Varian Delta Tingkatkan Infeksi Pada Anak, Tidak Menambah Keparahan
Dua studi terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menunjukkan, virus penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, varian Delta tidak meningkatkan keparahan pada anak-anak.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Varian Delta telah terbukti jauh lebih menular, termasuk meningkatkan penularan Covid-19 pada anak-anak, terutama yang belum divaksinasi. Namun, dua studi terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menunjukkan, SARS-CoV-2 varian Delta tidak meningkatkan keparahan pada anak-anak.
Studi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat ini juga menunjukkan tingkat rawat inap Covid-19 pada usia remaja paling tinggi di antara mereka yang tidak divaksinasi dan di komunitas dengan cakupan vaksinasinya rendah.
”Yang jelas dari data ini adalah cakupan vaksinasi tingkat komunitas melindungi anak-anak kita,” kata Direktur CDC Rochelle P Walensky dalam pernyataan pers pada hari Jumat, 3 September 2021. Seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19-19 di masyarakat, jumlah anak yang sakit, dibawa ke ruang gawat darurat, dan dirawat di rumah sakit juga akan meningkat.
Kedua studi tentang Morbidity and Mortality Report yang dirilis CDC melihat dampak penyakit yang dipicu virus korona tipe baru, SARS-CoV-2, ini di antara anak-anak dan remaja usia 0-17 tahun. Mereka membandingkan data dari Juli dan Agustus 2021 ketika varian Delta yang sangat menular mulai menjadi dominan, dengan periode sebelumnya.
Hingga 14 Agustus, menurut data mingguan CDC, sekitar 1,4 dari setiap 100.000 anak dan remaja di AS dirawat di rumah sakit karena Covid-19. Angka ini hampir lima kali lipat tingkat mingguan pada akhir Juni 2021.
Anak-anak usia 0-4 tahun memiliki tingkat rawat inap tertinggi sejak awal pandemi, dan tingkat mingguan mereka 1,9 per 100.000 anak pada pertengahan Agustus 2021, hampir 10 kali lipat dibandingkan pada akhir Juni. Data ini menunjukkan, dominasi varian Delta telah meningkatkan kasus pada anak-anak.
Para peneliti kemudian mencari tanda-tanda apakah varian Delta juga menyebabkan penyakit yang lebih parah. Kedua studi menemukan tingkat keparahan yang sama secara statistik sebelum dan sesudah varian Delta menjadi dominan.
Sebagai contoh, sekitar 23 persen dari mereka yang dirawat di rumah sakit dirawat di unit perawatan intensif pada periode dominasi Delta dibandingkan dengan 27 persen pra-Delta. Demikian juga 10 persen anak-anak yang memerlukan ventilatoir dan 2 persen yang meninggal pada periode varian Delta dibandingkan dengan tiap-tiap 6 persen dan 1 persen sebelum Delta.
”Meskipun kami melihat lebih banyak kasus pada anak-anak dan lebih banyak kasus secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan keparahan penyakit Covid-19 pada anak-anak. ”Sebaliknya, lebih banyak anak memiliki Covid-19 karena ada lebih banyak penyakit di masyarakat,” kata Walensky.
Efektivitas vaksin
Studi ini juga menggarisbawahi efektivitas vaksin terhadap pasien anak yang dirawat inap karena Covid-19 selama serangan Delta. Antara 20 Juni dan 31 Juli 2021, di antara 68 remaja yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 yang status vaksinasinya diketahui, 59 tidak divaksinasi, 5 divaksinasi sebagian, dan 4 divaksinasi penuh.
Ini berarti mereka yang tidak divaksinasi 10,1 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan yang divaksinasi.
Sementara itu, studi kedua oleh CDC memeriksa kasus Covid-19 masa kanak-kanak, rawat inap, dan kunjungan gawat darurat dari Juni hingga Agustus 2021, dan membandingkannya dengan tingkat vaksinasi komunitas pada saat itu.
Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan keparahan penyakit Covid-19 pada anak-anak.
Studi menunjukkan, kunjungan departemen darurat dan rawat inap untuk Covid-19 mencapai 3,4 dan 3,7 kali lebih tinggi di negara bagian dengan cakupan vaksinasi terendah dibandingkan dengan negara bagian dengan cakupan vaksinasi tertinggi.
Sekitar 53 persen orang dewasa, 46 persen remaja berusia 16-17 tahun, dan 37 persen dari mereka yang berusia 12-15 tahun telah divaksinasi lengkap. Sekitar 404.000 remaja menerima dosis pertama mereka pada minggu lalu, tingkat yang telah menurun selama tiga minggu.
Pesan yang dapat diambil ialah, sementara uji klinis untuk vaksin di antara mereka yang berusia di bawah 12 tahun dan otorisasi berikutnya sedang ditunggu, tingkat vaksinasi komunitas yang tinggi bisa meredam penularan Covid-19 dan melindungi anak-anak.