Kenaikan Suhu 1 Derajat Celsius, Kasus Penyakit Ginjal Bertambah 1 Persen
Panas dan dehidrasi yang berulang dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis. Stres panas dan dehidrasi juga berperan dalam pembentukan batu ginjal.
Oleh
Ahmad Arif
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dampak peningkatan suhu global terhadap kesehatan semakin nyata, salah satunya penyakit ginjal. Temuan terbaru menemukan, sekitar 7,4 persen dari semua kasus rawat inap untuk penyakit ginjal dapat dikaitkan dengan peningkatan suhu. Di Brasil, tempat penelitian ini difokuskan, lebih dari 202.000 kasus penyakit ginjal dari tahun 2000-2015 terkait dari krisis iklim.
Studi yang dipimpin oleh Yuming Guo dan Shanshan Li dari Planetary Health di Monash University dan diterbitkan dalam jurnal The Lancet Regional Health—Amerika, Minggu (31/10/2021), untuk pertama kalinya menguantifikasi risiko dan beban akibat rawat inap penyakit ginjal terkait dengan suhu lingkungan. Kajian menggunakan data masuk rumah sakit harian dari 1.816 kota di Brasil.
Pada tahun 2017, sebuah artikel di The Lancet juga menyatakan bahwa penyakit ginjal sebagai masalah kesehatan masyarakat global dengan memperkirakan bahwa hampir 2,6 juta kematian disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal pada tahun itu. Kajian juga menemukan, insiden kematian akibat penyakit ginjal telah meningkat 26,6 persen dibandingkan satu dekade sebelumnya, peningkatan yang mungkin ditunjukkan oleh penelitian ini, sebagian disebabkan oleh perubahan iklim.
Intervensi harus segera dimasukkan ke dalam kebijakan pemerintah tentang perubahan iklim.
Studi ini mengamati total 2.726.886 rawat inap untuk penyakit ginjal yang tercatat selama masa studi. Menurut Guo, untuk setiap kenaikan suhu harian rata-rata 1 derajat celsius, ada peningkatan hampir 1 persen pada penyakit ginjal, dengan yang paling terkena dampaknya adalah wanita, anak-anak di bawah usia 4 tahun, dan mereka yang berusia 80 tahun ke atas.
Pada anak-anak berusia 0-4 tahun menunjukkan terjadi peningkatan 3,5 persen pada rawat inap penyakit ginjal untuk setiap 1 derajat celsius peningkatan suhu rata-rata harian. Asosiasi lebih lemah pada kelompok usia berturut-turut, menurun dari 1,035 untuk mereka yang berusia 0-4 tahun menjadi 1,003 untuk mereka yang berusia 60-79 bertahun-tahun. Namun, asosiasi untuk warga lansia 80 tahun meningkat menjadi 1,010, lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang berusia 60-79 tahun.
Hubungan antara suhu dan penyakit ginjal paling besar terjadi ketika terjadi paparan suhu ekstrem. Angka kasusnya biasanya meningkat setelah 1-2 hari pasca-paparan.
Dalam makalah tersebut, Guo, yang juga dari Universitas Sao Paulo, berpendapat bahwa penelitian tersebut memberikan bukti kuat bahwa lebih banyak kebijakan harus dikembangkan untuk mencegah rawat inap terkait panas dan mengurangi perubahan iklim. Dalam konteks pemanasan global, lebih banyak strategi dan kebijakan harus dikembangkan untuk mencegah rawat inap terkait panas.
Peneliti menyarankan intervensi harus segera dimasukkan ke dalam kebijakan pemerintah tentang perubahan iklim. Ini termasuk secara khusus menargetkan individu tertentu, termasuk wanita, anak-anak, remaja, dan orang tua, karena mereka lebih rentan terhadap panas sehubungan dengan penyakit ginjal.
”Selain itu, perhatian harus diberikan pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, seperti Brasil, di mana sistem peringatan panas yang andal dan tindakan pencegahan masih diperlukan,” tambah Guo.
Temuan ini sejalan dengan kajian terpisah oleh Matthew A Borg dari School of Public Health University of Adelaide, Adelaide, Australia, dan tim di jurnal Nature pada 15 Oktober 2021. Dalam kajian ini, ditemukan insiden penyakit ginjal dari dan tidak menular lain meningkat secara global seiring pemanasan global.
Peningkatan terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah sehingga dapat menyebabkan beban berlebih pada sistem perawatan kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan tindakan sangat penting untuk meminimalkan dampak negatif perubahan iklim terhadap kesehatan ginjal.
Mekanisme
Kajian dari Richard J Johnson dari Division of Renal Diseases and Hypertension University of Colorado, AS, di Annals of Nutrition and Metabolism pada 2019 menjelaskan dampak pemanasan suhu terhadap ginjal. Disebutkan, ginjal merupakan organ tubuh yang memiliki peran unik tidak hanya dalam melindungi pejamu dari panas dan dehidrasi, tetapi juga merupakan tempat penting dari penyakit terkait panas.
Suhu tinggi dapat mengakibatkan peningkatan suhu inti, dehidrasi, dan hiperosmolalitas darah. Menurut Johnson, heatstroke atau hipertermia seluruh tubuh klinis dan subklinis dinilai memiliki peran utama dalam menyebabkan kedua penyakit ginjal akut, yang menyebabkan peningkatan risiko cedera ginjal akut dari rhabdomyolysis, atau cedera inflamasi akibat panas pada ginjal.
Panas dan dehidrasi yang berulang dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis (CKD) dan secara teoritis berperan dalam epidemi CKD yang berkembang di daerah panas di dunia di mana para pekerja terpapar panas yang ekstrem. Stres panas dan dehidrasi juga berperan dalam pembentukan batu ginjal dan kebiasaan hidrasi yang buruk dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih berulang.