Kelancaran Vaksinasi Butuh Dukungan Komprehensif Banyak Pihak
Keberhasilan vaksinasi Covid-19 bergantung pada rangkaian proses produksi, distribusi, dan penyuntikkannya kepada penerima. Karena itu, dukungan semua pihak di setiap proses itu akan sangat berarti.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meski bukan kunci utama dalam penanganan Covid-19, vaksinasi menjadi satu langkah pencegahan yang harus dijalankan secara optimal. Dukungan semua pihak dibutuhkan agar program vaksinasi di Indonesia bisa berjalan lancar. Selain memastikan jumlah vaksin yang tersedia mencukupi, proses distribusi dan pelaksanaan vaksinasi juga perlu diperhatikan.
Kepala Divisi Ritel dan Pelayanan PT Bio Farma, Mahsun Muhammadi di Jakarta, Selasa (8/6/2021), mengatakan, jumlah vaksin yang tersedia saat ini diharapkan bisa cukup untuk mencapai target satu juta penyuntikan per hari. Namun, kelancaran vaksinasi tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan dosis vaksin saja.
”Yang perlu diatasi dalam proses vaksinasi, yaitu jumlah vaksin yang cukup, distribusi vaksin, dan pelaksanaan vaksinasi. Tiga hal penting ini tentunya yang harus disiapkan bersamaan agar pelaksanaan vaksinasi bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Menurut dia, jumlah vaksin yang dibutuhkan akan disediakan secara bertahap, baik untuk vaksinasi program pemerintah maupun vaksinasi Gotong Royong. Untuk vaksinasi program, stok vaksin yang tersedia berasal dari vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh PT Bio Farma dari bulk Sinovac serta vaksin jadi dari AstraZeneca. Sementara untuk vaksinasi Gotong Royong menggunakan vaksin buatan Sinopharm.
Adapun jumlah vaksin Sinopharm yang sudah diterima saat ini sebanyak 500.000 dosis. Menurut rencana, sebanyak satu juta dosis akan dikirimkan kembali oleh Sinopharm pada 10-16 Juni 2021. ”Kita akan atur sedemikian rupa agar dua program ini bisa saling mendukung sehingga kecepatannya secara kumulatif bisa sesuai target,” kata Mahsun.
Guru Besar Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Pratiwi Pudjilestari Sudarmono menyampaikan, pemberian vaksin yang jumlahnya terbatas membutuhkan skala prioritas. Program vaksinasi yang berjalan di Indonesia kini dinilai sudah sistematis dan terjadwal.
Hal itu tampak dari penentuan prioritas penerima vaksin yang diawali oleh tenaga kesehatan dan lansia. Usia mulai dari 50 tahun pun kini sudah bisa mendapatkan vaksin di sejumlah daerah. Karena itu, masyarakat yang telah mendapatkan giliran untuk divaksin diharapkan bisa segera menerimanya.
”Ada dua cara untuk bisa terhindari dari Covid-19, yakni melakukan 3M atau protokol kesehatan secara kuat serta vaksinasi. Jika ada kesempatan untuk mendapatkan vaksinasi, segeralah divaksinasi, jangan pilih-pilih vaksin karena vaksin yang sudah mendapat izin penggunaan darurat itu aman dan efektif,” kata Pratiwi.
Selain itu, edukasi dan sosialisasi terkait vaksin juga perlu terus digencarkan. Penggunaan bahasa yang disampaikan ke masyarakat tidak perlu terlalu ilmiah, tetapi bisa meyakinkan masyarakat bahwa vaksin dapat mengurangi penularan serta keparahan jika sampai terinfeksi.
Pendekatan budaya bisa dijalankan sesuai dengan kondisi di setiap wilayah. ”Karena daerah kita terdiri dari berbagai etnis ragam budaya jadi memang (edukasi) masuk lewat budaya menjadi penting. Edukasi ini bagian dari kunci vaksinasi massal di Indonesia,” kata Pratiwi.
Jika ada kesempatan untuk mendapatkan vaksinasi, segeralah divaksinasi, jangan pilih-pilih vaksin karena vaksin yang sudah mendapat izin penggunaan darurat itu aman dan efektif
Immunization Officer Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia Olivi Silalahi menambahkan, masyarakat juga perlu sadar bahwa vaksinasi merupakan salah satu alat untuk menjaga sistem kesehatan masyarakat bisa tetap bertahan di tengah situasi pandemi. Tujuan vaksinasi, yaitu agar beban kesehatan bisa dikurangi.
”Jadi, vaksinasi ini untuk menyelamatkan nyawa, terutama pada kelompok risiko. Karena itu, vaksin yang dijalankan juga perlu dibarengi dengan penguatan pada 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) serta 3T (tes, lacak, dan isolasi). Semua harus dijalankan bersamaan,” tuturnya.