Vaksin Janssen Bisa Satu Dosis, Dua Dosis Lebih Baik
Suntikan ”booster”, dua bulan setelah menerima vaksin satu dosis Janssen, membuat vaksin ini bisa memberikan perlindungan sebesar 94 persen sehingga efektif melawan virus korona.
Oleh
Ahmad Arif
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia telah menerima 500.000 vaksin Covid-19 Janssen atau Johnson & Johnson melalui kerja sama bilateral dengan Belanda. Sekalipun bisa memberikan perlindungan hanya dari satu dosis suntikan, vaksin ini bisa memberi proteksi sampai 94 persen jika disuntikkan dua dosis.
Kepala Janssen Research & Development di Johnson & Johnson (J&J) Mathai Mammen, Selasa (21/9/2021), mengumumkan bahwa penelitian baru menunjukkan dua dosis vaksin Covid-19 buatan mereka menawarkan perlindungan yang lebih kuat terhadap penyakit tersebut. Sebelumnya, pada Januari 2021, J&J menyatakan bahwa satu kali suntikan vaksin mereka 66 persen efektif dalam mencegah Covid-19 sedang dan 85 persen melindungi terhadap gejala yang paling serius.
Menurut Mammen, suntikan booster dua bulan setelah menerima vaksin satu dosis vaksin Janssen bisa 94 persen efektif melawan virus korona. Ini didasarkan studi tahap akhir yang melihat respons antibodi pada orang dewasa antara usia 18 dan 55 tahun. Namun, temuan ini belum ditinjau para ilmuwan.
”Vaksin sekali pakai kami menghasilkan respons kekebalan yang kuat dan memori kekebalan yang tahan lama,” kata Mammen, dalam pernyataan tertulis. ”Dan, ketika booster vaksin J&J Covid-19 diberikan, kekuatan perlindungan terhadap Covid-19 semakin meningkat.”
Menurut Mammen, perusahaannya kini sedang mendiskusikan data terbaru ini dengan Food and Drug Administration, European Medicines Agency, dan regulator lainnya tentang penggunaan dosis booster vaksin Janssen.
Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI yang juga anggota Covid-19 Vaccine Global Access (COVAX) Independent Allocation of Vaccines Group (IAVG), Rabu (22/9), mengatakan, para pakar vaksin internasional telah mendiskusikan kemungkinan pemberian vaksin Janssen dua kali. ”Pada saat yang sama, pihak pimpinan perusahaan Produsen vaksin Janssen telah mengumumkan vaksin mereka jika disuntikkan dua kali bisa memberi proteksi sampai 94 persen untuk mencegah seseorang tertular dan sampai bergejala Covid-19,” katanya.
Efikasi 94 persen ini, menurut Tjandra, sepadan dengan angka proteksi dari vaksin Moderna atau Pfizer yang memang diberikan dua dosis. Pihak produsen juga menyampaikan bahwa tambahan dosis kedua vaksin Janssen akan meningkatkan imunitas sangat baik dan melindungi dari infeksi yang amat berat.
Menurut Tjandra, sebenarnya pada akhir Agustus 2021 pihak produser vaksin ini juga sudah mulai mengatakan tentang suntikan kedua. ”Perkembangan ini tentu belum banyak dikenal luas di negara kita karena selama ini yang selalu dibicarakan adalah pemberian vaksin J&J satu kali saja, suatu hal yang menguntungkan dari sudut aplikasi di lapangan,” tuturnya.
Tjandra menambahkan, perkembangan baru ini tentu akan jadi kajian lebih lanjut pemerintah dalam menentukan kebijakan vaksinasi J&J di Indonesia yang telah menerima vaksin ini.
Sebelumnya, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Akses Vaksinasi bagi Masyarakat Adat dan Kelompok Rentan, melalui keterangan pers pada Rabu (15/9) meminta agar pemerintah memprioritaskan penggunaan vaksin Janssen ini untuk masyarakat adat dan kalangan disabilitas. Alasannya, dengan hanya satu kali suntikan, vaksin Janssen ini dinilai lebih efisien diberikan bagi masyarakat adat yang tinggal di daerah pedalaman dan kalangan disabilitas yang memiliki keterbatasan akses. Selain lebih efektif dalam pendistribusiannya, pemantauan terhadap kejadian ikutan pascaimunisasi juga lebih mudah dilakukan.
Tjandra mengatakan, pengetahuan tentang Covid-19 saat ini masih sangat dinamis, dapat saja berubah sesuai hasil penelitian terakhir, dan tentu kita perlu menguasainya dengan baik. Salah satu aspek lain vaksinasi yang juga masih terus banyak dibahas adalah tentang pemberian booster dosis ketiga pada vaksin-vaksin yang memang harusnya dua dosis atau dosis kedua untuk vaksin dosis tunggal seperti Janssen ini.
”Saat ini semakin banyak pembicaraan bahwa bukan tidak mungkin booster diperlukan para Lansia, yang kembali nantinya mungkin saja mengubah kebijakan publik yang akan diambil. Ilmu memang terus berkembang dan, hanya dengan bukti ilmiah yang kuatlah, program pengendalian Covid-19 di negara kita dapat berjalan dengan sukses,” paparnya.
Terkait vaksin Janssen ini, menurut Tjandra, sebaiknya untuk pemberian dosis tunggal dulu, untuk mengejar pemerataan cakupan vaksinasi. ”Walaupun sekarang kita tahu bagaimanapun satu kali baik, tetapi dua kali lebih baik,” ujarnya.