Meski berbau busuk, tanaman bunga bangkai menarik minat para ahli botani sejak pertama kali ditemukan di Lembah Anai, Sumatera Barat. Bunga yang terancam punah ini mekar di California.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
CALIFORNIA, SELASA — Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) yang berasal dari Sumatera mekar di Kebun Raya California Selatan. Tanaman endemik Indonesia yang di alam liar terancam punah ini telah beberapa kali mekar di kebun raya di luar negeri.
Mekarnya tanaman Amorphophallus titanum dimulai pada Minggu (31/10/2021) sore di San Diego Botanic Gardens di Encinitas, California Selatan, dan hanya bertahan selama 48 jam. Pada Senin pagi, tiket masuk berjangka waktu telah terjual habis dan diperkirakan lebih dari 5.000 orang melihatnya sebagaimana dilaporkan The Associated Press pada Selasa (2/11/2021).
”Bunga yang sedang mekar itu bau bangkai busuk yang begitu kental dan berat sehingga Anda bisa memotongnya dengan pisau,” kata John Connors, Manajer Hortikultura San Diego Botanic Gardens.
Terancam punah
Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) juga dikenal sebagai titan arum, berbau daging busuk dan mati saat mekar. Periode mekarnya yang bisa bertahun-tahun membuat bunga misterius ini menjadi daya tarik pengunjung yang populer di kebun raya di seluruh dunia.
Diperkirakan hanya tinggal 1.000 individu yang tersisa di alam liar.
Ada alasan untuk bau tanaman yang kuat ini. ”Semuanya bermuara pada sains,” kata Tim Pollak, ahli bunga luar ruangan di Chicago Botanic Garden. ”Bau, warna, dan bahkan suhu bunga bangkai dimaksudkan untuk menarik penyerbuk dan membantu memastikan kelangsungan spesies,” katanya.
Pollak menjelaskan bahwa kumbang kotoran, lalat daging, dan serangga karnivora lainnya adalah penyerbuk utama dari jenis bunga ini. Serangga ini biasanya memakan daging mati. Bau dan warna gelap burgundy bunga bangkai dimaksudkan untuk meniru hewan mati untuk menarik serangga ini.
Bunga bangkai pertama yang mekar di luar daerah asalnya Sumatera, yaitu di Kew Gardens, Inggris, pada tahun 1889. Tanaman berbau busuk telah menarik minat para ahli botani sejak pertama kali ditemukan di Lembah Anai, Sumatera Barat, dan diidentifikasi secara ilmiah oleh ahli botani Italia, Odoardo Beccari, pada 1878.
Berasal dari hutan hujan Sumatera Barat, bunga bangkai terdaftar sebagai spesies yang ”terancam punah” di Daftar Merah Tanaman Terancam Punah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Diperkirakan hanya tinggal 1.000 individu yang tersisa di alam liar.
Beberapa faktor yang menyebabkan tanaman langka ini terancam punah, di antaranya penebangan hutan dan alih fungsi hutan menjadi ladang atau perkebunan. Selain itu, ada pula faktor ketidaktahuan masyarakat bahwa Amorphophallus titanum merupakan tanaman khas Indonesia yang sangat berharga sehingga kerap dirusak.
Nama Amorphophallus diberikan karena bentuk bunganya. Diambil dari bahasa Yunani, amorphos berarti tidak berbentuk, dan phallos merupakan alat kelamin laki-laki. Sementara, titan artinya besar.
Dibandingkan keluarga Araceae lain, Amorphophallus titanum memang memiliki ukuran yang jauh lebih besar. Bunga ini bisa tumbuh hingga 4 meter. Sementara umbinya bisa mencapai lebih dari 100 kilogram.
Fase daun bunga ini dapat mencapai 1-2 tahun setelah itu umbi akan dorman (istirahat) selama beberapa bulan atau lebih, baru kemudian berbunga. Selain ditemukan di hutan, bunga bangkai yang ditanam di kebun raya di Indonesia telah berulangkali mekar.
Terbaru, sesuai rilis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bunga bangkai di Kebun Raya Cibodas-BRIN mekar pada Rabu (13/10/2021) pukul 00.31 WIB. Hasil pengukuran terakhir tinggi perbungaan mencapai 289 cm, keliling 145,5 cm, garis tengah kelopak (spatha) pada posisi mekar penuh 128 cm.