Empat Perempuan Ilmuwan Terima Penghargaan L’Oreal-UNESCO for Women in Science 2021
Kesetaraan jender di bidang sains terus didorong. Perempuan ilmuwan juga memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki ilmuwan untuk berkontribusi pada kemanusiaan melalui sains.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
DOKUMENTASI L'OREAL INDOESIA
Empat perempuan ilmuwan Indonesia menerima penghargaan L’Oreal-UNESCO for Women in Science 2021.
JAKARTA, KOMPAS — Kontribusi sains untuk menyelamatkan kehidupan manusia saat ini dan masa depan semakin nyata. Karena itu, dukungan penguasaan sains untuk menjawab berbagai tantangan kehidupan masyarakat dan kemanusiaan semakin penting. Dunia sains yang selama ini dinilai maskulin juga butuh dukungan dari perempuan ilmuwan.
Dalam penyelenggaraannya yang ke-18 tahun, Rabu (10/11/2021), L’Oreal-UNESCO for Women in Science (FWIS) National Fellowship kembali memberikan dukungan bagi perempuan ilmuwan Indonesia di institusi perguruan tinggi dan lembaga riset. Tahun ini, empat peneliti perempuan menerima dukungan untuk melanjutkan proposal riset di berbagai bidang dengan dana penelitian masing-masing Rp 100 juta.
Keempat peneliti yang menerima L’Oreal-UNESCO for Women in Science 2021 adalah Magdalena Lenny Situmorang dari Sekolah Tinggi dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung serta tiga lainnya peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yakni Febty Ferbiany (Pusat Riset Fisika), Fransiska Sri Herwahyu Krismastuti (Pusat Riset Kimia), dan Peni Ahmadi (Pusat Riset Bioteknologi). Mereka mengembangkan riset untuk memberikan solusi mengatasi kanker payudara, mengurangi risiko gempa bumi dan tsunami, mengatasi luka kronis akibat diabetes melitus, hingga menyediakan pakan untuk mendukung ketahanan tubuh udang.
Semakin terasa bagaimana sains membantu untuk menyelamatkan kehidupan. Akselerasi sains membantu dunia mengatasi pandemi. Dengan sains, kita bisa menghasilkan dampak positif bagi manusia.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Itje Chodijah mengatakan, kerja sama L’Oreal-UNESCO selama 18 tahun ini lewat program FWIS turut membantu meningkatkan jumlah perempuan ilmuwan di Indonesia. Dalam dua tahun terakhir pandemi, begitu banyak perubahan yang dialami masyarakat dan dunia yang tidak akan terjadi tanpa kontribusi sains.
”Semakin terasa bagaimana sains membantu untuk menyelamatkan kehidupan. Akselerasi sains membantu dunia mengatasi pandemi. Dengan sains, kita bisa menghasilkan dampak positif bagi manusia,” ujar Itje.
Para perempuan ilmuwan yang setiap tahun didukung FWIS nasional diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi ilmuwan lain untuk terus berkarya. ”Perempuan ilmuwan juga terus menunjukkan kontribusinya untuk mengembangkan sains yang menjawab berbagai masalah dalam kehidupan,” tambah Itje.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Suharti mengatakan, program ini perlu terus didorong untuk memastikan kontribusi perempuan dalam bidang sains meningkat. Kolaborasi dunia riset dan industri saat ini semakin penting agar inovasi dari ilmuwan dapat dimanfaatkan untuk kemajuan dan mengatasi tantangan.
”Kita masih perlu mendorong kesetaraan jender, termasuk dalam bidang sains. Kita perlu mendorong lingkungan kerja untuk perempuan agar mereka tetap dapat berkarya optimal di bidangnya. Pengembangan sains dan teknologi selama ini masih dianggap maskulin. Namun, para perempuan ilmuwan ini dapat menunjukkan potensi diri dan berkarya untuk membantu sesama,” papar Suharti.
Presiden Direktur L’Oreal Indonesia Umesh Phakde mengatakan, penguasaan dan pengembangan sains penting untuk membuat masa depan aman dan generasi penerus juga aman. ”Sains penting untuk umat manusia, membantu mendorong keberlanjutan bumi dan hidup untuk generasi berikutnya. Karena dunia butuh sains, dunia sains pun butuh perempuan,” kata Umesh.
Direktur Komunikasi, Hubungan Masyarakat, dan Sustainability L’Oreal Indonesia Melanie Masriel menambahkan, program FWIS mendukung perempuan ilmuwan Indonesia untuk berkontribusi pada kemajuan untuk mendukung Indonesia Maju. L’Oreal memiliki komitmen kuat agar perempuan ilmuwan terus bertambah. Ada program bagi anak perempuan di jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi guna memahami peluang karier di dunia sains yang menyenangkan dan menantang.
Menawarkan solusi
Salah seorang penerima L’Oreal-UNESCO For Women In Science National Fellowship, Peni Ahmadi dari Pusat Riset Bioteknologi, saat ini meneliti senyawa bioaktif dari invertebrata laut Indonesia yang berpotensi sebagai obat kanker payudara.
”Saya berempati dengan teman dekat yang mengalami kanker payudara. Dengan pengalaman sebagai ilmuwan di Jepang, saya mencoba untuk mencari obat kanker dari biota laut di perairan Indonesia,” kata Peni.
Sementara Magdalena dari Sekolah Tinggi dan Teknologi Hayati ITB ingin berkontribusi meningkatkan perikanan budidaya, termasuk udang, untuk kebutuhan protein masyarakat. Sebab, pelaku industri udang sering mengalami kerugian akibat wabah penyakit.
”Dari riset ini nantinya ada alternatif sistem produksi udang yang lebih tangguh tanpa penggunaan antibiotik ataupun senyawa kimia berbahaya lainnya. Jadi aman untuk lingkungan,” jelas Magdalena.
Fransiska dari Pusat Riset Kimia berencana mengembangkan sistem deteksi optik yang bisa diamati secara visual dengan mata telanjang dari pengalaman studinya pada penelitian luka kronis. Dengan memanfaatkan limbah galvanisasi (proses pelapisan seng) yang berlimpah di Indonesia, Fransiska berusaha untuk menyelamatkan kehidupan manusia menjalani penyembuhan luka kronis akibat diabetes.
Adapun Febty dari Pusat Riset Fisika sedang menganalisis data geomagnetik untuk memetakan karakteristik heterogenitas kerak bumi Indonesia dan membangun sistem untuk menentukan prakiraan gempa jangka pendek.
”Harapannya nanti bisa digunakan sebagai sistem peringatan dini untuk memperkirakan terjadinya gempa pada masa yang akan datang,” kata Febty.