Dua Siklon Tropis di Pasifik Bisa Picu Hujan Lebat di Indonesia
Kemunculan dua siklon tropis di perairan Filipina bisa meningkatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah Indonesia. Karena itu, warga diminta mengantisipasi bencana banjir dan longsor.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua siklon tropis, Chantu dan Conson, tumbuh bersamaan di sekitar perairan Filipina. Sekalipun tidak melintasi wilayah Indonesia, kemunculan dua siklon tropis ini bisa meningkatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah Indonesia.
Peringatan tentang kemunculan dua siklon tropis ini disampaikan Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto dalam siaran pers Rabu (8/9/2021). ”BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) memantau terbentuknya dua siklon tropis di wilayah belahan bumi utara pada 7 September 2021 pukul 19.00 WIB, yaitu siklon tropis Chantu dan Conson, secara bersamaan,” katanya.
Siklon tropis Chantu terbentuk di sekitar Samudra Pasifik timur Filipina, 16,3 Lintang Utara, 134,5 Bujur Timur dengan kecepatan angin maksimum mencapai 55 knots atau 100 kilometer per jam dan tekanan udara di pusatnya mencapai 990 hPa. Siklon ini bergerak ke arah barat-barat laut dengan kecepatan 10 knots atau 18 kilometer per jam.
BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center memantau terbentuknya dua siklon tropis di wilayah belahan bumi utara pada 7 September 2021, yaitu siklon tropis Chantu dan Conson.
Sementara siklon tropis Conson terbentuk di sekitar kepulauan Filipina tepatnya di 12,9 LU dan 122,6 BT dengan kecepatan angin maksimum mencapai 40 knots atau 75 km/jam dan tekanan udara di pusatnya mencapai 1.000 hPa. Siklon tropis Conson bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan 5 knots atau 9 km/jam.
Menurut Guswanto, kedua siklon tropis tersebut dapat menyebabkan potensi dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia dalam 24 jam ke depan berupa hujan dengan intensitas sedang-lebat di beberapa wilayah. Potensi dampak itu terjadi antara lain di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Selain itu, gelombang laut dengan ketinggian 1,25-2,5 meter dapat terjadi di perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Bitung-Kepulauan Sitaro, perairan selatan Sulawesi Utara, perairan Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, Laut Maluku, dan Samudra Pasifik utara Halmahera.
”BMKG melalui TCWC Jakarta setiap saat terus memantau kemungkinan adanya potensi siklon tropis yang dapat berdampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia,” ujarnya.
Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto mengatakan, selama September ini termasuk bulan yang berpeluang banyak terjadi siklon tropis di Pasifik barat, sebelah utara Indonesia. ”Sebanyak 18 persen siklon tropis di utara Indonesia terjadi pada bulan September,” katanya.
Berdasarkan data sejarah 56 tahun, diketahui bahwa wilayah dekat Indonesia sebelah utara paling banyak dilanda siklon tropis pada bulan Agustus, yaitu 20 persen, disusul kemudian dengan bulan September 18 persen, Juli, dan Oktober masing-masing 15 persen.
Filipina bersiap
Filipina telah meningkatkan kewaspadaan terhadap siklon tropis ini, terutama Conson atau yang di sana disebut Jolina tumbuh di dekat daratan. Menurut laporan Philippine Atmospheric, Geophysical, and Astronomical Services Administration (PAGASA), siklon Jolina akan mendarat di bagian timur Batangas pada Rabu pagi ini.
Siklon juga dimungkinkan mendarat di bagian utara Oriental Mindoro karena jalur badai tropis yang parah telah bergeser ke barat daya. Jolina dapat melintasi area Batangas-Cavite setelahnya dan muncul di atas Teluk Manila pada Rabu malam. Kemudian bisa membuat pendaratan lagi di Bataan.
Hujan lebat diperkirakan melanda berbagai wilayah Filipina, termasuk di Metro Manila. Bahkan, mereka sudah memperingatkan warganya untuk mengantisipasi banjir dan tanah longsor.