Pengetahuan masyarakat terkait manfaat buah untuk meningkatkan imunitas tubuh sudah baik. Sayangnya, hal ini tidak dibarengi dengan kesadaran untuk mengonsumsi buah sebagai menu keseharian.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·5 menit baca
Konsumsi buah pada masyarakat Indonesia sangat kurang. Kondisi ini menjadi ironis karena Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan jenis buah-buahan lokal. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2020, konsumsi buah nasional per kapita sehari sebesar 88,56 gram. Jumlah itu masih jauh dari takaran ideal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni sebanyak 150 gram per kapita per hari.
Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini nyatanya juga tidak membuat masyarakat meningkatkan konsumsi buah dalam kesehariannya. Padahal, sebagian besar masyarakat tahu bahwa buah-buahan dapat berkontribusi dalam meningkatkan imunitas tubuh.
Hal tersebut tergambar dari survei daring yang dilakukan tim peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian. Penelitian tersebut dilakukan melalui jaringan media sosial pada 1-4 Mei 2020 dengan melibatkan 837 responden.
Dalam survei tersebut menunjukkan, sebanyak 99,64 persen responden percaya bahwa mengonsumsi buah-buahan dapat meningkatkan imunitas tubuh. Namun, hanya 39,28 persen responden yang akhirnya meningkatkan konsumsi buah selama masa pandemi Covid-19. Sebanyak 48,02 persen menyatakan konsumsi buah tidak berubah dan 12,69 persen lainnya justru menurun. Adapun buah yang paling banyak dikonsumsi selama pandemi antara lain, pisang, jeruk, pepaya, dan jambu biji.
Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Balitbangtan Kementerian Pertanian Adhitya Marendra Kiloes menyampaikan, konsumsi buah yang tidak meningkat signifikan selama masa pandemi bisa disebabkan karena masyarakat belum merasa buah sebagai kebutuhan pokok. Selain itu, masyarakat juga belum menjadikan konsumsi buah sebagai kebiasaan.
“Dari survei yang dilakukan, 94 persen responden tidak merasa kesulitan untuk menemukan buah di lingkungannya sehingga persoalan akses termasuk harga dan lokasi tidak menjadi masalah. Penyuluhan untuk meningkatkan konsumsi buah yang perlu ditingkatkan,” katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Rabu (30/6/2021).
Manfaat buah
Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association Rita Ramayuli menuturkan, buah berkontribusi besar sebagai sumber serat yang diperlukan tubuh. Dalam sehari, tubuh setidaknya memerlukan asupan serat sekitar 25-30 gram. Kebutuhan ini tidak bisa hanya dicukupi dari protein nabati dan sayuran.
Konsumsi buah juga penting untuk memenuhi kebutuhan vitamin C harian setiap orang. Dalam sehari, manusia memerlukan sekitar 90 miligram vitamin C. Dengan mengonsumsi buah, seperti pepaya dengan satu potong ukuran sedang misalnya, itu sudah memenuhi sekitar 70 miligram atau dua per tiga dari kebutuhan total harian seseorang.
Jika digantikan dengan konsumsi sayur, kebutuhan tersebut baru bisa dipenuhi apabila mengonsumsi sayur dalam jumlah yang cukup banyak. Padahal, vitamin C berperan penting sebagai anti oksidan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Kandungan mineral pada buah juga penting untuk menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh. Sumber pangan pokok serta lauk-pauk lebih banyak menghasilkan asam pada tubuh. Untuk menyeimbangkan kadar basa, konsumsi buah dan sayur diperlukan. Apabila tubuh mengandung kadar asam terlalu tinggi akan lebih berisiko terkena infeksi.
“Buah juga kaya akan kandungan fruktosa. Kandungan ini diperlukan sebagai sumber energi dan tenaga. Jadi selain untuk meningkatkan imunitas tubuh, buah penting untuk menjaga stamina,” ucap Rita.
Menurut dia, kebutuhan konsumsi buah akan semakin meningkat jika seseorang sedang sakit. Ketika sakit, tubuh akan kehilangan mikronutrien. Untuk menganti kandungan mikronutrien yang hilang, buah bisa menjadi alternatif yang baik. Konsumsi buah bisa diberikan dengan cara mengambil sari buahnya atau dengan menghaluskannya. Buah yang dikonsumsi pun harus bervariasi jangan hanya berdasarkan kegemaran ataupun selera saja. Itu karena setiap buah memiliki manfaatnya masing-masing.
