Konsumsi susu masyarakat Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan sejumlah negara di Asia Tenggara. Akses masyarakat pada susu berkualitas dan terjangkau perlu ditingkatkan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 16,27 kilogram per kapita per tahun. Jumlah itu termasuk terendah jika dibandingkan dengan sejumlah negara di Asia Tenggara. Karena itu, konsumsi susu di masyarakat perlu didorong tidak hanya dengan kampanye, melainkan juga menyediakan produk susu berkualitas yang terjangkau.
Badan Pusat Statistik mencatat rata-rata konsumsi susu di Indonesia pada 2020 sebesar 16,27 per kapita per tahun. Jumlah ini masih di bawah rerata konsumsi susu di negara Asia Tenggara, seperti Malaysia sebesar 36,2 kilogram per kapita per tahun, Myanmar 26,7 kilogram per kapita per tahun, dan Thailand 22,2 kilogram per kapita per tahun.
Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Saptawati Bardosono menyampaikan, pemerintah perlu mengambil langkah konkret yang dapat mendorong konsumsi susu di Indonesia. Tingkat konsumsi susu yang rendah ini dapat memengaruhi kualitas gizi di masyarakat. Susu memiliki kandungan nutrisi yang baik dan lengkap.
”Susu memang menjadi asupan tambahan, tetapi manfaatnya sangat baik bagi kesehatan. Itu bukan hanya sebagai nutrisi bagi tulang, tetapi juga pencernaan dan kesehatan kardiovaskular,” katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (7/6/2021).
Menurut dia, susu dapat dimanfaatkan sebagai tambahan asupan nutrisi yang belum terpenuhi dari konsumsi makanan utama. Berbagai kandungan baik pun bisa ditemukan di dalam susu, seperti zat gizi makro, zat gizi mikro, serta prebiotik dan probiotik.
Susu memang menjadi asupan tambahan, tetapi manfaatnya sangat baik bagi kesehatan. Itu bukan hanya sebagai nutrisi bagi tulang, melainkan juga pencernaan dan kesehatan kardiovaskular.
Karena itu, Saptawati menyampaikan, kampanye untuk meningkatkan konsumsi susu perlu lebih digalakkan. ”Selain kampanye harus dipastikan juga ketersediaan produk susu yang terjangkau bagi semua masyarakat. Pemerintah bisa mendorong adanya produksi susu generik supaya bisa murah,” ucapnya.
Ia juga menyarankan, pemerintah dapat memberikan subsidi pada produk susu yang beredar. Harga susu yang berkualias masih terbilang mahal sehingga tidak dapat dijangkau masyarakat luas.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Mengengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Jumeri menuturkan, konsumsi susu di masyarakat termasuk pada usia anak memang masih kurang. Anak yang bisa mengakses susu berkualitas juga terbatas.
Pemerintah telah menyusun pedoman gizi seimbang dengan memasukkan sumber protein sebagai gizi utama yang, antara lain, bisa didapatkan dari konsumsi susu. Program peningkatan gizi untuk anak usia dini juga telah dijalankan melalui program PAUD Holistik Integratif yang cakupannya termasuk layanan gizi dan kesehatan bagi anak PAUD.
Gizi seimbang
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi menyampaikan, pedoman gizi seimbang telah menjelaskan bahwa masyarakat perlu mengonsumsi berbagai sumber gizi yang dibutuhkan, yakni karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Jika kebutuhan gizi seimbang tidak terpenuhi, anak rentan mengalami tengkes atau stunting. Pertumbuhan serta perkembangannya pun akan terganggu.
”Kebutuhan gizi harus seimbang. Itu termasuk pada konsumsi protein yang bisa diperoleh dari susu. Selain susu, protein juga bisa didapatkan dari telur, ayam, ikan, dan daging,” katanya.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sekaligus Kepala Program Percepatan Penurunan Stunting Hasto Wardoyo menambahkan, kecukupan gizi tidak hanya diberikan pada anak usia dini, tetapi harus diperhatikan sejak fase prakehamilan. Ibu hamil perlu mengonsumsi gizi yang optimal, termasuk zat besi, omega 3, vitamim D, dan asam folat. Susu untuk ibu hamil bisa menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut.
”Ibu hamil juga perlu meminum susu ibu hamil yang mengandung mikronutrien yang mengandung Fe (zat besi). Kemudian juga susu yang dikonsumsi perlu mengandung DHA dan omega 3. Itu diperlukan untuk pertumbuhan otak janin. Selain itu, asam folat juga penting bagi kesehatan bayinya selama masa kehamilan,” tuturnya.