28 Juta Tahun Kehidupan Hilang di 31 Negara pada 2020
Pada tahun 2020 terjadi penurunan harapan hidup pada pria dan wanita di semua negara kecuali Selandia Baru, Taiwan, dan Norwegia.
Oleh
Ahmad Arif
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 telah menyebabkan berkurangnya tingkat harapan hidup di banyak negara. Perhitungan terbaru menemukan, lebih dari 28 juta tahun kehidupan di 31 negara telah hilang pada tahun 2020.
Kecuali Taiwan, Selandia Baru, Denmark, Islandia, Norwegia, dan Korea Selatan, semua negara lain yang diperiksa memiliki lebih banyak kematian dini daripada yang diperkirakan pada tahun 2020, dengan tingkat yang lebih tinggi terjadi pada pria daripada wanita. Tingkat kematian prematur berlebih tertinggi berada di Rusia, Bulgaria, Lituania, dan Amerika Serikat.
Demikian temuan dari studi yang dipublikasikan di jurnal The British Medical Journal hari ini, Kamis (4/11/2021). Kajian ini berusaha memahami dampak pandemi Covid-19 tidak hanya dengan menghitung kelebihan kematian atau perbedaan antara jumlah kematian yang diamati dan yang potensial dari semua penyebab, tetapi juga menganalisis seberapa dini kematian tersebut.
Tahun kehidupan yang hilang atau years of life lost (YLL), metode yang dipakai peneliti berupaya mengukur jumlah kematian dan usia saat kematian terjadi. Hal ini menjadikannya penilaian yang lebih rinci tentang dampak Covid-19 pada populasi.
Dengan menggunakan ukuran ini, tim peneliti internasional, yang dipimpin oleh Nazrul Islam dari Nuffield Department of Population Health, University of Oxford, mulai memperkirakan perubahan dalam harapan hidup dan kelebihan tahun hidup yang hilang dari semua penyebab pada tahun 2020.
Mereka membandingkan harapan hidup yang diamati dan tahun-tahun hidup yang hilang pada tahun 2020 dengan yang diharapkan berdasarkan tren historis pada tahun 2005-2019 di 37 negara menengah ke atas dan berpenghasilan tinggi. Antara tahun 2005 dan 2019, harapan hidup saat lahir meningkat baik pada pria maupun wanita di semua negara yang diteliti.
Penanganan pandemi
Pada tahun 2020, terjadi penurunan harapan hidup pada pria dan wanita di semua negara kecuali Selandia Baru, Taiwan, dan Norwegia, di mana terjadi peningkatan dalam harapan hidup. Tidak ada bukti yang ditemukan tentang perubahan harapan hidup di Denmark, Islandia, dan Korea Selatan.
Negara-negara yang mengalami peningkatan harapan hidup ini, seperti Selandia Baru dan Taiwan, selama ini dikenal sukses mengendalikan pandemi sejak dini. Jumlah kasus dan kematian di negara-negara ini karena Covid-19 juga relatif kecil, yang menunjukkan adanya relevansi antara pengendalian pandemi dan kematian dini secara total.
Negara-negara yang mengalami peningkatan harapan hidup ini, seperti Selandia Baru dan Taiwan, selama ini dikenal sukses mengendalikan pandemi sejak dini.
Penurunan tertinggi dalam harapan hidup (dalam tahun) terjadi di Rusia (2,33 pada pria dan 2,14 pada wanita), Amerika Serikat (2,27 pada pria dan 1,61 pada wanita), Bulgaria (−1,96 pada pria dan 1,37 pada wanita ), Lituania (1,83 pada pria dan 1,21 pada wanita), Chile (1,64 pada pria), dan Spanyol (−1,11 pada wanita). Tahun-tahun kehidupan yang hilang menurun di sebagian besar negara pada pria dan wanita antara 2005 dan 2019, kecuali Kanada, Yunani, Skotlandia, Taiwan, dan AS.
Pada tahun 2020, tahun kematian lebih tinggi daripada yang diperkirakan terjadi di semua negara kecuali Taiwan dan Selandia Baru, di mana ada pengurangan tahun hidup yang hilang, sementara Islandia, Korea Selatan, Denmark, dan Norwegia, di mana tidak ada bukti perubahan dalam tahun-tahun kehidupan yang hilang.
Jika ditotal di 31 negara yang diamati, terdapat lebih dari 222 juta tahun kehidupan hilang pada tahun 2020, yaitu 28,1 juta lebih dari yang diharapkan (17,3 juta pada pria dan 10,8 juta pada wanita).
Rusia paling tinggi
Kelebihan tahun hidup yang hilang tertinggi (per 100.000) terjadi di Rusia (7.020 pada pria dan 4.760 pada wanita), Bulgaria (7.260 pada pria dan 3.730 pada wanita), Lituania (5.430 pada pria dan 2.640 pada wanita), dan AS ( 4.350 pada pria dan 2.430 pada wanita).
Secara keseluruhan, kelebihan tahun hidup yang hilang akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020 lebih dari lima kali lebih tinggi (2.510 per 100.000) daripada yang terkait dengan epidemi influenza musiman pada tahun 2015 (458 per 100.000).
Kelebihan tahun hidup yang hilang relatif rendah pada orang yang lebih muda dari 65 tahun, kecuali di Rusia, Bulgaria, Lituania, dan AS di mana kelebihan tahun hidup yang hilang lebih dari 2.000 per 100.000.
Para peneliti mengakui beberapa keterbatasan. Misalnya, mereka tidak memasukkan sebagian besar negara dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin karena kurangnya data, dan tidak dapat memperhitungkan faktor-faktor penting lainnya, seperti status sosial ekonomi, kesenjangan regional, dan ras atau etnis.
Namun, temuan ini sebagian besar sejalan dengan penelitian sebelumnya, dan penggunaan data kematian nasional yang otoritatif, bersama dengan pendekatan analitis yang divalidasi, menunjukkan bahwa hasilnya kuat.
”Temuan kami tentang YLL yang sebanding atau lebih rendah daripada yang diharapkan di Taiwan, Selandia Baru, Denmark, Islandia, Norwegia, dan Korea Selatan menggarisbawahi pentingnya kebijakan pengendalian dan eliminasi virus, termasuk intervensi kebijakan kesehatan masyarakat yang ditargetkan dan berbasis populasi,” tulis mereka.
Karena banyak dari efek pandemi mungkin memerlukan kerangka waktu yang lebih lama untuk memiliki efek terukur pada kehidupan manusia, pemantauan kelebihan YLL yang berkelanjutan dan tepat waktu akan membantu mengidentifikasi sumber kelebihan kematian dan kelebihan YLL dalam subkelompok populasi.