Dalam sehari, rata-rata konsumsi buah yang dibutuhkan sekitar 2 porsi dalam sehari. Hitungan porsi ini akan berbeda untuk setiap jenis buah. Pada satu porsi pepaya sama dengan 110 gram atau satu potong besar. Jumlah itu sama dengan 85 gram atau satu buah kecil apel.
Hitungan ini akan berbeda dengan jeruk manis yang satu porsinya setara dengan 110 gram atau dua buah ukuran sedang. Untuk menentukan porsi ini, masyarakat bisa mengeceknya di Daftar Bahan Makanan Penukar yang bisa diakses secara daring.
“Kebutuhan harian ini juga akan berbeda untuk setiap usia. Pada usia remaja kebutuhan buah akan semakin besar yakni 5-6 porsi untuk remaja laki-laki dan 4-5 porsi untuk remaja perempuan. Sementara pada anak hanya butuh sekitar 2 porsi dalam sehari dan dewasa sekitar 2-4 porsi sehari,” tutur Rita.
Gizi seimbang
Kementerian Kesehatan sebenarnya juga telah mengeluarkan panduan gizi seimbang pada masa pandemi Covid-19. Bahkan, sebelum pandemi berlangsung, panduan gizi seimbang sudah sering digemakan melalui konsep “Isi Piringku”.
Kebutuhan harian ini juga akan berbeda untuk setiap usia. Pada usia remaja kebutuhan buah akan semakin besar yakni 5-6 porsi untuk remaja laki-laki dan 4-5 porsi untuk remaja perempuan. (Rita Ramayuli)
Pada setiap sajian makanan, setengah dari isi piring harus terdiri dari buah dan sayur dengan sepertiga bagiannya merupakan buah-buahan. Di masa pandemi, konsumsi buah sebagai bagian dari gizi seimbang kian penting untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan serat yang berfungsi untuk membangun kekebalan atau imunitas tubuh.
Dalam panduan gizi seimbang pada masa pandemi Covid-19 telah dijelaskan macam-macam buah beserta dengan manfaatnya sesuai dengan warna. Pada buah berwarna merah seperti semangga, tomat, dan stroberi, kandungan vitamin C dan zat flavonoid cukup tinggi. Kandungan ini bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dan menjaga kesehatan hati.
Sementara pada buah berwarna kuning dan oranye memiliki kandungan vitamin A dan karoten yang tinggi yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan penglihatan. Buah dengan warna ini juga kaya akan antioksidan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Tim Ahli Sub Direktorat Pengelolaan Konsumsi Gizi Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Dewi Astuti menyampaikan, promosi dan kampanye pemenuhan gizi seimbang selama masa pandemi semakin ditingkatkan. Konsumsi buah termasuk dalam kampanye yang juga dilakukan. Peningkatan konsumsi buah ini menjadi penting karena tingkat konsumsi buah di masyarakat amat rendah.
Dalam kampanye yang dilakukan, pemilihan buah-buahan lokal yang berada di sekitar tempat tinggal masyarakat menjadi penekanan yang disampaikan. Dengan mengonsumsi buah lokal diharapkan bisa lebih menjangkau kemampuan masyarakat.
Karena itu, peran seluruh pihak diperlukan untuk mendukung peningkatan konsumsi buah di masyarakat. “Pemerintah daerah bisa lebih gencar mempromosikan buah lokal yang bisa dikonsumsi masyarakat serta menyediakan buah dengan harga yang terjangkau dan mudah diakses,” kata Dewi.
Edukasi serta kampanye masih harus lebih masif dilakukan untuk meningkatkan konsumsi buah di masyarakat. Diharapkan, buah yang dikonsumsi pun jangan hanya berdasarkan selera sehingga keberagaman jenis buah yang dimakan tidak diperhatikan.
Biasanya, masyarakat juga cenderung memilih buah-buahan impor. Pemberdayaan pada petani lokal pun perlu dilakukan agar buah-buahan lokal yang kaya akan kandungan nutrisi bisa lebih mudah dijangkau masyarakat, terutama untuk memenuhi kebutuhan selama masa pandemi.