Peneliti Ungkap Otak Daspletosaurus Lebih Bervariasi
Analisis menggunakan CT Scan menunjukkan tempurung otak hewan purba, daspletosaurus, berbeda-beda. Daspletosaurus merupakan dinasurus predator yang hidup di hutan pantai pada akhir zaman kapur atau 75 juta tahun lalu.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
Para ilmuwan dari Canadian Museum of Nature, Kanada, telah merekonstruksi otak dan tempurung serta telinga bagian dalam dari dua spesimen daspletosaurus yang terpelihara dengan baik. Hasilnya, dinosaurus predator yang hidup 75 juta tahun lalu ini memiliki otak yang lebih bervariasi dibandingkan spesies terkait lainnya.
Hasil studi terkait anatomi dan perbandingan daspletosaurus ini telah terbit di Canadian Journal of Earth Sciences, 19 Agustus lalu. Para ilmuwan melakukan rekonstrusi otak daspletosaurus secara digital menggunakan pemindai komputer tomografi (CT Scan).
Paleontolog dari Canadian Museum of Nature sekaligus penulis studi tersebut, Tetsuto Miyashita, mengemukakan, hasil studi rekonstruksi dua spesimen daspletosaurus menunjukkan bahwa otak mereka sangat bervariasi. Temuan ini sekaligus menentang pandangan ilmuwan lain yang menilai bahwa otak dan tempurung dinosaurus sedikit bervariasi dalam satu spesies yang sama.
”Sama halnya dengan tyrannosaurus, penelitian ini menunjukkan bahwa daspletosaurus memiliki otak berukuran relatif baik untuk dinosaurus. Namun, berdasarkan rekonstruksi otak dan tempurungnya serta struktur telinga, kedua spesies dinosaurus ini mewakili bentuk yang berbeda,” ujarnya, dikutip dari situs resmi Canadian Museum of Nature, Senin (23/8/2021).
Hasil rekonstruksi juga menemukan adanya perbedaan dalam dua spesimen otak daspletosaurus. Temuan ini menegaskan bahwa meski kerangkanya serupa, daspletosaurus memiliki banyak variasi dalam tempurung otaknya.
Akses ke tempurung otak—bagian dalam tengkorak yang mengelilingi dan melindungi otak—membantu membuka salah satu bagian paling kompleks dari anatomi dinosaurus. Akan tetapi, hal ini membutuhkan teknologi medis canggih, seperti CT Scan untuk mencitrakan ruang internal yang tersembunyi di bawah tulang dinasaurus yang sangat tebal.
Oleh karena itu, sebagian besar penelitian tentang otak dinosaurus masing-masing berfokus pada satu spesimen dari spesies yang mewakili kelompok tersebut. Sebagai pengecualian, tyrannosaurus atau t-rex memiliki beberapa rekonstruksi otak. Sementara pada studi terbaru ini, para ilmuwan berhasil mengungkap dua tengkorak daspletosaurus yang jauh lebih langka dari t-rex.
Ahli tempurung otak dinosaurus dari National University of Comahue, Argentina, Ariana Paulina Carabajal, juga turut berperan dalam memberikan model rinci anatomi dan struktur otak serta telinga bagian dalam daspletosaurus. Ia menemukan adanya kanal tulang besar yang akan mentransmisikan saraf untuk menggerakkan bola mata. Ia juga menggambarkan kantung udara besar yang mengisi sebagian besar tulang tempurung otak.
”Rongga di dalam tulang ini tidak hanya membuat tengkorak besar lebih ringan, tetapi juga terkait dengan daerah tengah telinga. Rongga ini mungkin membantu memperkuat suara dan membantu sistem yang berkomunikasi ke telinga kiri dan kanan sekaligus memungkinkan otak untuk menentukan dari mana suara itu berasal,” kata Ariana.
Menurut Ariana, studi tentang struktur tempurung otak dan rongga endokranialnya pada akhirnya juga memberikan wawasan tentang otak dinosaurus. Dengan penelitian lebih lanjut, ilmuwan akan mengetahui karakteristik otak, seperti tata letak saraf kranial dan beberapa aspek biologi sensorik seperti anatomi pendengaran ataupun visual yang mendorong kehidupan dinosaurus.
Daspletosaurus merupakan dinosaurus predator yang hidup di hutan pantai pada akhir zaman kapur atau sekitar 75 juta tahun yang lalu. Daspletosaurus menjadi salah satu predator ganas yang hidup pada zaman tersebut sebelum kemunculan spesies lainnya, yakni tyrannosaurus, sekitar 10 juta tahun yang lalu.
Dua spesimen daspletosaurus tersimpan dengan baik di Canadian Museum of Nature. Satu spesimen digali pada tahun 1921 di sepanjang tepi Sungai Rusa Merah Alberta, Kanada. Spesimen pertama tersebut kemudian berhasil diidentifikasi sebagai daspletosaurus oleh palaentolog Dale Russell pada 1970. Sementara spesimen kedua ditemukan pada tahun 2001 dan disimpan di Museum Paleontologi Royal Tyrrell di Alberta.