Survei Temukan Nakes Lebih Berisiko Tertular di Rumah
Penelitian di Israel telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa petugas kesehatan lebih mungkin terinfeksi Covid-19 di rumah daripada di tempat kerja.
Oleh
Ahmad Arif
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS-Tenaga kesehatan diketahui memiliki risiko tertular Covid-19 sangat tinggi seiring dengan pekerjaan mereka. Namun demikian, penelitian di Israel telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa petugas kesehatan lebih mungkin terinfeksi Covid-19 di rumah daripada di tempat kerja.
Hasil kajian ini dipublikasikan di JAMA Network Open pada 3 September 2021. Survei dilakukan terhadap tenaga kesehatan di Hadassah Medical Center, Israel pada 1 Januari hingga 31 Maret 2021, sebelum ditemukannya varian Delta di sana. Varian virus yang dominan selama masa studi adalah Alfa.
Sejak Desember 2020, manajemen rumah sakit setempat telah melaksanakan program vaksinasi untuk petugas kesehatannya dengan vaksin Pfizer-BioNTech. Dalam waktu dua bulan, program mencapai cakupan vaksinasi yang hampir lengkap dan penurunan jumlah petugas kesehatan yang terinfeksi secara signifikan.
Sebanyak 171 petugas kesehatan terlibat dalam penelitian ini. Dari jumlah tersebut, usia rata-ratanya adalah 38 tahun, 118 adalah perempuan, dan 7 orang mengalami defisiensi imunitas. Per 31 Maret 2021, terdapat 5.312 petugas kesehatan yang divaksinasi dan 690 petugas kesehatan yang tidak divaksinasi.
Dari 5312 petugas kesehatan yang divaksinasi, 27 (0,5 persen) memiliki hasil tes positif untuk SARS-CoV-2, dan 69 dari 690 petugas kesehatan yang tidak divaksinasi (10 persen) juga memiliki hasil tes positif untuk SARS-CoV-2. Kelompok kontrol yang divaksinasi dan hasilnya negatif terdiri dari 81 petugas kesehatan.
Proporsi petugas kesehatan yang bekerja di ruang perawatan Covid-19 serupa di antara kelompok-kelompok tersebut. Munculnya gejala menjadi penyebab umum untuk pengujian di antara kelompok positif, yaitu 39 dari 63 petugas kesehatan atau 62 persen, pada kelompok positif yang tidak divaksinasi dan 17 dari 27 atau 63 persen pada kelompok positif yang divaksinasi, tetapi tidak pada kelompok negatif yang divaksinasi, yaitu 18 dari 81 petugas kesehatan atau 22 persen.
Dalam kajian ini ditemukan, secara signifikan lebih banyak petugas kesehatan dalam kelompok yang divaksinasi-positif, yaitu 15 dari 27 orang atau 56 persen, dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi-positif yaitu 24 dari 63 atau 38 persen, dan kelompok negatif yang divaksinasi sebesar 7 dari 81 atau 9 persen.
Para peneliti menemukan bahwa 15 karyawan yang divaksinasi telah terinfeksi setelah terpapar orang yang terinfeksi di rumah mereka, sementara 12 terinfeksi di tempat kerja. Mereka juga menemukan bahwa delapan dari karyawan yang divaksinasi yang terinfeksi bekerja di departemen tempat pasien dirawat karena Covid-19, meskipun hanya dua dari infeksi tersebut yang dapat dikaitkan dengan tempat kerja mereka. Para peneliti juga menemukan bahwa 69 pekerja yang tidak divaksinasi terinfeksi.
Alasan petugas kesehatan lebih mungkin terinfeksi di rumah adalah karena mereka tidak memakai alat pelindung di sana, dan karena kemungkinan terinfeksi oleh orang terdekat lebih besar di rumah karena itu adalah lingkungan tertutup di mana orang berada dalam jarak dekat.
Para peneliti juga berpendapat bahwa alasan petugas kesehatan lebih mungkin terinfeksi di rumah adalah karena mereka tidak memakai alat pelindung di sana, dan karena kemungkinan terinfeksi oleh orang terdekat lebih besar di rumah karena itu adalah lingkungan tertutup di mana orang berada dalam jarak dekat. Mereka menyarankan petugas kesehatan yang terpapar orang positif Covid-19 di rumah segera dikarantina.
Mereka juga mencatat bahwa hanya satu pekerja yang terinfeksi yang divaksinasi yang perlu dirawat di rumah sakit dan tidak ada pekerja yang meninggal baik mereka telah divaksinasi atau tidak.
Menanggapi temuan ini, Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaedi, Senin (6/9/2021) mengatakan, data ini sangat penting. Namun, sejauh ini Indonesia belum memiliki data ini. "Kami sedang menulusuri juga soal ini," kata dia.
Data LaporCovid-19, tingkat kematian nakes di Indonesia saat ini telah menurun signifikan dibandingkam bulan Juli dan Agustus 2021. Selama bulan Juli 2021, jumlah nakes yang meninggal mencapai 487 orang, merupakan rekor tertinggi selama pandemi. Sedangkan pada bulan Agustus 2021, jumlah nakes yang meninggal sebanyak 126 orang dan selama minggu pertama September 2021 satu orang nakes meninggal.
Secara total, jumlah nakes di Indonesia yang meninggal dunia selama pandemi mencapai 1977 orang. Jawa Timur paling banyak kehilangan nakes, yaitu 624 orang atau sepertiga dari total nakes yang meninggal di Indonesia.