Kebijakan Pengendalian Covid-19 Saat Natal dan Tahun Baru Disiapkan
Libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 menjadi perhatian serius pemerintah. Tanpa pengendalian mobilitas dan penerapan protokol kesehatan yang ketat lonjakan kasus Covid-19 bisa saja terjadi selama masa liburan itu.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Antisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 menjelang libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 terus dilakukan. Pemerintah pun tengah menyiapkan sejumlah kebijakan pengendalian Covid-19 selama periode tersebut.
”Pada prinsipnya, pemerintah akan tetap mendukung kegiatan masyarakat asalkan dilakukan secara terkendali. Untuk itu, akan ada penyesuaian pengaturan aktivitas masyarakat serta mobilitas sesuai dengan data kasus dan kondisi riil di lapangan,” ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito di Jakarta, Selasa (16/11/2021).
Sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus setelah libur Natal dan Tahun Baru, ia mengatakan, pemerintah akan menyusun kebijakan pengendalian Covid-19 selama periode itu. Diharapkan, kebijakan ini bisa mendukung upaya pencegahan lonjakan kasus di masyarakat.
Kewaspadaan tersebut juga perlu diperkuat seiring dengan peningkatan kasus yang tengah terjadi di sejumlah negara, termasuk di negara di sekitar Indonesia. Setidaknya ada sembilan negara yang melaporkan adanya lonjakan kasus pada periode Oktober-November 2021. Negara tersebut, meliputi, Hongaria, Inggris, Singapura, Ukraina, Jerman, Rusia, Italia, Finlandia, dan Australia.
”Penting bagi kita untuk terus menerapkan prinsip kehati-hatian agar kita tidak ikut mengalami lonjakan kasus kembali seperti negara-negara tersebut. Jika ada hal yang tidak baik perlu segera diantisipasi agar bisa dilakukan langkah perbaikan,” tutur Wiku.
Penting bagi kita untuk terus menerapkan prinsip kehati-hatian agar kita tidak ikut mengalami lonjakan kasus kembali seperti negara-negara tersebut. Jika ada hal yang tidak baik perlu segera diantisipasi agar bisa dilakukan langkah perbaikan.
Peningkatan kasus
Wiku mengungkapkan, sejumlah daerah kini telah menunjukkan adanya tren peningkatan kasus Covid-19. Terdapat 37 kabupaten/kota di daerah Jawa dan Bali yang kasusnya meningkat dibandingkan minggu lalu. Peningkatan ini paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sebanyak 43 kabupaten/kota di Jawa dan Bali juga dilaporkan mengalami peningkatan jumlah orang yang dirawat karena Covid-19.
Peningkatan jumlah orang yang dirawat juga terjadi di Wisma Atlet, Jakarta. Selama seminggu terakhir, jumlah orang yang dirawat di Wisma Atlet secara konsisten sebanyak 248 kasus sampai 273 kasus. Padahal, sebelumnya, tingkat keterisian Wisma atlet paling tinggi sebanyak 209 tempat tidur.
”Kasus baru telah mengalami peningkatan dan sudah semakin banyak orang yang dirawat. Sayangnya, laju vaksinasi justru mengalami penurunan selama tujuh minggu terakhir,” ujar Wiku.
Oleh sebab itu, ia mengimbau seluruh masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi Covid-19. Pemerintah daerah pun didorong untuk segera meningkatkan cakupan vaksinasi di daerahnya.
Vaksinasi ini dinilai penting sebagai modal untuk menghadapi lonjakan kasus yang saat ini mulai terjadi. Capaian vaksinasi secara optimal pun diharapkan bisa tercapai sebelum terjadinya gelombang ketiga.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama secara terpisah menuturkan, kewaspadaan kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 perlu dilakukan sejak dini. Covid-19 memiliki ketidakpastian yang tinggi sehingga berbagai upaya yang terkait dengan pencegahan penularan Covid-19 harus tetap dijalankan secara optimal.
Mobilitas masyarakat di Indonesia yang mulai meningkat perlu dibarengi dengan pengetatan protokol kesehatan. Namun, faktanya protokol kesehatan di sejumlah fasilitas umum kini justru mengendur. Kedisiplinan penggunaan masker mulai berkurang. Itu diperburuk dengan tidak ada lagi kesadaran untuk menjaga jarak.
”Pemanfaatan aplikasi Peduli Lindungi perlu dimaksimalkan, terutama untuk pelacakan kasus. Ketika datang di suatu tempat dan ternyata setelah beberapa hari ditemukan ada kasus yang positif Covid-19, setiap orang yang datang di hari atau waktu yang sama perlu mendapatkan notifikasi agar bisa segera melakukan pemeriksaan Covid-19,” kata Tjandra.