”Eco-Enzyme” Bermanfaat bagi Lingkungan dan Kesehatan
”Eco-enzyme”, larutan zat organik kompleks dari hasil fermentasi sisa organik, gula, dan air, dapat memberikan dampak luas bagi lingkungan, kesehatan, hingga ekonomi.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Eco-enzyme yang merupakan larutan zat organik kompleks dari hasil fermentasi sisa organik, gula, dan air dapat memberikan dampak luas bagi lingkungan, kesehatan, hingga ekonomi. Eco-enzyme dapat mengurangi dampak limbah makanan, mengurangi penggunaan bahan kimia, dan mempromosikan gaya hidup berkelanjutan.
Guru Besar Bidang Ilmu Mikrobiologi Universitas Padjajaran Ratu Safitri mengemukakan, 25 persen dari produk sayur dan buah merupakan sampah atau bagian yang tidak dikonsumsi. Namun, sampah sayur dan buah ini masih memiliki kandungan, seperti karotenoid, enzim, polifenol, minyak, vitamin, mikroorganisme, dan nilai asiditas.
”Jika sampah ini difermentasi dan dicampur dengan bahan pendukung, seperti molase dengan rasio tertentu, maka setelah tiga bulan akan menghasilkan eco-enzyme. Jadi, eco-enzyme adalah larutan kompleks berwarna coklat tua dari hasil fermentasi limbah buah dan memiliki aroma asam manis yang kuat,” ujarnya dalam webinar, Selasa (3/8/2021).
Ratu menjelaskan, eco-enzyme dapat dibuat dengan rasio satu gula atau molase, tiga sampah organik, dan sepuluh gelas air. Campuran tersebut kemudian disimpan ke botol plastik dan difermentasi selama tiga bulan. Setelah itu, hasil fermentasi disaring menggunakan kain dan cairan tersebut sudah menjadi eco-enzyme.
Ampas hasil penyaringan juga bisa dimanfaatkan kembali dengan cara dikeringkan dan dibuat pelet. Pelet ini kaya akan sumber nutrisi dan protein seluler yang baik untuk tanaman produksi maupun pakan ternak, yakni ikan, ayam, atau sapi.
Menurut Ratu, eco-enzyme memiliki berbagai kandungan senyawa aktif yang berguna bagi tubuh, seperti flavonoids, alkaloids, quinones, dan saponins. Semua senyawa tersebut berasal dari buah dan sayuran. Sedangkan proses fermentasi membuat eco-enzyme memiliki senyawa asam organik, seperti asam asetat, asam citrat, dan berbagai enzim.
Berbagai kandungan senyawa yang kompleks tersebut membuat eco-enzyme bersifat antijamur, bakteri, dan insektisida. Apabila digunakan, eco-enzyme dapat mempercepat pertumbuhan tanaman dan menghilangkan bau serta racun dalam udara. Bahkan, untuk keperluan sehari-hari, eco-enzyme dapat digunakan untuk menghilangkan sumbatan pada pipa dan pembersih rumah.
Dengan sampah ini ternyata bisa menghasilkan sesuatu yang menyejahterakan hidup kita karena tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk keperluan sehari-hari. (Ratu Safitri)
”Dengan sampah ini ternyata bisa menghasilkan sesuatu yang menyejahterakan hidup kita karena tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk keperluan sehari-hari. Eco-enzyme ini juga bisa dikonsumsi manusia, tetapi sisa sayur atau buahnya harus segar dan bersih,” katanya.
Presiden Rotary Club Bandung Florentina Lenny mengatakan, eco-enzyme juga sangat bermanfaat digunakan pada masa pandemi. Cairan eco-enzyme dapat digunakan untuk berkumur dengan mencampurkan satu tutup botol dan segelas air. Ini bermanfaat untuk meningkatan sistem limfatik imun, membunuh kumah di mulut, dan membersihkan dahak atau tenggorokan.
Manfaat lainnya dari eco-enzyme yaitu untuk memperlancar peredaran darah, memberikan rangsangan terhadap titik saraf, dan meningkatkan kualitas tidur. Manfaat ini dapat diperoleh dengan cara melarutkan 30 mililiter eco-enzyme ke dalam air dengan suhu 38-40 derajat celsius, kemudian rendam kaki selama 20 menit.
”Eco-enzyme dapat digunakan untuk membersihkan sayur dan buah cukup dengan mencampurkan dua sendok makan dan satu liter air selama 45 menit. Ini untuk menetralisir pestisida, herbisida, dan bahan kimia atau logam berat yang terkandung dalam sayur dan buah, terutama yang berasal dari luar negeri,” tuturnya.
Menurut Lenny, cairan eco-enzyme tidak memiliki kedaluwarsa, tetapi harus disimpan dengan cara yang benar. Eco-enzyme harus dipastikan disimpan dalam wadah tertutup rapat agar tidak terkontaminasi. Ia pun menyarankan untuk memakai dan menghabiskan satu wadah eco-enzyme terlebih dahulu sebelum membuka wadah lainnya.
”Karena tidak untuk dikonsumi, maka tidak perlu memerlukan izin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Eco-enzyme ini juga aman jika tertelan sedikit saat digunakan untuk berkumur. Sedangkan yang tidak diperbolehkan yaitu konsumsi atau diminum secara rutin. Dari hasil penelitian, konsumsi jangka panjang akan mengakibatkan kebutaan,” katanya.