Pelacakan dan Pemeriksaan di Kudus dan Sekitarnya Perlu Diperluas
Tes dan pelacakan kasus harus digencarkan di Kabupaten Kudus dan daerah-daerah sekitarnya menyusul lonjakan kasus Covid-19 di Kudus dalam beberapa minggu terakhir.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah sampel virus yang diperiksa dari kasus penularan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menunjukkan adanya varian B.1.617 virus SARS-CoV-2 dari India. Penularan akibat varian dari virus tersebut diperkirakan sudah meluas. Pelacakan dan pemeriksaan pun perlu lebih gencar, termasuk di daerah sekitar Kudus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari hasil pemeriksaan sekuensing genom pada sampel kasus di Kabupaten Kudus telah ditemukan adanya varian mutasi virus dari India. ”Sudah ada yang positif (varian mutasi dari India) hanya belum tahu berapa jumlah yang terkonfirmasi,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (12/6/2021).
Varian B.1.617 merupakan varian virus SARS-CoV-2 yang masuk sebagai varian of concern atau varian yang diperhatikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meski saat ini belum ada bukti bahwa virus ini dapat menimbulkan perburukan, kewaspadaan perlu ditingkatkan karena kecepatan penularannya cukup tinggi.
Berdasarkan data yang diakses dari corona.jatengprov.go.id per 12 Juni 2021, jumlah kasus aktif yang dilaporkan di Kabupaten Kudus mencapai 2.342 kasus dengan total kasus kematian sebanyak 862 kasus. Di tingkat nasional, kasus aktif yang tercatat 108.324 kasus dengan penambahan kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 7.465 kasus dan 164 kematian.
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan menyampaikan, keberadaan varian baru dari India di Kabupaten Kudus diperkirakan sudah meluas seiring dengan lonjakan kasus yang terjadi di wilayah tersebut. Sementara, pelacakan dan pemeriksaan yang dilakukan masih terbatas sehingga pemetaan secara epidemiologi tidak bisa dilakukan.
”Kondisi saat ini membutuhkan kerja cepat dan tepat. Pemeriksaan dan pelacakan harus ditingkatkan dan dipercepat. Kalau memang mau serius, pelacakan dilakukan ke 20-30 kontak erat dan diperiksa dengan cepat. Jika dilakukan dengan benar, diperkirakan kasus di Kudus mencapai 30.000 kasus,” tuturnya.
Menurut dia, upaya pelacakan dan pemeriksaan, termasuk pemeriksaan genomik, perlu diperluas ke daerah lain yang berada di sekitar Kabupaten Kudus. Dengan tingkat mobilitas masyarakat yang tinggi, penularan virus dengan varian dari India diperkirakan sudah lama terjadi dan meluas di daerah lain.
Kondisi saat ini membutuhkan kerja cepat dan tepat. Pemeriksaan dan pelacakan harus ditingkatkan dan dipercepat. Kalau memang mau serius, pelacakan dilakukan ke 20-30 kontak erat dan diperiksa dengan cepat. Jika dilakukan dengan benar, diperkirakan kasus di Kudus mencapai 30.000.
Penutupan wilayah juga perlu dipertimbangkan untuk mencegah penularan kasus yang meluas. Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro harus dipastikan berjalan, terutama untuk membatasi mobilitas masyarakat. Di sisi lain, masyarakat perlu lebih disadarkan akan ancaman Covid-19 serta diminta terus menerapkan protokol kesehatan.
”Fasilitas kesehatan juga harus bersiap akan potensi lonjakan kasus. Puskesmas bisa digunakan untuk perawatan sementara dalam kondisi emergency. Pastikan pula isolasi pada kasus yang terkonfirmasi diawasi dengan ketat,” kata Ede.