Warisan Habibie tentang Ilmu Pengetahuan Masih Relevan
Presiden Ke-3 RI BJ Habibie telah mewariskan pentingnya ilmu pengetahuan dalam menghadapi krisis. Hal itu masih relevan hingga kini.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie meninggalkan warisan pentingnya ilmu pengetahuan dalam mengatasi krisis. Warisan Habibie soal teknologi, khususnya di bidang kedirgantaraan, serta visi tentang sumber daya manusia terdidik dinilai masih relevan hingga sekarang.
Guru Besar Ilmu Administrasi Negara Universitas Gadjah Mada Sofian Effendi mengatakan, peran BJ Habibie bukan hanya dalam bidang teknologi, melainkan juga dalam reformasi, demokrasi, dan ekonomi. Saat Habibie menjabat, Indonesia sedang mengalami krisis moneter.
Nilai tukar rupiah pada 1998 mencapai Rp 16.900 per dollar AS, kemudian berhasil ditekan menjadi Rp 7.000-Rp 8.000 per dollar AS. Inflasi yang sempat mencapai 77,6 persen pada 1998 berhasil turun menjadi 2 persen pada 1999.
”Melihat prestasi BJ Habibie di bidang reformasi politik dan pemerintahan, saya harap museum ini dapat menunjukkan prestasi-prestasi beliau sebagai pelajaran bangsa ke depan,” kata Sofian pada diskusi daring, Selasa (26/10/2021).
Ia menambahkan, pemikiran dan strategi Habibie dalam mengatasi krisis masih relevan hingga sekarang walau isu dan skala masalahnya kini berbeda. Kendati hanya memimpin selama 517 hari, Sofian menilai ada banyak kualitas di diri Habibie yang patut dipelajari generasi mendatang.
Menurut Ketua Institut Demokrasi dan Ekonomi The Habibie Center Umar Juoro, kemampuan Habibie menghadapi krisis ekonomi berangkat dari penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun Habibie dikenal sebagai ahli penerbangan.
”Penguasaan akan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa diterapkan di semua bidang. Dalam konteks krisis ekonomi, Habibie mengibaratkan negara sedang mengalami stall, yaitu saat daya angkat pesawat lebih rendah dari bobotnya. Pak Habibie menempatkan diri sebagai pilot untuk menstabilkan pesawat, yaitu Indonesia, agar bisa terbang lagi,” papar Umar.
Melihat prestasi BJ Habibie di bidang reformasi politik dan pemerintahan, saya harap museum ini dapat menunjukkan prestasi-prestasi beliau sebagai pelajaran bangsa ke depan.
Membaca
Umar mengatakan, Habibie kerap menekankan pentingnya menyatukan ilmu pengetahuan, iman, dan takwa. Habibie juga berpegang pada iqra yang menurut Al Quran berarti bacalah.
”Bukan hanya membaca yang tertulis, melainkan juga membaca dinamika masyarakat dan alam semesta,” katanya. ”Hal ini akan terus relevan (untuk menghadapi tantangan) hingga kini,” ujarnya.
Mendiang Habibie juga menekankan pentingnya sumber daya manusia yang terdidik dan terlatih. SDM yang berkualitas akan mendorong produktivitas, khususnya di bidang kedirgantaraan. Habibie pun selama ini meyakini bahwa bidang dirgantara dapat menyatukan Indonesia yang berbentuk kepulauan.
Lebih jauh, industri penerbangan dinilai mampu mendorong perekonomian negara serta menjadi tanda kemajuan suatu bangsa. Pakar penerbangan Ilham Akbar Habibie mengatakan, industri penerbangan disebut sebagai ujung tombak industrialisasi.
”Ini penting jika kita berencana naik kelas dari negara berpendapatan menengah ke negara berpendapatan tinggi,” ucap Ilham yang juga putra Habibie.
Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Udara periode 2002-2005 Chappy Hakim mengatakan, pengembangan kedirgantaraan di Indonesia penting. Ini bisa dilakukan melalui edukasi dan pelatihan di bidang penerbangan kemudian disertai dengan riset dan pengembangan.
Pameran
Rekaman kiprah Habibie di bidang dirgantara akan ditampilkan pada pameran bertajuk Dirgantara Pemersatu Nusa dan Bangsa. Pameran akan berlangsung pada 26 Oktober hingga 26 November 2021 di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Bogor, Jawa Barat.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Pendidikan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid berharap pameran ini menjadi media mengenal pemimpin bangsa sebelumnya. Ia juga berharap agar museum menjadi sumber informasi dan inspirasi generasi penerus.
Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Dewi Murwaningrum menambahkan, pameran ini memuat antara lain perjalanan BJ Habibie sejak lahir di Parepare, Sulawesi Selatan. Pameran juga menampilkan kiprahnya di bidang dirgantara dan politik hingga wafat di Jakarta pada 2019.
”Untuk pertama kalinya, kami juga akan memamerkan koleksi Ibu Ainun Habibie berupa seperangkat kain dan kebaya,” ucap Dewi.