Konsultasi Daring dan Pengiriman Obat Gratis bagi Pasien Isolasi Mandiri
Pasien yang menjalani isolasi mandiri dapat memanfaatkan fasilitas konsultasi dokter secara daring melalui aplikasi yang bekerja sama dengan pemerintah. Layanan lain berupa pengantaran obat.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menyediakan layanan konsultasi kesehatan secara daring bagi pasien Covid-19 yang harus menjalani isolasi secara mandiri. Selain itu, layanan pengantaran obat juga diberikan secara gratis beserta dengan layanan pemeriksaan tes usap di laboratorium PCR.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (5/7/2021), mengatakan, layanan konsultasi kesehatan daring atau telemedicine bagi pasien isolasi mandiri (isoman) dapat dilakukan melalui 11 layanan telemedicine. Layanan ini diberikan secara gratis.
”Kami sangat memahami bagi yang harus isolasi mandiri butuh konsultasi butuh ketenangan bahwa diperhatikan dan tahu bahwa mereka menerima pengobatan yang benar. Untuk itulah, kami melakukan layanan telemedicine,” ujarnya.
Adapun 11 layanan konsultasi daring yang telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, yakni Alodokter, GetWell, Good Doctor, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, dan YesDok. Pemanfaatan layanan ini menurut rencana mulai diuji coba di Jakarta pada Selasa, 5 Juli 2021.
Budi menyampaikan, selain konsultasi daring dengan dokter, pasien yang harus menjalani isolasi mandiri juga akan mendapatkan paket suplemen dan obat-obatan. Bagi pasien tanpa gejala akan mendapatkan paket multivitamin yang terdiri dari vitamin C, vitamin D, vitamin E, dan zinc dengan jumlah 10 paket. Sementara bagi pasien dengan gejala ringan akan mendapatkan paket yang terdiri dari multivitamin (vitamin C, B, E, dan zinc), azitromisin, oseltamivir, dan parasetamol. Seluruh paket ini akan disiapkan oleh Apotek Kimia Farma dengan resep dokter.
Kami sangat memahami bagi yang harus isolasi mandiri butuh konsultasi butuh ketenangan bahwa diperhatikan dan tahu bahwa mereka menerima pengobatan yang benar. Untuk itulah, kita melakukan layanan telemedicine.
Selain itu, layanan yang diberikan ini juga terintegrasi dengan 742 laboratorium pemeriksaan berbasis PCR yang tersebar di seluruh Indonesia. Hasil dari pemeriksaan tersebut bisa diakses dalam aplikasi dari layanan yang tersedia.
”Semua pasien Covid-19 diharapkan bisa mendapatkan akses dan pelayanan medis tepat waktu tanpa harus mengantre di rumah sakit. Dengan demikian, pelayanan di rumah sakit dapat kita prioritaskan untuk pasien dengan gejala sedang, berat, dan kritis,” kata Budi.
Kapasitas rumah sakit
Terkait dengan kapasitas tempat tidur di rumah sakit, Budi menyampaikan, penambahan tempat tidur untuk pasien Covid-19 terus dilakukan. Saat ini, setidaknya ada 900 tempat tidur untuk perawatan isolasi dan 50 tempat tidur untuk layanan ICU yang disiapkan di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur. Fasilitas ini mulai dioperasikan pada Selasa (5/7/2021).
Kebutuhan tenaga kesehatan untuk menunjang layanan di tempat tersebut juga disiapkan. Sebagian besar tenaga kesehatan yang bertugas berasal dari wilayah lain dengan kasus Covid-19 yang tidak terlalu tinggi, seperti Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan menyampaikan, seluruh rumah sakit juga didorong untuk melakukan konversi tempat tidur sebanyak 30-40 persen dari kapasitas yang tersedia untuk perawatan pasien Covid-19. Rumah sakit darurat serupa dengan Asrama Haji, Pondok Gede, juga bisa diterapkan serupa di provinsi lain di Pulau Jawa dan Bali.
”Saat ini benar kalau (kasus) Covid-19 yang masuk ke rumah sakit di DKI Jakarta dan beberapa wilayah di wilayah di Pulau Jawa meningkat tajam dan sudah mencapai batas kapasitas rumah sakit. Jadi, pasien yang masuk akan ditata berdasarkan tingkat penyakitnya,” ucapnya.
Ketersediaan oksigen
Luhut mengatakan, permintaan oksigen saat ini meningkat tiga sampai empat kali lipat. Kekurangan yang terjadi di sejumlah tempat disampaikan sudah diatasi, antara lain dengan mendorong lima produsen oksigen untuk 100 persen memberikan produksi oksigennya untuk masalah kesehatan.
”Kita sudah mengimpor dan itu sudah on going. Dalam e-catalog juga sudah ada oksigen konsentrator agar bisa diakses oleh masyarakat,” katanya.
Budi menambahkan, identifikasi juga telah dilakukan terkait kebutuhan oksigen di setiap rumah sakit. Satuan tugas oksigen sudah dibentuk di setiap provinsi untuk menyesuaikan pasokan oksigen dengan permintaan di setiap rumah sakit. Hal itu termasuk pada transportasi logistik yang dibutuhkan.
”Jika ada kekurangan oksigen, Kementerian Perindustrian juga diminta untuk mengonversikan oksigen yang tadinya dialokasikan ke industri menjadi ke rumah sakit,” katanya.