Runtuhkan Sekat Keilmuan dan Kelembagaan untuk Hasilkan Inovasi
Sinergi antarlembaga dan perguruan tinggi perlu diperkuat untuk melahirkan inovasi teknologi. Itu bisa dicapai dengan meruntuhkan sekat keilmuan dan kelembagaan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS Penelitian perguruan tinggi perlu meruntuhkan sekat-sekat keilmuan dan kelembagaan agar bisa berkolaborasi untuk menghasilkan inovasi. Apalagi kini perguruan tinggi didorong untuk terlibat aktif menghasilkan inovasi teknologi merah putih atau produk dalam negeri.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan hal itu dalam webinar peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2021 bertajuk "Gotong Royong Inovasi untuk Menguatkan Bangga Buatan Indonesia”, di Jakarta, Selasa (10/8/2021),
Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional bermula pada 10 Agustus 26 tahun lalu, saat Indonesia berhasil mewujudkan pesawat N-250 Gatot Kaca. ”Momen itu membangkitkan optimisme pada inovasi anak bangsa. Tapi kecintaan pada produk dalam negeri rendah karena kualitas dan banyak inovasi pelajar dan mahasiswa yang belum diberi tempat,” kata Nadiem.
Kemendikbudristek, lanjut Nadiem, mengedepankan Merdeka Belajar untuk inovasi yang lahir dari kolaborasi dengan peserta didik sebagai prioritas utama. Karena itu, pendidik memberikan kemerdekaan kepada pelajar untuk mencoba hal baru dan menciptakan inovasi. Tuntutan inovasi kini adalah menghilangkan batas dan sekat bidang ilmu, sektor, serta lembaga.
”Inovasi anak bangsa dibutuhkan untuk Indonesia yang tangguh. Produk merah putih akan makin banyak lahir dari sinergi dunia pendidikan, pemerintah, industri. Sinergi juga diperlukan untuk pemanfaatan inovasi yang lebih luas dan berkesinambungan,” ungkapnya.
Produk merah putih akan makin banyak lahir dari sinergi dunia pendidikan, pemerintah, dan industri. Sinergi juga diperlukan untuk pemanfaatan inovasi yang lebih luas dan berkesinambungan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan, perguruan tinggi kini di bawah naungan Kemendikbudristek untuk mendorong lahirnya produk inovasi buatan bangsa. Salah satunya, rencana pengadaan laptop atau tablet buatan dalam negeri untuk mendukung digitalisasi pendidikan.
”Kita harus bangga dengan hasil produksi dalam negeri dari hulu sampai hilir. Saatnya bersama wujudkan kebangkitan produk berkualitas buatan Indonesia,” kata Luhut.
Kolaborasi dari awal
Nadiem menegaskan, ekosistem riset harus dilihat sebagai satu kesatuan. Hal ini diwujudkan dengan memecahkan sekat-sekat akademi-industri dengan melakukan kolaborasi sejak riset tahap awal. Riset fundamental hingga terapan harus sudah melibatkan sinergi akademik-perguruan tinggi agar menghasilkan inovasi yang dapat dihilirisasi.
Menurut Nadiem, regulasi riset di perguruan tinggi juga didorong untuk merdeka dari sekat-sekat. Karier dosen akan terakselerasi dengan dedikasi di dunia riset. Adapun mahasiswa yang berminat di bidang riset bisa terlibat tanpa mengorbankan beban kuliah karena ada pengakuan hingga 20 satuan kredit semester (SKS).
”Kami mendorong dinamika riset terapan demi menghasilkan teknologi baru, yang berdampak pada ekonomi dan nama Indonesia di panggung dunia. Jadi harus kita lahirkan paradigma baru, tidak melihat pembatasan akademik dan industri dalam riset karena kolaborasi sejak dari awal,” kata Nadiem.
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pandemi Covid-19 memberi pesan mengenai pentingnya memiliki kemandirian secara total di bidang kesehatan. Apalagi Indonesia memiliki biodiversitas luar biasa, yang dapat dimanfaatkan untuk menyediakan bahan baku obat-obatan yang siap pakai.
”Kami sudah mengevaluasi 10 molekul obat yang diperlukan, tetapi masih impor, ke depan supaya produk bahan baku obat bisa diproduksi di dalam negeri. Juga teknologi kesehatan, alat kesehatan sebenarnya bisa dibuat dalam waktu singkat,” katanya.
Kuncinya, lanjut Dante, butuh riset yang memberikan bukti ilmiah sehingga aktivitas dan produk riset kesehatan bisa dihilirisasi. Kolaborasi dengan berbagai PT untuk menguji beragam bahan tumbuhan yang berkhasiat sudah dilakukan Kementerian Kesehatan bersama sejumlah perguruan tinggi.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo menambahkan, pihaknya mendorong percepatan produk inovasi pengembangan di PT untuk bisa masuk skala industri. ”Kami mempertemukan perusahaan dan peneliti atau business matching untuk hilirisasi,” katanya.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek, Nizam, mengatakan, ekonomi berbasis inovasi perlu didukung riset. Semangat menghadirkan teknologi merah putih atau inovasi produk dalam negeri melalui hilirisasi riset PT semakin tinggi. Ada Kedaireka yang menjadi platform lintas perguruan tinggi, lintas kementerian, dunia usaha, dan industri untuk hilirisasi.