Peneliti Identifikasi Spesies Baru Reptil Laut Purba Mosasaurus
Mosasaurus adalah reptil yang sangat besar dan menjadi predator utama di laut pada masanya. Mereka menghuni lautan di seluruh dunia selama periode Kapur, sekitar 80 juta tahun lalu.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
Para peneliti di University of Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat, berhasil mengidentifikasi spesies baru mosasaurus yang merupakan reptil laut purba berukuran 18 kaki atau 5,5 meter yang hidup 80 juta tahun lalu. Penemuan dan identifikasi spesies baru ini diterbitkan di Canadian Journal of Earth Sciences, 26 Agustus 2021.
Spesies baru mosasaurus yang diberinama Ectenosaurus everhartorum ditemukan oleh asisten profesor sekaligus pengajar di University of Cincinnati (UC), Takuya Konishi dan Alexander Willman. Mosasaurus yang baru diidentifikasi ini merupakan spesies kedua dalam genus ectenosaurus dan menghuni Western Interior Seaway atau kawasan yang saat ini masuk wilayah Kansas barat.
”Mosasaurus di Kansas barat telah diambil sampelnya dan diteliti dengan baik. Kedua faktor tersebut menciptakan peluang besar untuk menemukan suatu fakta ilmu pengetahuan baru,” ujar Konishi dikutip dari situs resmi UC, Rabu (1/9/2021).
Konishi yang mengajar di Departemen Ilmu Biologi Fakultas Seni dan Sains UC, pertama kali menemukan fosil tersebut pada 2004 saat menempuh pendidikan pascasarjana dalam bidang sistematika dan evolusi. Saat itu, Konishi sedang mempelajari fosil platecarpus, salah satu jenis reptil laut purba lainnya yang disimpan di Museum Sejarah Alam Sternberg, Fort Hays State University, AS.
Namun, Konishi meyakini bahwa fosil tersebut bukan platecarpus karena tulang frontal di atas rongga mata jauh lebih panjang. Padahal, tulang platecarpus seharusnya memiliki segitiga yang lebih luas. Konishi pun menduga spesimen itu adalah jenis ectenosaurus.
Setelah mempelajari dan mengidentifikasi fosil tersebut lebih lanjut, Konishi menemukan banyak kerangka yang berbeda dengan jenis ectenosaurus yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dari kerangka gigi maupun tonjolan tulang di bagian depan mulut. Setelah bertahun-tahun, ia pun menyimpulkan bahwa fosil tersebut merupakan spesies baru mosasaurus.
Salah satu perbedaan mencolok spesies baru ini dengan spesies Ectenosaurus clidastoides yaitu struktur rahang. Ectenosaurus clidastoides memiliki rahang yang panjang dan ramping menyerupai buaya gharial. Adapun Ectenosaurus everhartorum memiliki struktur rahang yang tidak tajam atau lebih tumpul dari spesies lainnya.
Para peneliti mendedikasikan proyek tersebut untuk mendiang Dale Russell, salah satu peneliti yang karyanya memiliki dampak besar dalam paleontologi mosasaurus Amerika Utara. Akan tetapi, nama spesies baru mosasaurus ini didedikasikan untuk Everhart, pasangan suami dan istri dari Kansas yang telah menghabiskan lebih dari 30 tahun memimpin perjalanan penelitian lapangan di Smoky Hill Chalk yang kaya akan fosil.
”Ini suatu kehormatan besar. Mosasaurus sangat istimewa bagi kami. Lautan tidak akan menjadi tempat yang aman untuk berenang di periode Kapur karena adanya mosasaurus,” kata Mike Everhart, palaentolog sekaligus penulis buku Oceans of Kansas.
Pusat penelitian
Mosasaurus adalah reptil yang sangat besar dan menjadi predator utama di laut pada masanya. Mereka menghuni lautan di seluruh dunia selama periode Kapur atau pada masa kehidupan tyrannosaurus (t-rex). Fosil mosasaurus pertama ditemukan di Belanda setengah abad sebelum istilah dinosaurus dipopulerkan oleh para peneliti.
Mosasaurus mulai menarik perhatian dunia setelah ahli paleontologi Othniel Charles Marsh dan Edward Drinker Cope mulai mempelajari batu kapur di Kansas. Sejak saat itu, banyak para peneliti di dunia yang menjadikan Kansas sebagai pusat penelitian mosasaurus.
”Di Kansas barat, kami memiliki lebih dari 1.500 spesimen mosasaurus. Dari jumlah itu, kami hanya dapat menemukan satu spesimen yang masing-masing mewakili dua spesies ectenosaurus ini. Ini merupakan fakta yang sangat luar biasa,” kata Konishi.