Karang Mampu Hadapi Penghangatan Laut tapi Kurang Cepat Beradaptasi
Karang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang diwariskan. Bila perubahan iklim dapat direm, banyak spesies karang memiliki kesempatan beradaptasi dengan suhu yang lebih hangat.
Oleh
ICHWAN SUSANTO
·3 menit baca
Perubahan iklim yang fenomenanya ditunjukkan dengan penghangatan rata-rata suhu air laut telah jamak diketahui menimbulkan pemutihan pada hewan karang. Gangguan ini bisa berakibat pada kerusakan dan kematian massal pada ekosistem terumbu karang sehingga membawa dampak serius bagi produktivitas perikanan dan perlindungan pesisir.
Studi terbaru menunjukkan, sebenarnya karang memiliki kemampuan beradaptasi terhadap kenaikan suhu lingkungannya. Sifat adaptif ini diturunkan dari induk kepada keturunannya. Namun, fakta pemutihan pada karang menunjukkan bahwa kemampuan adaptasi mereka tidak secepat laju perubahan iklim yang kian membuatnya stres.
Hasil studi ini memberi makna bahwa bila kita bisa mengurangi laju perubahan iklim, hal itu kemungkinan bisa memberi karang waktu untuk menyesuaikan diri. Sebaliknya, bila laju perubahan iklim tak terkendali seperti saat ini dengan pembiaran terus-menerus, kepunahan massal karang dan kehilangan ekosistem terumbu karang tinggal hanya menunggu waktu.
Jika perubahan iklim terlalu cepat, tidak ada cukup waktu bagi evolusi menghasilkan variasi baru untuk mengatasi kondisi yang lebih tertekan.
Studi terkait kemampuan adaptasi karang tersebut dilaporkan penulis utama Kevin Bairos-Novak, kandidat doktoral (PhD) di Australian Research Council (ARC) pada Pusat Studi Unggulan Terumbu Karang (Coral CoE) di James Cook University (JCU). Laporan ilmiah para peneliti diterbitkan dalam jurnal Global Change Biology, 5 September 2021.
Studi ini merupakan sintesis dari 95 pengukuran sifat di 19 spesies karang pembentuk terumbu. ”Kami melihat semua penelitian karang sebelumnya yang memeriksa apa yang disebut ’heritabilitas’ dan ini memungkinkan kami untuk melihat bagaimana kelangsungan hidup karang induk di bawah tekanan lingkungan kemungkinan diturunkan, melalui gen, kepada keturunannya,” kata Bairos-Novak dalam situs Coral CoE, Senin (6/9/2021).
Ia menemukan kemampuan karang untuk mewariskan sifat adaptif tetap terjaga sekalipun suhu meningkat. Itu terutama pada jenis karang yang dikenal relatif lebih kuat menghadapi tekanan atau bertahan hidup, termasuk menghadapi penghangatan global. Beberapa yang dikenal kuat yaitu jenis-jenis karang porites dan karang dengan polip berukuran besar dari keluarga Trachyphyllia dan Catalaphyllia.
Namun, di balik kabar baik penelitian ini, penulis mengingatkan bahwa pemanfaatan kapasitas adaptasi ini akan membutuhkan pengurangan tingkat pemanasan global saat ini. ”Meskipun kenaikan suhu tampaknya tidak memengaruhi kemampuan karang untuk meneruskan sifat adaptif, kerusakan yang sudah kita lihat pada terumbu karang akibat perubahan iklim memberi tahu kita bahwa tingkat perubahan saat ini terlalu cepat bagi adaptasi karang untuk mengikutinya,” kata rekan penulis Associate Professor Mia Hoogenboom, juga dari Coral CoE di JCU.
Kenyataannya perubahan iklim terus melaju. Diperkirakan saat ini penambahan suhu telah mencapai lebih dari 1,2 derajat celsius di atas temperatur rata-rata sebelum masa revolusi industri. Panel ahli perubahan iklim (IPCC) memberi batasan kenaikan maksimal 1,5 derajat celsius agar bumi tetap mampu menopang kehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
”Perubahan iklim dengan cepat meningkat di seluruh dunia,” kata rekan penulis Sean Connolly dari Smithsonian Tropical Research Institute. Dia mengatakan, jika perubahan iklim terlalu cepat, tidak ada cukup waktu bagi evolusi menghasilkan variasi baru untuk mengatasi kondisi yang lebih tertekan.
”Beradaptasi dengan perubahan berarti suatu spesies dapat bertahan dalam lingkungan yang berubah lebih lama. Ketika kondisi baru muncul, evolusi membutuhkan waktu untuk menghasilkan variasi baru pada sifat karang, seperti toleransi suhu, yang kemudian dapat menyebar dalam populasi jika bermanfaat,” kata Connolly.
Dengan demikian, lanjutnya, jika perubahan iklim dapat dikekang dan suhu stabil, banyak spesies karang memiliki kesempatan beradaptasi dengan suhu yang lebih hangat.
Bairos-Novak mengatakan, catatan fosil tersebut memberi informasi bahwa perubahan lingkungan yang cepat merupakan tantangan besar bagi kehidupan dan dapat menyebabkan tingkat kepunahan yang sangat tinggi. Ini adalah tantangan yang dihadapi oleh semua organisme hidup selama masa seperti itu.
”Namun, temuan kami menunjukkan bahwa karang adalah pejuang. Mereka pandai mewariskan sifat bermanfaat ke generasi berikutnya dan berikutnya-membantu mereka mengatasi tekanan yang mereka hadapi. Inilah yang dapat membantu mereka menavigasi beberapa dekade ke depan lebih baik dari yang kita duga sebelumnya,” katanya.