Industri Berkomitmen Mengumpulkan dan Mendaur Ulang Kemasan
Komitmen dari industri atau pihak swasta dalam pengelolaan sampah ditunjukkan dengan mengumpulkan dan mendaur ulang kemasan yang telah diproduksi.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Saat ini kian banyak industri atau pihak swasta yang mendukung program pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular melalui kegiatan usahanya. Komitmen ini ditunjukkan dengan mengumpulkan dan mendaur ulang kemasan yang telah diproduksi.
Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo menyampaikan, upaya Danone untuk mendukung pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular salah satunya dilakukan melalui Gerakan Bijak Berplastik. Gerakan yang diluncurkan sejak 2018 ini mendukung program pemerintah dalam mengurangi sampah plastik.
Gerakan Bijak Berplastik fokus melakukan tiga hal dengan tonggak pencapaian tahun 2025. Tiga hal itu adalah pengumpulan sampah kemasan lebih banyak dari yang diproduksi, edukasi publik atau konsumen terkait pengurangan hingga pengelolaan sampah, serta inovasi untuk menciptakan kemasan yang lebih mudah didaur ulang.
”Salah satu perwujudan ekonomi sirkular di Danone adalah mendorong bisnis galon guna ulang sejak 1983. Sampai saat ini masih terus kami kembangkan sehingga menjadi bisnis mayoritas dan juga menekan pemakaian plastik puluhan kali lebih besar dibandingkan botol sekali pakai,” ujarnya dalam webinar festival peduli sampah nasional, Rabu (4/8/2021).
Meski bisnis galon guna ulang terus meningkat, Karyanto mengakui bahwa produk dengan kemasan sekali pakai masih menjadi tantangan. Oleh karena itu, sejak 1993 Danone dan sejumlah mitra menginisiasi program Aqua Peduli, yakni mengumpulkan kembali botol kemasan yang saat itu tidak terkelola dengan baik.
Program tersebut kemudian terus dikembangkan di beberapa lokasi sehingga dapat mengumpulkan kemasan botol bekas secara masif dengan volume yang cukup besar. Namun, inisiasi ini masih sangat bergantung pada pekerja sektor informal seperti pemulung atau bank sampah. Agar kesejahteraan pemulung ini meningkat, Danone pun memberi edukasi pengumpulan botol bekas, literasi finansial, hingga akses kesehatan.
”Semua upaya tersebut menjadikan kami perusahaan dengan material daur ulang untuk semua kemasan hingga 25 persen. Kami akan terus melakukan langkah terobosan dan inovasi untuk meningkatkan kandungan material daur ulang hingga tiga kali lipat dari sekarang,” tuturnya.
Selain Danone, pengumpulan dan daur ulang kemasan juga menjadi komitmen PT Tetra Pak Indonesia, perusahaan di bidang pemrosesan dan pengemasan makanan serta minuman. Sustainability Manager PT Tetra Pak Indonesia Reza Andreanto mengatakan, kemasan karton dari Tetra Pak mayoritas terbuat dari 70 persen kertas dan didaur ulang beberapa kali.
”Semua kemasan karton ini berasal dari kayu yang didapat dari hutan-hutan bersertifikat. Lapisan lainnya itu polimer atau plastik dan aluminium foil. Akan tetapi, kami juga berusaha mengurangi penggunaan plastik dari bahan bakar fosil ini dan mengganti serta meningkatkan penggunaan material berbasis tanaman,” ungkapnya.
Reza memastikan bahwa kemasan dari Tetra Pak dapat didaur ulang sepenuhnya dan dapat dijadikan berbagai macam produk baru. Daur ulang ini juga sudah dibuktikan dalam riset bersama Balai Besar Pulp dan Kertas sejak 2005 dan praktik nyata selama 15 tahun.
”Sejak riset tersebut, kami terus berkolaborasi dengan beberapa pemain di rantai pengelolaan sampah mulai dari jaringan pengumpulan hingga pendaur. Upaya lainnya termasuk terjun langsung dalam melakukan edukasi konsumen,” ucapnya.
Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mengemukakan, selama tiga hingga empat tahun terakhir sudah terdapat perkembangan yang cukup signifikan dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Berbagai kalangan melakukan inisatif dan inovasi dalam menyelesaikan persoalan sampah ini.
”Pihak produsen atau swasta sudah menunjukkan komitmen, peran, dan tanggung jawabnya dalam membantu mengelola sampah dari produknya masing-masing. Gerakan partisipasi publik juga berkembang sangat pesat di Indonesia,” katanya.
Pihak produsen atau swasta sudah menunjukkan komitmen, peran, dan tanggung jawabnya dalam membantu mengelola sampah dari produknya masing-masing. (Novrizal Tahar)
Menurut Novrizal, saat ini industri daur ulang dengan kapasitas besar juga berkembang dengan baik. Perkembangan industri daur ulang ini akan meningkatkan permintaan terhadap sampah untuk menjadi bahan baku sehingga turut menyelesaikan persoalan sampah.