pada fitur ini, yakni edukasi olahraga, asesmen olahraga, dan gerakan olahraga. Asesmen olahraga diperlukan untuk menilai kelayakan dari pasien untuk berolahraga. Ketika dicurigai kondisi yang tidak layak berolahraga karena indikasi kesehatan tertentu, aplikasi akan langsung mengalihkan layar ke pilihan layanan telemedicine untuk melakukan telekonsultasi kepada ahli.
”Gerakan-gerakan olahraga yang ditampilkan di aplikasi ini disertai dengan gambar dan tulisan yang mudah dipahami sehingga pengguna bisa lebih mudah mengikuti arahannya,” ucap Shakira.
Ia mengatakan, ada pula fitur Well Being yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna. Terdapat dua topik yang bisa diakses, yaitu menu jurnaling dan menu edukasi kesehatan mental. Jurnaling dinilai bisa menjadi cara untuk menjaga kesehatan mental seseorang.
Pada menu jurnaling ini, pengguna bisa mengisi sejumlah pertanyaan serta menulis secara bebas mengenai perasaan yang sedang dialami. Tulisan yang disampaikan oleh pengguna tidak akan tersimpan di data umum, tetapi hanya tersimpan di perangkat dari pengguna sehingga keamanan privasi dari pengguna tetap terjamin.
Baca juga : Isolasi Mandiri dan Manajemen Emosi
Selanjutnya, pada fitur Forum, pengguna bisa melakukan interaksi dengan para pengguna lainnya. Fitur ini dimaksudkan agar para pengguna bisa saling menyemangati dan berbagi cerita lewat pengalaman isolasi mandiri yang sedang dijalani.
Namun, apabila ada topik atau tulisan yang tidak sesuai, pengguna bisa melaporkan isi forum tersebut agar bisa segera ditindaklanjuti oleh pengelola aplikasi. Pada fitur ini juga sudah dilengkapi dengan penyaring kata-kata yang bertentangan dengan nilai SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Secara otomatis, topik yang ditulis tidak bisa terkirim jika mengandung isu tersebut.
Shakira mengatakan, aplikasi Isolasinfo juga dilengkapi dengan fitur tambahan, seperti portal hotline yang berisi nomor telepon darurat yang berkaitan dengan perawatan isolasi mandiri, laman warga bantu warga, serta 11 aplikasi telemedicine yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan. Aplikasi ini sekarang sudah bisa diunduh di PlayStore pada pengguna Android.
”Aplikasi ini kami kembangkan sekitar empat sampai lima bulan dengan pendampingan dari tenaga pengajar dan para ahli di Universitas Indonesia. Sejumlah pengembangan masih akan kami lakukan agar aplikasi ini bisa dimanfaatkan secara lebih baik dan secara luas oleh masyarakat,” ujarnya.
Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Lies Dina Liasuti menyampaikan, aplikasi Isolasinfo menjadi solusi yang tepat agar pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah tetap bisa terkontrol. Data kesehatan yang terekam dalam aplikasi ini juga bisa membantu dokter ketika melakukan pemeriksaan dan evaluasi kesehatan krpada pasien.
”Diharapkan aplikasi ini bisa dikembangkan lebih lanjut agar tidak hanya digunakan untuk pasien Covid-19, tetapi pasien lain yang juga harus menjalani rawat jalan atau perawatan paliatif. Perlu dipastikan juga keberlanjutan pemanfaatan aplikasi ini apabila mahasiswa yang mengembangkan aplikasi sudah lulus,” katanya.