Gempa M 3,0 Guncang Salatiga, Diikuti 9 Gempa Susulan
Gempa diduga dipicu Sesar Merapi-Merbabu. Hingga Sabtu pagi, belum ada laporan kerusakan yang diakibatkan gempa tersebut. Warga diminta tidak khawatir dan tetap beraktivitas seperti biasa, tetapi tetap waspada.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SALATIGA, KOMPAS — Gempa bermagnitudo 3,0 mengguncang Kota Salatiga, Jawa Tengah, dan sekitarnya pada Sabtu (23/10/2021) dini hari. Hingga Sabtu pukul 09.51, terjadi sembilan kali gempa susulan, yang diduga dipicu Sesar Merapi-Merbabu. Belum ada laporan kerusakan akibat gempa tersebut.
Dalam keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa utama terjadi pada Sabtu pukul 00.32, dengan kedalaman 6 kilometer. Gempa susulan terjadi sembilan kali secara beruntun, termasuk di antaranya di sekitar Ambarawa, Kabupaten Semarang, dengan kedalaman 18 km. Adapun terakhir kali terjadi pukul 09.51
”Dari hasil analisis, sampai pukul 09.51 sudah ada sembilan gempa susulan. Jika melihat lokasi episenternya, patut diduga gempa bumi tersebut dipicu aktivitas Sesar Merapi-Merbabu,” kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Banjarnegara, BMKG, Setyoajie Prayoedhie, dihubungi dari Semarang.
Setyoajie menjelaskan, gempa bumi tektonik merupakan peristiwa yang lazim terjadi, khususnya di wilayah yang dilewati sesar aktif. BMKG pun secara aktif terus memantau aktivitas kegempaan di Salatiga dan sekitarnya, yang telah dirasakan sejak Sabtu dini hari.
Ia mengimbau masyarakat di Salatiga dan sekitarnya tidak khawatir dan tetap beraktivitas seperti biasa. ”(Namun), tetap waspada dan siaga. Apabila membutuhkan informasi terkini terkait gempa bumi bisa menghubungi BMKG atau BPBD (badan penanggulangan bencana daerah) setempat,” ujarnya.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto menuturkan, berdasarkan keterangan warga, getaran ringan dirasakan warga. ”Untuk laporan kerusakan, sementara belum ada yang masuk. Alhamdulillah,” katanya.
Warga agar tidak panik, tetapi tetap waspada dan siaga. Apabila terdapat gempa susulan, segera mencari perlindungan di titik aman. (Heru Subroto)
Ia pun meminta warga tidak panik, tetapi tetap waspada dan siaga. Apabila terdapat gempa susulan, warga agar segera mencari perlindungan di titik aman.
Warga Kota Salatiga, Dian Permana (36), mengatakan, pada Sabtu dini hari terasa getaran ringan. ”Hanya ada goyangan yang terasa beberapa saat, tetapi setelah itu langsung berhenti,” ucapnya.
Pernah terjadi
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, melalui akun Instagram-nya, @daryonobmkg, Jumat (23/10/2021), mengatakan, dalam catatan sejarah, wilayah Salatiga, Banyubiru, dan Ambarawa pernah mengalami beberapa kali gempa kuat dan merusak.
Pertama ialah gempa Semarang, Salatiga, dan Ambarawa pada 24 September 1849. Kemudian gempa Banyubiru, Ambarawa, dan Ungaran pada 17 Juli 1865, yang menyebabkan tembok retak. Selanjutnya, gempa Semarang, Ungaran, dan Ambarawa, 22 Oktober 1865, yang keesokannya kembali terjadi dengan diikuti gemuruh.
Setelah itu, terjadi pada 1866 dan 1872. Yang terakhir yakni gempa Sumogawe Getasan M 2,7 pada 17 Februari 2014, yang merusak beberapa rumah diikuti dentuman keras.
”Mengingat wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa berdekatan dengan sumber gempa sesar aktif, yaitu Sesar Merapi-Merbabu dan Sesar Rawa Pening, perlu edukasi mitigasi gempa bumi, seperti pentingnya membangun bangunan tahan atau ramah gempa dan memahami cara selamat saat gempa. Sebab, gempa kuat dapat dapat terjadi kapan saja dari sumber sesar aktif terdekat,” katanya.